Jangan lupa vote dan komentar kalian
selamat membaca..
***
"Kau akan kembali?" Tanya Yura yang mengusap siku tangan kanannya yang semakin hari semakin kesakitan luar biasa. Sudah cukup lama dia memperhatikan Julian yang sibuk dengan laptopnya dan bersiap-siap untuk pergi karena pekerjaannya.
Kepala Julian terangkat dengan serigai menggoda, "Kenapa?, kau tidak kuat jauh-jauh dariku?"
Wajah Yura memerah, "Bukan itu. Aku hanya penasaran dengan ucapanmu, apa kau serius dengan ucapanmu?"
"Ucapan apa?" Tanya Julian dengan tatapan polos tidak berdosanya. "Kita menikah atau aku akan menjadi guru pembibing bercintamu?, tentu saja aku serius."
"Julian!" Teriak Yura dengan wajah semakin merah, "Maksudku ucapanmu kepada nyonya Elma."
Tatapan Julian berubah serius, "Apa aku terlihat seperti pria yang tidak memiliki empati?"
"Aku telah menyakitimu Julian. Kau tahu itu, aku tidak ingin melukai harga diri dan kehormatanmu lebih dalam karena semua ini. Jangan memaksakan, kau tidak pantas untuk terluka karena ke tidak pekaanku."
Julian bersedekap seketika, melihat Yura dengan serius layaknya soal yang sulit untuk di jawab. "Kau tidak ingin mengatakan sesuatu yang lebih penting dari ini?" Tanya Julian tidak mengindahkan perkataan Yura.
"Apa maksdumu?"
Julian menarik nafasnya perlahan, ekspresi tenangnya menciptakan rasa penasaran Yura. "Tanganmu" kata Julian tanpa melanjutkan karena Yura terlihat langsung panic dengan perkataannya. Diam-diam Julian mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Aku sudah menugaskan empat doker spesialis yang akan terus membantu penyembuhan tanganmu. Ada sebelas bodyguard yang berjaga dan mengikuti kemanapun kau pergi untuk jaga-jaga selama aku pergi, dan ada lima pelayan yang mengurus semua keperluanmu" putus Julian yang menambah keterkejutan Yura.
Yura yang hendak menolak kembali menutup mulutnya saat melihat kilatan tajam Julian yang menyiratkan dia tengah serius. Yura tertunduk, merasakan tekanan yang menakutinya.
"Aku akan mengalah dalam beberapa hal hanya untukmu. Selama ini aku tidak pernah memberikan peluang kepada siapapun untuk mengalahkan aku" Julian bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Yura. "Aku membiarkan ego dan kehormatanku di permainkan olehmu, tapi bukan berarti kau bebas melakukan apapun. Karena disini aku yang memegang kendali, termasuk kehidupanmu."
Yura menelan salivanya semakin merasakan ketakutan, perkataan Julian menyiratkan sesuatu yang semakin membuatnya tidak akan pernah bisa lari dari pria itu.
Tubuh Yura bergerak kecil karena tarikan Julian di pinggangnya, tubuh mungil itu tenggelam dalam pelukan Julian.
"Aku akan menyembuhkan tanganmu apapun caranya."
Bola mata Yura berkilauan, kata-kata sederhana Julian terdengar seperti sebuah janji yang sangat besar untuk di harapkan olehnya.
"Aku harus pergi. Kau aman sekarang" kata Julian lagi seraya melepaskan pelukannya. Senyuman geli terukir di bibir Julian saat mengangkat wajah Yura dalam genggamannya, entah kenapa Julian merasa dia mengatakan sesuatu seperti sedang berpamitan kepada seorang isteri.
Yura mengangguk kecil dan tidak melakukan kontak mata dengan Julian. Entah kenapa ada perasaan berdesir dan merasa nyaman saat berada dalam pelukan Julian. Sudah lama Yura tidak merasakannya. Entah kapan dia terakhir kali merasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY RICH MAN 18+ (END)
RandomSemua orang selalu menganggapnya pria gila. Julian Giedon, pria yang pandai menghasilkan uang dengan kegilaannya yang menjadikannya salah satu pria terkaya di dunia. Julian suka pesta dan kebebas dalam hidup dan berpikir, dia adalah bad boy terfavo...