Jangan lupa vote dan komentarnya
Selamat membaca..***
Pelukan Julian mengerat "Apa yang tidak aku miliki dari dia hingga kau memilih melihat dia dan mengacuhkan aku?" Lirihnya terdengar menyakitkan. "Aku bisa mengatakan kepada seluruh dunia jika aku mencintaimu dan menjadikan kau satu-satunya wanita yang berharga di dalam hidupku."
Nafas Yura tercekat, sifat Julian yang berubah lagi dalam hitungan detik. Kata-katanya terlalu dalam untuk Yura dengar "Julian.."
"Aku tidak menerima penolakan."
Yura bergerak gelisah. Hatinya mengatakan jika dia telah melakukan kejahatan, karena sejauh ini dia tetap melihat Julian sebagai cerminan dari diri Raymen. "Aku wanita jahat."
Pelukan Julian mengerat, "Aku juga pria gila yang jahat." Ungkapnya menambah rasa bersalah pada diri Yura. "Jika kau tidak mau membalas perasaanku. Biarkan aku saja yang jatuh cinta padamu."
Dalam keremangan mata Yura memanas hampir menjatuhkan air matanya. Kegilaan Julian dalam bersikap dan berkata-kata selalu menjengkelkan dirinya, namun entah kenapa Yura merasa kasihan. Banyak bayangan dimata pria itu yang mengatakan jika dia tidak baik-baik saja.
Perlahan Yura menyentuh tangan Julian yang memeluknya, dengan lembut dia melepaskan pelukan Julian dan perlahan berbalik menghadap Julian. Pandangan mereka bertemu, dan keduanya membungkam.
Tangan Yura terulur, menyentuh pipi Julian, mengusap setiap lekuk wajahnya. Tanpa Yura ketahui, sentuhan itu mampu membuat detak jantung Julian mengamuk dan merasakan panas di pipi, kedua mata Julian terpejam menyembunyikan perasaan senang sekaligus sakitnya.
Julian senang Yura melunak, namun Julian sedih membayangkan gadis itu tengah membayangkan pria lain yang ada pada dirinya.
"Tidurlah Julian."
Kedua mata Julian kembali terbuka, tidak ada kenakalan dan binar anak kecil yang sombong lagi di mata pria itu. semuanya mencerminkan harapan yang menyedihkan "Aku di matamu benar-benar tidak ada harga dirinya. Dan bodohnya aku menyukai itu."
Yura bergeser semakin mendekat dan membenamkan wajahnya di dada Julian. Ini untuk pertama kalinya dia berani mendekati Julian seperti ini.
Semuanya bukan karena rasa kasihan ataupun gambaran diri Julian yang mengingatkan dirinya pada Raymen.
Yura melakukannya karena nalurinya, "Ketika aku menolakmu. Aku menghargaimu Julian. Jika kau tetap bersikap sama dan tidak mendengarkan perkataanku, letak kesalahannya ada pada dirimu."
"Apa yang tidak kau suka dariku?" Perlahan Julian memeluk Yura. "Aku tidak pernah jatuh cinta, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk menarik perhatian seorang wanita. Tidak ada yang aku percaya di dunia ini, bahkan seorang ayah pun tidak dapat aku percaya. Sepanjang hidupku aku hanya percaya dan mencintai diriku sendiri, jika ada orang yang baik kepadaku. Itu artinya mereka butuh sesuatu."
Yura terdiam, pertanyaan dan bagaimana Julian bicara dengan terbuka kepada Yura tidak pernah di dengar Yura selama ini. Malam ini, detik ini Yura sadar. Kegilaan Julian, kekayaan Julian dan semua keonaran yang dia lakukan hanya mencerminkan jika dia hanya seorang pria yang kesepian di dunia ini.
***
Salju turun semakin lebat di malam itu, angin berhembus kencang dalam kegelapan. Sebagian sisi gunung terang benderang oleh lampu-lampu.
Armin menyesap winenya perlahan, berdiri di depan jendela. Bola matanya yang selalu menatap tajam tanpa menunjukan rasa takut sedikitpun kepada siapapun yang di temuinya tampak sendu terjerat dalam lamunan.

KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY RICH MAN 18+ (END)
AléatoireSemua orang selalu menganggapnya pria gila. Julian Giedon, pria yang pandai menghasilkan uang dengan kegilaannya yang menjadikannya salah satu pria terkaya di dunia. Julian suka pesta dan kebebas dalam hidup dan berpikir, dia adalah bad boy terfavo...