19. Sisi Lain Julian

12.4K 559 40
                                    

Jangan lupa vote dan komentar
Selamat membaca..

***

Dia mengobati lukaku.

Kapan terakhir kali ada orang yang perhatian seperti ini padaku?, aku tidak ingat. Atau mungkin, tidak pernah mendapatkannya.

"Terimakasih" suaraku gemetar, rasanya ingi menciumnya dengan keras. Namun aku belum sikat gigi, aku tidak ingin Yu merasakan sisa anyirnya darah serigala dalam mulutku.

Yu kembali duduk dengam tegak dan memakai sabuk pengaman.

Aku memegang kemudi dan melihat buku-buku jariku yang tertutup plester. Entah kenapa ada selintas perasaan bahagia dan bangga di hatiku. Aku bangga karena ada seseorang yang mau mengobati aku yang tengah terluka.

Aku terbiasa hidup sendiri di tengah-tengah sanjungan dan cacian masyarakat terhadapku.

"Kenapa kau diam saja?, tanganmu tidak kuat menyetir?" Ucapan Yu menarikku dari lamunan.

Apa dia tengah mengolok-olokku?

***

Author Pov

"Kenapa kau diam saja?, tanganmu tidak kuat menyetir?"

Julian segera menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya, "Apa kau bersikap seperti ini kepada semua pria?."

Kening Yura mengerut tidak mengerti. "Apa maksudmu?"

"Mengobati lukanya dan menggodanya hingga terangsang." Ujar Julian gelapakan dan di jawab dengan decihan jijik Yura.

"Kapan kau bisa berfikiran normal?."

"Mungkin setelah merasakan vaginamu." Jawab Julian dengan mata berkaca-kaca penuh harap.

Yura langsung membungkam dan menetralkan kekesalannya dalam diam. Mulut kurang ajar Julian tidak akan pernah bisa berubah, maka dari itu Yura harus terbiasa.

***

"Terimakasih" kata Yura sebelum membuka pintu mobil dan keluar.

"Tunggu" tahan Julian, "Punyamu ketinggalan" Juluan menyerahkan kotak kecil isi gantungan.

Yura menggeleng, "Untukmu."

Kening Julian mengerut, ia melihat kotak di tangannya dengan tatapan tidak bersahabat. "Aku tidak menerima barang murah, nanti kulit tanganku iritasi bila menyentuhnya"

Belum sempat Yura menutup pintu, ia tertunduk dan menatap tajam Julian. "Aku lupa kau perlu barang berkualitas,  kau buang saja jika tidak suka." Jawabnya dengan dingin, di akhiri dengan menutup pintu dengan bantingan kesal.

Beberapa saat Julian terdiam, sejenak dia melihat kotak di tangannya dan menggoyangkannya, bunyi derakan kecil di dalam kotak membuatnya sedikit penasaran.  Julian membukanya.

Julian menutupi wajahnya yang memerah dengan sedikit senyuman, "Imut sekali" gumamnya melihat boneka kucing kecil yang memeluk lighstick, jika sedikit di tekan akan menimbulkan suara eongan kucing bersamaan dengan lampu warna-warni dari lighstick.

Julian segera memasukannya gantungan itu kedalam saku jassnya dengan pandangan waspada takut ada yang melihatnya.

***

Langkah ringan Yura mendekati kanvas kosong di depannya, ia duduk dan termenung melihat bagaimana putih kanvas tanpa noda.

Yura tertunduk melihat telapak tangannya, seulas senyuman kesedihan menghiasi wajahnya. Hati Yura merasakan setitik kesakitan mengingat bagaimana dokter berkata jika dia tidak bisa melukis dalam waktu panjang.

CRAZY RICH MAN 18+ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang