Jeon Jungkook

12.4K 1.2K 51
                                    

"eomma!"

teriakan itu terdengar khawatir. dia langsung menuju kamar seseorang yang tadi dipanggil eomma.

"eomma!" panggilnya lagi setelah membuka pintu kamar dengan kasar. dia berjalan cepat ke sisi ranjang yang di atas nya berada seorang wanita paruh baya sedang berbaring.

"eomma?" kini suaranya dia pelankan. tangannya yang hendak menyentuh kening sang ibu ditepis oleh sang empu membuat dia bingung. "eomma aku harus mengeceknya. atau setidaknya katakan yang eomma rasakan agar bisa aku belikan obatnya."

"tidak usah Jungkook. eomma tidak sakit."

"tapi wajah eomma pucat."

"eomma bilang tidak sakit! tapi kalau kau mau membawakan obatnya, mungkin eomma benar-benar tidak akan sakit."

Jungkook menggeleng tidak mengerti. padahal saat ditelpon tadi ibunya mengatakan kalau dia sakit dan meminta Jungkook untuk cepat pulang karena takut hal buruk akan terjadi. tapi sekarang Jungkook merasa ada yang aneh. "aku akan ke apotek dan mengambilnya."

"bukan di apotek!"

ternyata ibunya bisa bertingkah seperti anak kecil juga membuat Jungkook terkikik pelan. dia jarang sekali melihat ibunya seperti ini. mungkin juga sudah lama sekali dia tidak menghabiskan waktu dengan ibunya.

"lalu obatnya di mana? mau kuantar ke rumah sakit?"

"JANGAN!" sadar suaranya meninggi wanita itu jadi tertawa pelan. dia berdeham sebelum melanjutkan perkataannya pada sang anak. "obat eomma akan datang besok dari Daegu dan kau yang harus membawanya ke sini."

dahi Jungkook mengernyit dan makin bingung saja sekarang. "eomma memesan obat sampai ke Daegu? apa ketersedian obat itu tidak ada di Seoul?"

"ya pokoknya kau ke bandara saja besok jam 5 sore dan bawa calon tunanganmu dengan selamat kemari."

Jungkook melebarkan kedua matanya dan beberapa kali berkedip. takut takut kalau dia salah mendengar karena ibunya sedang sakit. "calon tunangan?"

"iya. kau tidak ingat? setelah umurmu 20 tahun kau akan dijodohkan dengan seseorang pilihan kakekmu."

"tapi sekarang sudah tidak jaman yang seperti itu eomma."

"hei, kau mau nanti digentayangi arwah kakekmu? silahkan saja kalau kau mau. eomma sih tidak. semasa dia hidup saja sudah menyeramkan bagaimana setelah dia menjadi arwah? eomma tidak mau membayangkannya."

helaan nafas keluar dari Jungkook. tahun lalu bahkan orangtuanya sudah bilang untuk menjemput langsung seseorang yang akan ditunangkan dengannya di Daegu. tentu Jungkook menolak dengan alasan untuk menggenapkan dulu umurnya menjadi 20. tapi dia tidak menyangka kalau ibunya sampai merencanakan hal seperti ini, meminta calon tunangannya untuk datang. tunggu, Jungkook jadi punya pertanyaan.

"eomma, dia akan tinggal di mana nanti?"

"tentu saja bersamamu! kalau perlu kalian se kamar."

"bahkan aku tidak bilang setuju dengan pertunangan ini."

"kau tidak boleh menolak, Jungkook! eomma mau kalian tinggal satu atap." tiba-tiba kikikan kecil terdengar dari ibunya. entah kenapa dia jadi membayangkan bagaimana reaksi Jungkook saat berdua saja dengan tunangannnya. meskipun dia belum melihat anak dari keluarga Kim secara langsung tapi dia saja sampai gemas sendiri melihat foto yang dikirimkan Nyonya Kim. hei, dia itu seorang ibu. jadi sedikitnya dia tahu bagaimana sifat sang anak.

"eomma kenapa?" Jungkook sadar saat melihat gelagat aneh dari ibunya. apalagi senyum di wajahnya yang tiba tiba keluar. seperti seseorang yang sedang kesengsem atau malu saja.

Unexpected Spring || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang