22. Kucing-kucingan

12K 500 81
                                    

Hay-hay 😁😁
Mood author lagi bagus nih, jadi up lagi
Jangan lupa vote dan komentarnya ya..
Selamat membaca

***

"Hangat?" Tanya Armin yang telah memakaikan jaket berbulunya pada Yura. Gadis itu mengangguk malu dengan wajah pucat dan nafas mengepul karena dinginnya salju dan tempat Ice skating. "Ayo" Armin meraih pinggangnya dan membawa Yura ke tengah untuk bermain Ice skating.

Hembusan angin lembut dan dingin menerpa wajah Yura, hamparan putih salju berbanding balik hatinya yang kini menghangat.

Kepala Yura mendongkak, menatap wajah Armin dan pelukan tangan pria itu di pinggangnya seakan tengah mengatakan jika kedatangannya akan melindungi Yura.

"Keluarga kerajaan." Jawab Zuko penuh misteri. "Nona, pergi dan bersembunyilah sejauh mungkin. Atau Anda akan mengorbankan seluruh hidup Anda pada seseorang."

Kata-kata Zuko terngiang di fikiran Yura yang menyadarkan dirinya akan sesuatu.

"Dokter, apa kau tahu sesuatu?" Tanya Yura ragu. Yura ragu untuk mengatakan jika Armin sudah tahu apa yang akan terjadi padanya di masa depan, karena itu Armin datang dan membawa pesan dari Adrian yang kebetulan memintanya datang ke Hong Kong.

Armin menekan sepatu Ice skatingnya dan berhenti bergerak. "Ada baiknya kau tidak mengetahuinya."

"Kenapa?"

"Lebih penting untukku, untuk melihatmu bahagia."

Yura tertegun. "Apa kau mau membantuku?" Tanya Yura lagi semakin meragu, Armin meraih wajahnya dan mengangkatnya menunggu apa yang akan di katakan Yura meski dia sudah tahu. "Apa kau bisa melepaskan aku dari seseorang?. Aku takut padanya."

Yura mulai takut dengan Julian. Bahkan kata-kata pengakuan cintanya di depan Nately membuat Yura semakin bersedih dan bersalah.

Yura bersedih karena merampas kebahagiaan dan harapan Nately. Disatu sisi Yura takut dengan sifat Julian yang pandai berubah.

"Kebahagiaanmu berarti bagiku. Dan melepaskanmu dari genggaman pria lain, lebih berarti lagi bagiku." Jawabnya menghancurkan keraguan Yura. "Tanpa perlu kau minta, aku akan melepaskanmu dari dia."

Wajah Yura memerah malu, kepala tertunduk dan sedikit bergeser menubrukan wajahnya di dada Armin dan memeluknya. "Kau membuat jantungku kambuh" lagi rutuknya merasakan degup jantungnya berdetak lebih cepat.

***

"Elena!" Panggil Julian panic, Julian menutup pintu kamar Yura setelah memastikan gadis itu tidak ada disana. "Elena!" Panggilnya lagi semakin keras.

"Ada apa tuan?" Tanya Elena dengan nafas tidak berarturan setelah berlari.

"Dimana Yu?"

"Nona Yu keluar sejak tadi."

Julian melotot, "Kemana?"

"Saya tidak tahu. Dia mengendara sendirian."

Julian menggeram kesal, baru setengah hari dia pergi untuk bekerja. Yura sudah lepas dari kontrolnya, dengan gusar Julian mengeluarkan handponenya dan menelpon Yura.

Kekesalan Julian kian bertambah karena Yura mengabaikan panggilan darinya.

"Sial!" Umpatnya frustasi. Julian memutuskan untuk mengubungi Robin.

"Lacak keberadaan lokasi Yu. Sekarang!" Perintahnya begitu Robin mengangkat, dan di detik selanjutnya Julian memutuskan sambungan teleponnya.

***

CRAZY RICH MAN 18+ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang