1

6.2K 522 20
                                    

Phoenix yang indah
Menari di angkasa
Bara api yang berkobar di ekornya
Menambah ke gagahan nya

...

A Secret Of Phoenix capt 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A Secret Of Phoenix capt 1

Satu bulan berlalu, saat ini Putri Lisa terlihat sedang duduk dibebatuan. Ia menghirup udara segar, dari taman perguruan White Eagle (elang putih). Angin siang yang terik, terhalang pepohonan. Membuat yang duduk dibawahnya, merasa nyaman.

"Kau disini, putri? ". Suara indah itu, milik istri dari perguruan elang putih. Yang bernama Park Taeyon.

Merasa ada suara yang tak asing, Ia memutar bola matanya ke arah Taeyon. Putri Lisa hanya tersenyum tipis, dan mengangguk.

"Bolehkah, Bibi duduk disamping mu. Putri? ". Tanya Taeyoon lagi, meminta izin.

Lisa menggeser badanya, mempersilahkan wanita paruh baya itu duduk disampingnya. Taeyoon sangat iba pada gadis itu, dulu Ia melihat gadis yang lebih muda dari anak nya itu selalu ceria.

"kau sudah baikkan? ". Sambungnya lagi, sesaat mendaratkan dirinya kesamping Lisa.

Gadis itu, hanya bisa tersenyum tipis dan mengangguk.

"Putri, apa kau yakin dengan keputusanmu? ". Taeyoon bertanya sangat hati-hati, Ia takut gadis yang berusia 12 tahun itu marah atau sebagainya.

"iya, aku akan melakukannya. Itu adalah keinginanku". Jawab Putri Lisa, Matanya masih sibuk memandang taman yang indah.

"Baiklah". Wanita itu menyerah untuk menahan gadis ini "aku dengar, putri akan memulai latihan 2 hari lagi".

"Benar, semakin cepat. Semakin baik bukan? ". Lisa memasang muka datarnya, sudah satu bulan ekspresi itu selalu menghiasi wajah cantiknya.

.
.
.

Putri Lisa sudah bertekad, untuk membalaskan dendamnya. Kehidupannya yang tersisa, adalah bayang-bayang pahit itu.

Sang Putri saat ini berdiri di bebatuan, dimana Ia melihat ibunya jatuh ke dasar Jurang. Tak ada keraguan ditatapan gadis itu, angin berhembus membawa setiap helai surai panjangnya. Bajunya yang anggun dan mewah, sudah berganti menjadi baju sutra yang tak bercorak.

Ia berdiri menatap ke dasar Jurang itu, tak ada suara. Hanya gesekan ranting, dan daun. Setelah beberapa saat, Ia mendongakan wajahnya ke arah langit. Mata gadis itu tertutup, seperti ingin menyatu dengan alam semesta.

Darah, dibalas dengan Darah.

Gumamnya pelan, tangannya menggenggam Erat pedang yang sudah satu bulan ini Ia sapa.



.
.
.
.
.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Secret Of PHOENIX [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang