10

3.1K 361 18
                                    

Jika hidup itu seperti catur
Apakah kau akan memilih menjadi bidaknya
Atau pionnya?

.
.
.


A Secret Of Phoenix Capt 10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A Secret Of Phoenix Capt 10

Putri Lisa berjalan cukup jauh saat ini, seperti kebiasaan sebelumnya. Jimin senan tiasa menemani, dan menjaga di belakangnya. Putri Itu memakai gaun putih, yang selalu Ia bawa. Gaun Hanbok warna Putih adalah kesukaannya, Ia sangat menyukai warna putih.

Ia menitihkan air matanya. Saat melihat dataran, yang sangat Ia rindukan. Daratan Phoenix.

Perlahan kakinya menelusuri jejaknya, Ia ingat saat ibu dan dirinya berlari dari kejaran para prajurit Naga.

Ia ingat bagaimana itu terjadi, kilasan balik memori mengerikan itu. Tak dihentikan olehnya, Ia sangat merindukan kehangatan seorang ibu saat ini.

Ingatan itu bermain di fikirannya. bagaimana saat, Ibunya menyerahkan gadis itu kepada salah satu dayang berumur sama dengan Lisa saat itu, dan berkata pergilah.

Putri Lisa ingin mengikuti ibunya, dan tidak mengindahkan perintahnya. Tapi saat satu langkah, Ia ingin mendekat dan pergi dari persembunyiannya.

Putri itu melihat, beberapa prajurit Naga sudah melingkari sosok ibunya. Yang berada di ujung jurang.

Ya, saat ini Lisa berada di Jurang itu, Jimin membungkuk. Ia selalu mengerti apa yang akan Lisa lakukan, Gadis itu sudah terbiasa berada disana dan merenung. Jimin tidak akan mengganggu itu semua.

Putri itu menutup matanya, rambutnya terurai begitu saja. Kemudian Ia melihat, dalam ingatan itu. Ibunya berjalan perlahan, dengan deraian air mata. Kemudian melafalkan kata dimulutnya "La.. Ri... Lah". Dan tubuh sang ibu jatuh kedasar sana, Lisa terbelalak. Dengan ketakutan yang sangat besar, kesedihan, keputus asaan. Putri itu berputar, dan berlari ia berlari dan berlari.

Putri Lisa membuka matanya, Ia melihat daratan yang luas nan hijau. Dulu, disana adalah kerajaan Phoenix berada. Ia mendongak ke atas, kemudian menghela nafas. Angin seperti tau, bagaimana rasa sesak yang putri itu rasakan. Ia menghembus ringan, membelai kulitnya seperti belaian seorang ibu pada dan menerbangkan surai panjang Lisa. Melambai-lambai.

Sepertinya takdir memang selalu menyatukan keduanya, Pangeran Jung yang berniat berkelana ke daratan Phoenix malah mempertemukannya dengan Sang Phoenix itu sendiri.

Ini adalah daerah perbatasan Phoenix dan kerajaan Baekho. Dahulu, tapi sekarang Phoenix sudah berpindah ditangan sang Naga.

Pangeran itu, berjalan menelusuri ilalang-ilalang setinggi badannya. Ia menyibakan ilalang itu, untuk memermudah aksesnya. Tetapi setelah sibakan enrah keberapa puluh, Ia melihat cahaya. Dan angin yang cukup sejuk menerpanya. Dengan mata yang sayu, menahan aliran angin. Pangeran Jung, dapat melihat presepsi Seorang Gadis.

A Secret Of PHOENIX [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang