Jangan lupa vote dan komentranya
Selamat membaca..***
Julian Pov
Langkahku melebar dan cepat, ingin segera sampai di antara Yu dan Nick. Jika mala mini Yu menolakku lagi. Aku bersumpah akan tetap menyeretnya pulang.
Belum sempat aku mendekat, seorang wanita berdiri di depanku dan tersenyum. Langkahku terhenti dan tertarik untuk berbincang dengannya sebentar.
"Hay Juls" Frici tersenyum dengan bibir merahnya, kali ini dia memakai dress panjang menjuntai ke lantai, namun bagian dada dan pahanya terbelah luas, tidak ada jahitan apapun di gaun itu, hanya seutas tali yang menjadi perekat.
Aku rasa dia memakai jubah mandi berbahan lain.
"Hay" aku mendekat dan tersenyum menyambut sentuhannya di pundakku.
Tidak ada salahnya aku bersenang-senang dulu sebelum menyelamatkan si kecil Yu.
"Lama tidak bertemu" kakinya melangkah satu gerakan dan membuat tubuh kami menempel. "Selamat atas kelulusanmu. Aku ikut senang."
"Tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada bertemu dengan wanita secantikmu" rayuku basa-basi, wajah Frici bersemu kemerahan.
Wajahnya mendekat, aku melihat matanya seperti warna kopi yang di biarkan kepanasan.
"Sepertinya ruang gerakmu akan semakin terbatas setelah ini."
Terbatas?, ya tentu saja.
Tapi tidak ada yang bisa mengaturku. Aku belum memutuskan apa akan mencalonkan diri atau tidak.
Tidak ada yang bisa mengaturku, kecuali Tuhan..
Mengapa aku harus jadi presiden jika orang lain bisa?.
Aku tidak suka di atur siapapun, menjadi presiden adalah keinginan ibuku. Mimpinya adalah mimpiku juga. Tapi itu saat aku masih kecil, aku masih berambisi karena adanya ibu yang cantik dan cerdas, lalu ada ayah yang di cintai rakyatnya.
Namun, setelah kejadian itu..
Aku membenci ayahku, tua bangka itu telah melukai malaikat kesayanganku.
Semenjak hari itu, aku tidak ingin seperti ayahku lagi..
Dan menjadi presiden adalah tanggung jawab besar yang bukan ranah bermain lagi. Jika aku berbisnis dan merugi, aku sendiri yang menanggungnya. Sementara menjadi presiden?, jika aku membuat kerugian maka semua rakyat yang menderita. Tidak, itu bukan gayaku.
Sentuhan Frici menarikku dari pusaran lamunan, wanita itu menyentuh wajahku dan menatap tulus. "Mengapa kau sangat sempurna Juls?"
Sempurna?. Sampulku sempurna karena uangku sayang, tapi jiwaku adalah pria gila yang kesepian..
Aku mengusap punggungnya dan tersenyum samar, "mungkin karena ada kau disini. Rasanya sangat menyenangkan hatiku" dustaku lagi.
"Ada hal yang lebih menyenangkan dari ini" dia mulai merayu seperti biasa.
Aku tersenyum lebar merasakan tarikan tangannya di tengkukku, gerakan tubuhnya yang gemulai pandai menggoda, pandangan kami tidak terlepas.
Aku menyambut bibirnya yang semakin mendekat mengajak berciuman.
Tidak ada yang istimewa setiap sentuhan yang Frici berikan padaku, dia pandai berciuman dan merayu. Namun entah kenapa aku tidak terlalu bersemangat.
Tapi, karena aku pria baik, aku harus membalas ciumannya.
Aku lebih suka ciuman Yu, bibirnya sangat lembut untuk di sesap, gerakan kakunya dengan nafas tersendat-sendat dan pipi mungil merahnya seperti anak kecil yang polos dan suci, dia membuatku merasakan sensasi baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY RICH MAN 18+ (END)
RandomSemua orang selalu menganggapnya pria gila. Julian Giedon, pria yang pandai menghasilkan uang dengan kegilaannya yang menjadikannya salah satu pria terkaya di dunia. Julian suka pesta dan kebebas dalam hidup dan berpikir, dia adalah bad boy terfavo...