Rumah Kai.
Semua sudah mengepak buku mereka kedalam tas, kini Soohyang sedang menerima telpon.
"Iya, aku mengerti, Kak. Sebenarnya ada apa sih?"
"Sudahlah dengarkan saja apa yang oppa katakan," ujar suara disebrang menyahut.
"Iya."
Telpon pun terputus. Seongcheol dan Loudi merasakan bau tubuh Soohyang yang sangat mengiurkan. Aroma yang menandakan jika tato-tato pada tubuh Soohyang sudah mengikis kekuatan untuk menyembunyikan identitasnya. Aroma yang menjadi ciri khas seorang Samjang. Aroma yang dapat memancing siapapun datang karena rasa manisnya yang begitu menggoda.
"Ini," memberi plaster, "ganti plaster lukamu sesegera mungkin. Jika kau tak ingin melihatku menjadi vampir," bisik Seongcheol ditelinga Soohyang.
"Dari mana kau tahu aku terluka??" tanya Soohyang heran.
"Bau darah dan aroma tubuhmu semakin tercium."
"Benarkah? Apa karena aku belum mandi??" tebak Soohyang dengan asal.
"Cepat."
Karena jam sudah menunjukkan tengah malam, Soohyang dan kawan-kawan berniat untuk pulang.
Sehun dan Dea pulang lebih awal, Hanbin juga ingin pulang lebih dulu karena harus mengejar bus terakhir. Tersisa Loudi, Taeyong, Seongcheol dan Soohyang.
Saat Soohyang melepas plester lukanya, lolongan srigala diluar rumah Kai terdengar begitu banyak.
"Kai..Kai..Kai..cepat kemari..!!" panggil ibunya pada Kai yang berasa di atas ranjang yang sedang berusaha mengendalikan dirinya.
"Ada apa, bu??"
***
"Suara itu..suara lolongan srigala pemburu," Gumam Taeyong.
Ketiga penjaga Samjang memasang telinga untuk waspada.
"Soo-Hyang lukamu!! " ucap Loudi dalam hati.
"kenapa?"
"Mereka menciumnya. Cepat temukan satu guardian mu itu! Agar aku bisa leluasa menjagamu tanpa harus mengeluarkan sisi diriku tanpa ragu, terutama didepan Taeyong," ucap Loudi kembali dalam hati.
"Mungkin mereka akan segera tahu tapi untuk sekarang aku belum siap sama sekali. Jika mereka mengetahui kebenaran sama saja dengan memecah belah mereka menjadi dua," gumam Soohyang dengan sengaja karena jika dalam hati Loudi akan dengan mudah tahu.
"Kenapa diam?" tanya Loudi karena tidak mendengar jawaban dari Soohyang.
***
"Krak.. Krak.. Krak.. Bun, bagaimana ini, mengapa aku berubah? Aku takut jika aku berubah dihadapan wanita yang aku cintai," ujar Kai, "aku takut dia akan menjauhiku," lirih Kai masih berusaha mengendalikan diri.
"Mengapa kau bisa berubah?? Jangan-jangan karena aroma itu??"
"Bunda juga menciumnya??"
"Bagaimana pun Bunda juga keturunan were wolf. Jadi Bunda bisa mencium dan merasakan kehadiran Samjang, misi besar anak ibu selama ini."
Soohyang mengetuk pintu kamar Kai. "Kai..kau masih pusing?? Kami mau pulang dulu. Bi, Soohyang dan teman-teman pulang dulu," pamit Soohyang.
"Oh iya, maafkan Kai ya karena sedang tidak sehat jadi tidak bisa mengantar kalian pulang," ucap Nyonya Kim keluar dari kamar Kai lalu menutupnya dengan rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalung 12 : We Are One [REVISI]
FanfictionKetika cinta adalah sebuah kutukan. Mungkin untuk kebanyakan orang, mencintai dan dicintai bagaikan sebuah anugerah. Saat orang-orang bahagia akan cinta, berbeda dengan Ryu Soo-Hyang. Dia menderita karena mencintai dan dicintai. Akankah ia menemukan...