Terima kasih, karena dahulu telah meluangkan waktu untuk menghampiriku. Kini aku tidak apa. Tanpamu.
⛅
"Huah!" Airis menghempaskan tubuhnya ke kasur empuknya. Habis main-main seharian benar-benar membuatnya lelah.Ia mengecek ponsel yang untuk satu hari ini sama sekali tidak tersentuh. Beberapa notifikasi dari grup ekskul jurnalistik di WhatsApp membuatnya mengernyit.
Deli EJMD 10A4
Kak @airis, besok senin jadi kumpul buat persiapan event, kan?Ali EJW 10S1
Kak @airis, ini aku ada ide buat konsep madingnya.Yuna EJW 10BB
Kak @airis, pas rapat anak OSIS bakal dateng semua katanya.Kania EJW 11BB
Mau ingetin doang, nih. Hari Senin kedatangan Airis ditunggu Angga di ruang OSIS.Ali EJW 10S1
Mau ingetin juga, nih. Hari Rabu kumpul jurnalistik, jangan lupa.Rista EJMD 11A2
Ris, jawab napa! Ni adek kelas pada PC gue. HAMPIR NGE-HANG NIH HP GUE.
Mana si Gilang juga nggak bisa dihubungin.Yoyon EJF 11S2
Wah, skandal nih, skandal. Airis sama Gilang nggak bisa dihubunginnya barengan, gaes!Leon EJF 11S2
Yoyon mending diem!Airis langsung bangkit dari tidurnya. Ia lupa pada tugasnya untuk ekskul dan OSIS. Ah, ini pasti gara-gara kebanyakan pikirin Angkasa.
"Airis, get up! Kenapa kamu lupa?"
Dia segera mengetikkan pesan balasan untuk teman-teman ekskulnya. Airis benar-benar menjadi tak enak karena ia memiliki tanggung jawab yang besar di ekskul ini.
Maaf, ya, teman-teman. Aku sempat lupa, tapi sekarang udah inget, kok.
Dan juga, aku nggak ada hubungan apapun sama Gilang. Kalian jangan salah paham.
Airis menutup ponselnya kemudian bergerak cepat menuju kamar mandi. Dia tidak boleh membuang-buang waktu lagi.
⛅
Airis berhasil mendapatkan ide setelah semalaman chatting-an dengan teman satu ekskulnya. Bahkan pagi ini terlihat jelas mata panda yang ia dapatkan setelah berusaha menyelesaikan tugasnya untuk kebutuhan ekskul.
"Ris, PR matematika udah dikerjain? Aku lihat, dong."
Airis yang awalnya menulis ulang catatan yang ia rangkai semalam tiba-tiba mendelik. PR matematika? Yang mana?
"Kamu belum, Ris?" tanya Gina penuh kekhawatiran. Khawatir mereka akan dihukum oleh guru matematikanya yang terkenal killer itu.
Habislah mereka berdua.
Airis diam, menatap Gina lekat-lekat. Berusaha mencari kebohongan dalam mata sahabatnya satu itu karena biasanya Gina suka menjahilinya. Tapi kali ini, tidak ada.
Riwayat Airis akan benar-benar habis setelah ini. Mana pelajaran matematika adalah jam kedua. Mau kerjakan soal-soalnya pun tidak mungkin sempat.
"Ris, really? Sumpah aku takut, Ris. Pak Tin bakal kasih hukuman apa, ya?" panik Gina sambil memukul-mukul meja di hadapannya. "Gimana kalo kita lihat punya yang lain?" usulnya, tak lupa dengan alisnya yang naik turun menggoda Airis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa dan Raya✔
Teen FictionPada hari di mana seharusnya Airis berjumpa dengan Angkasa, ia malah mendapatkan beberapa kiriman berupa surat dan kotak kado. Angkasa mengingkari janjinya. Namun beberapa hari setelahnya, Angkasa datang padanya. Ada yang sedikit berbeda dengan Angk...