Lengkapnya Para Guardian (28)

16 8 4
                                    

Soohyang teramat terkejut dengan ibu Taeyong yang berwujud srigala hanya bisa diam melongo membuka mulutnya lebar-lebar.

"Maafkan aku!" sadar jika ia sudah keterlaluan.

"Dia sedikit mencicipi dagingku," ucap Paman Im yang membuat Soohyang hanya bisa mengangguk pelan, walaupun dalam hatinya ada pertanyaan besar perihal kebenaran tentang ibu Taeyong tersebut.

Seperti mengerti apa yang yang ada dalam pikiran Soohyang, Paman Im membuka lengan kemeja kirinya. Disana ada bekas gigitan besar dengan ada kedua sisi tergigit lebih dalam dari bekas gigitan lainnya.

"Itulah sebabnya ia berwujud asli seperti itu. Apa kau tahu konsekuensinya seseorang mengigit tubuh Samjang??"

"Lenyap!" jawab Soohyang singkat.

"Itu untuk vampir. Kalau srigala??" tanya Paman Im, Soohyang hanya menggeleng.

"Ada dua konsekuensi. Satu berwujud asli selama-lamanya. Kedua mate nya mati. Jadi untuk nyonya dia memilih memiliki wujud asli daripada memilih pasangannya mati."

"Hmm. Itulah mengapa Taeyong selama ini tak bisa menjelaskan keberadaan ibunya, sama seperti Chang."

"Kalau ibunya Chang lenyap sebelum Chang berumur setahun. Bahkan aku sebagai orang tua satu-satunya tak bisa memeluknya. Padahal jika kau bertanya seberapa besar aku ingin memeluknya, Paman akan menjawab sebesar penyesalan Paman terlahir sebagai Samjang."

Soohyang menunduk iba ketika mendengar ucapan Paman Im. Soohyang merasa menyesal mengungkit tentang ibu Chang yang membuat Paman Im bersedih ketika mengingatnya.

"Apa kau tahu jika cinta seorang Samjang itu adalah sebuah dosa."

"Iya. Itulah sebabnya aku mulai menghilangkan rasa yang aku punya pada Taeyong. Aku takut berakibat fatal padanya. Aku tidak ingin membuatnya menderita dengan tetap mencintai bahkan menerima balasan cinta dariku."

"Menyedihkan bukan! Saat dimana cinta adalah kebahagian bagi semua orang tapi untuk orang seperti kita cinta adalah sebuah dosa. Sangat ironis!"

"Iya. Tapi apakah benar jika kita juga memiliki mate?? "

"Iya. Tapi sama seperti cinta Samjang. Mate seorang Samjang pun adalah sebuah kutukan. Kutukan yang bahkan aku sendiri pun belum menemukan jawabannya."

"Bagaimana bisa bahkan jodoh kita juga sebuah kutukan??"

"Untuk alasannya aku tidak tahu yang pasti kisah cinta kalian akan berakhir tragis."

Malam itu, Soohyang tak dapat tidur. Hatinya gelisah tak menentu. Ia sempat berpikir untuk keluar mencari udara segar. Namun mau Taeyong ataupun Paman Im meminta Soohyang agar tak jauh dari rumah keluarga Lee.

---o0o---

Paginya. Soohyang sudah bersiap pergi kesekolah.

"Kau sudah membaik??" sapa Soohyang pada Taeyong yang melangkah mendekatinya di meja makan.

"Aku baik-baik saja. Ayo berangkat!!"

Lalu bel pintu gerbang pun berbunyi. Dilayar monitor terlihat beberapa pria dengan tubuh besar tinggi memakai stelan serba hitam dan juga kacamata itu memperlihatkan punggung tangan mereka. Disana ada tato dengan gambar matahari.

Tanpa bertanya siapa, Tuan Lee –ayah Taeyong, sesegera mungkin meminta para maid untuk membukakan pintu gerbang dan berlari kedepan agar menyambut kedatangan mereka.

"Masuk!! Bawa Soohyang kembali kekamarmu. Apapun yang terjadi jangan pernah beranjak dari kamarmu!" titah Tuan Lee yang penuh tekanan. Ada guratan khawatir di wajahnya kini.

Kalung 12 : We Are One [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang