8. di tolak

20.4K 838 44
                                    


***

Julian Pov

Mata Zicola bergerak panik, nafasnya naik turun tidak beraturan. "Jika tangan cedera. Dia tidak bisa melukis."

Hatiku teremas, aku ingat bagaiama Yu pernah mengatakan ingin melukis saat kami makan bersama siang tadi.

Zicola selalu membanggakan tingkat kekampuan Yu dalam berseni.

Bagaimana dengannya sekarang?, aku harap dia segera pulih.

Aku tidak tahu mengapa aku harus memikirkan ini semua. Aku tidak mengerti mengapa aku peduli dan sedih melihat Yu terluka.

Ini bukan aku..

Ku lihat di balik pintu. Menatap Zicola yang membungkuk memeluk Yu yang terbaring di ranjang.

Besok adalah hari kelulusanku dan Zicola, tidak masalah jika aku menjaga Yu sementara Zicola pergi.

Aku tidak perlu datang, dengan begitu ayahku akan marah. Aku senang melihat dia marah dan membuat publik bertanya-tanya.

Tapi aku tidak akan berjanji untuk tidak berbuat macam-macam.

Harusnya Rebeca di tuntut, meski aku yakin Zicola tidak akan melakukannya karena ada ayah yang menjadi benteng pelindung jalang itu.

Jika Zicola diam, maka aku yang akan memberinya pelajaran..

***

Author Pov

"Pengiriman ke Moscow. Apa sudah sampai?" ucap Julian di balik telepon, tangannya yang terampil sibuk mengetik di keyboard laptopnya.

"Sudah tuan, berliannya akan di pamerkan besok malam" jawab Strom di seberang.

"Bagus. Tutup semua akses peminpin partai, aku tidak ingin di ganggu setelah hari kelulusanku besok."

"Baik tuan."

Julian segera menyelesaikan perbincangannya ketika melihat kemunculan Rebeca yang duduk di kursi seberang Julian.

"Jika kau tidak keberatan, malam ini aku ingin menginap disini. Thomas ada urusan dan tidak bisa membawaku" ucap Rebeca dengan lembut layaknya seorang ibu.

Julian tidak bergeming dan tidak menganggap keberadaan Rebeca.

Dengan tangan terkepal diam-diam Rebeca masih bertahan dengan senyuman palsunya, "Aku akan ikut ke Inggris untuk urusan kerajaan. Thomas memperkenalkan aku sebagai calon isterinya"

"Bagus, menikahlah. Maka aku akan mengusir kalian dari istana"

"Juls jaga sikapmu."

"Kau yang tidak perlu bersikap baik di depanku jalang."

"Juls. Berhentilah berfikir negatif tentangku" lirih Rebeca sedih, namun tidak dapat menggoyahkan hati Julian sama sekali.

"Aku tahu kau yang mendorong Yu" Julian menutup laptopnya dan menatap tajam Rebeca, wanita itu nampak pucat dan takut meski bibirnya tersenyum.

"Juls, kau menuduhku. Itu sangat keterlaluan" Rebeca mulai terisak menangis.

Julian hanya menguap dan mengedarkan pandangannya ke sekitar dapur, suara tangisan Rebeca ia anggap pelengkap suara hujan yang deras di malam itu. "Ah sial, jangan bicara padaku lagi. Aku alergi bicara dengan jalang sepertimu."

"Aku akan mengatakannya pada Thomas. Thomas harus tahu jika anaknya sangat kurang ajar"

Brak!

CRAZY RICH MAN 18+ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang