30 - believe

6.1K 601 51
                                    

Jungkook beberapa kali melihat Taehyung yang duduk di sebelahnya, di kursi samping pengemudi. Calon tunangannya itu masih terlihat cemberut sedari sebelum mereka memutuskan untuk keluar dari area kampus.

Beberapa saat lalu mereka berada di gazebo Fakultas Bisnis, Taehyung menemani Jungkook mengerjakan tugasnya setelah sarapan bersama di kantin. Tapi Jungkook heran melihat lelaki yang memiliki rambut berwarna ash grey itu nampak kesal saat beberapa mahasiswa menghampiri mereka, ingin memberikan hadiah pada Jungkook tepatnya.

Ditanya kenapa, Taehyung menjawab kalau Jungkook tidak boleh menerima apapun dari mereka, aku bisa membelikannya, tambahnya, namun memunculkan tawa  dari Jungkook membuat Taehyung makin menekuk bibirnya.

Tak hanya kejadian itu yang membuat Jungkook bertanya dan menilai bahwa Taehyung aneh. Pasalnya pagi tadi, ia disambut oleh gerutuan sang pemuda Kim padahal waktu janjian mereka untuk berangkat bersama masih sepuluh menit lagi. Dia pikir Taehyung tidak pernah seperti itu sebelumnya, jarang sekali ngambek untuk alasan yang bahkan Jungkook masih menebaknya.

Tunggu, atau Jungkook saja yang kurang...

Sekali lagi, matanya melirik ke arah Taehyung lantas kembali pada jalanan beraspal yang akan dilewati. Setidaknya, Jungkook mengingat sesuatu, perkataan calon tunangannya pagi tadi tepatnya sebelum bergegas menuju mobil.

Kau lebih tampan hari ini, kenapa? Tidak seperti biasanya.

Padahal kalau dilihat pun, tidak ada yang terlalu berbeda dengan penampilan Jungkook hari ini: leather jacket kesayangan, kaus hitam, celana jeans dengan sepatu timberland yang seminggu ini tidak bosan menemani. Sepertinya sama saja seperti kemarin, hanya berbeda warna kaus.

Tapi ketika Jungkook menghubungkan dengan ucapan Taehyung saat melarang dirinya menerima hadiah dari siapa pun, sudut bibirnya mendadak terangkat. Dia menatap seseorang di sebelahnya lagi untuk beberapa detik saat diketahui lampu lalu lintas menahan kendaraannya.

"Kenapa?" ketus Taehyung, merotasikan bola matanya lantas kembali menatap apa saja melalui kaca jendela.

Jungkook menggeleng seraya tersenyum. Taehyung tengah cemburu, dan dia yakin akan hal itu.

"Kau sudah beritahu dosen kalau tidak akan masuk kelas?"

"Apa?!" Taehyung menoleh, suaranya mendadak meninggi dan terdengar dingin, "Jadi kau ingin mengajakku membolos bukan jalan-jalan?"

"Mengambil hadiahku, kurasa kita akan bertemu eomma dan appa di sana kalau berangkat sekarang."

"Aku kira...kau lupa."

Suara Taehyung terdengar begitu pelan saat mengatakan dua kata terakhir, mungkin itu juga yang menjadi salah satu penyebab sikapnya hari ini.

"Mana mungkin, Taehyung." dan Jungkook mengakhirinya dengan mengusap puncak kepala lelaki yang dicintainya.

.

Pemberian Taehyung untuk Jungkook terlihat begitu mewah. Dari mulai hotel berbintang sebagai tempat berlangsungnya acara, semua tamu undangan yang menggunakan jas atau pakaian formal lainnya serta pelayanan yang disajikan oleh pihak hotel sebelum menuju ruang acara.

Mereka sampai setelah jam makan siang, menghabiskan sedikit waktu untuk memilih setelan jas yang cocok. Hei, tidak mungkin kan datang ke acara seperti ini dengan mengenakan kaus? Mungkin bagi Jungkook ataupun Taehyung sih tidak masalah, tapi pasti Nyonya Jeon akan mengomel nanti. Lagipula, tidak ada ruginya. Lihat, mereka seperti pasangan yang baru saja menyelesaikan acara lamaran mereka.

"Ah, coba lihat siapa yang datang." Wanita itu tersenyum ramah, menghampiri Taehyung dan memeluknya. Melupakan bahwa anak kandungnya yang berdiri di sebelah pemuda itu.

Unexpected Spring || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang