28

2.1K 267 39
                                    

Dia terbangun
dalam mimpi panjangnya
Dinding yang asing
Yang menyesatkam
Pandangannya

.
.
.

A Secret Of Phoenix Capt 28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A Secret Of Phoenix Capt 28

Lalu lalang dan kebisingan, hampir memenuhi gendang telinga Lalisa. Gadis yang tampak anggun, dengan setelan gaun lengkap. Telah terbangun, dari tidurnya. Dia dapat melihat, dengan sayu-sayu dari kamarnya.

Persiapan penyambutan Jeon Jungkook, Putra Mahkota Kerajaan Naga. Sudah mulai nampak dipelataran, bahkan di istana kerajaan. Rupanya, hari ini adalah hari dimana kedua kerajaan. Akan memulai langkah awalanya, menikahkan Lalisa dengan Jungkook.

Lalisa, gadis itu masih menganga. Bukankah ini tempat yang sama seperti kamarnya sendiri, kamar yang penuh canda tawa dia dan ibunya. Apa mungkin dia sudah mati? Hingga tertarik di mimpi seperti ini.

Kaca yang berdiri tegak, didepan badanya memperlihatkan penampilan Lisa beberapa tahun yang lalu. Bukankah, baju ini adalah baju dimalam waktu kerajaan Naga menyerang. Apa kejadian kemarin-kemarin, adalah sebuah mimpi? Atau saat inilah yang tidk nyata.

Lisa menengak-nengok keadaan sekitar, sebelum Dia berjalan keluar, banyak prajurit dan dayang disana yang bersliweran. Tapi tidak ada satupun yang membungkuk padanya, tapi benar! Ini benar! Kerajaannya. Ini benar Kerajaan Phoenix, tunggu. Apa sebenarnya yang terjadi?

Dia tidak faham, dia berlari menuju ruangan ayahnya. Untuk memastikan, sesuatu.

Baik itu Ayah, ataupun sang Ibunda. Tidak ada yang bereaksi diantara keduanya, perihal kedatangan Lisa. Dia hanya menyaksikan, perdebatan yang dulu sering Dia dengar. Masalah itu, dan itu terus.

Lisa memutar bola matanya malas, tanpa niat untuk pergi dari sana. Ia duduk, di depan pintu. Setelah tubuh sang Ratu, berjalan keluar ruangan. Dan dayang menyajikan sebuah, teh.

Rindu sekali, wajah tenang sang ayah. Yang selalu sendiri, tidak pernah Ia lihat sebelumnya. Benar, sekarang Lisa memang tidak terlihat. Dia hanya menyaksikan, kejadian-kejadian. Yang entah dikirim, dari mana. Datang begitu saja, seperti mimpi.

"Ayah". Lisa berdiri, menghampiri ayahnya. Yang sudah sesenggukan, kemudian mengelus punggung ayahnya pelan. "Kau sangat baik, maafkan aku. Aku salah, aku anak yang buruk untukmu". Tanpa terasa, hatinya menyeri. Merasakan begitu saja, perasaan sang ayah.

"Kau tidak pernah menunjukan airmata, bahkan kelemahanmu padaku. Tapi ayah,.... ". Dia menggantungkan perkataannya, tenggorokannya tercekat karena isakan yang akan meluncur tepat saat ini juga. "......Aku. aku merindukanmu, bisakah kau kembali padaku?".

"Tidak mungkin". Satu kata dari mulut ayahnya, membuat Lisa tertarik dari dunianya. ".... Bahkan aku tidak mungkin menghianati takdir, mana mungkin anakku bisa berlari". ...

Ah!  Ternyata Raja itu, tidak sedang berbicara dengannya. Lisa mengangguk "Benar ayah, aku tidak bisa. Maafkan aku".

"Jangan merasa bersalah, kau tidak harus menangis".

A Secret Of PHOENIX [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang