Siang itu, Guru Choi disibukkan dengan data siswa-siswa baru asal China, Guru Choi yang memiliki nama lengkap Choi Siwon itu terlihat bingung menyusun daftar mereka dan membanginya di setiap ruangan, karena siswa dari China terkenal dengan kecerdasan luar biasa. Karena merasa kesulitan Guru Choi meminta beberapa siswanya untuk membantu.
Dia melihat Jeong Ilhoon dan teman-temannya yang baru akan keluar saei ruang guru, dipanggilnya murid kesayangannya yang menjadi langganan tuang BK itu, "Jeong Ilhoon," serunya memanggil Ilhoon yang susah hendak berlalu pergi, "apa kau sedang sibuk??"
"Aku dan teman-teman sedang menyiapkan acara penyambutan untuk siswa China. Memangnya kenapa, Pak??" jawab Ilhoon yang terkenal sebagai siswa ternakal di tingkat 1.
"Begitukah?? Hmm–" Guru Choi menjeda kalimatnya, "kalau begitu panggilkan untukku Soohyang, Taeyong dan Seongcheol," titah Guru Choi yang sesegera mungkin di laksanakan oleh sang ketua kelas, Ahn Daniel –salah satu teman Ilhoon yang hendak menyiapkan acara penyambutan.
"Bahkan tidak ada satu muridpun yang pantas masuk kekelasku. Bukankah mereka terkenal dengan kecerdasan mereka?? Ah, entahlah! Semakin memikirkannya semakin membuat kepalaku sakit," omel Guru Choi sendiri.
****
Beberapa menit kemudian, murid yang diminta Guru Choi pada Ilhoon dan Daniel tadi akhirnya datang. Taeyong, Soohyang dan Seongcheol datang menghadap.
"Pak, apa Bapak memanggil kami??" Soohyang bertanya sesudah mengetuk pintu.
"Iya. Karena hanya kalian yang tidak sedang sibuk. Iyakan??"
"Memang tapi kau merusak acara makan siangku," gumam Taeyong pelan dan perutnya mendapatkan cubitan kecil dari tangan Soohyang.
"Kau," mata Soohyang melotot.
"Apa yang bisa kami bantu??" kini Seongcheol yang bertanya.
"Begini, esok lusa siswa asal China akan datang. Nah pertama-tama kalian bantu aku untuk menyusun nama-nama mereka di absensi kelas. Soohyang absensi untuk tingkat satu, Taeyong absensi tingkat dua dan Seongcheol kau menyusun absensi untuk tingkat akhir. Bagaimana??"
"Baik, Pak, " jawab ketiganya bersamaan.
Seketika suasana menjadi hening karena semua fokus pada tugas masing-masing.
****"Pak, aku sudah selesai. Ini," memberi buku absensi kesepuluh kelas pada Guru Choi, "bpleh aku bertanya??" Guru Choi hanya mengangguk karena masih fokus memeriksa buku absensi yang Soohyang berikan.
"Mengapa tak ada satupun siswa yang masuk ke kelas kita??"
"Karena tak ada yang pantas masuk kekelas kita," ucap Guru Choi.
"Tak ada yang pantas?? Bukankah menurut kabar mereka itu pintar-pintar??"
"Iya. Tapi tak ada tempat untuk mereka dikelas kita."
"Bukankah masih ada dua kursi yang kosong dipojok depan??" ujar Seongcheol yang merasa aneh.
"Itu sudah ada yang memilikinya," jawab Guru Choi yang membuat ketiga siswanya saling pandang.
"Siapa?" ucap Seongcheol yang sangat penasaran.
"Kalian akan tahu nanti."
Wushhhhhh....
Sebuah angin melewati ruangan Guru.
Seongcheol mulai merasakan jika Taeyong bukanlah manusia biasa, b dia mencium bau khas seorang were wolf jika didekat Taeyong. Begitu juga dengan Taeyong yang menyadari jika Seongcheol adalah seorang vampir, nyatanya ia tak merasakan detak jantung dari Seongcheol walaupun jarak keduanya yang bisa dikatakan sangat dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalung 12 : We Are One [REVISI]
Fiksi PenggemarKetika cinta adalah sebuah kutukan. Mungkin untuk kebanyakan orang, mencintai dan dicintai bagaikan sebuah anugerah. Saat orang-orang bahagia akan cinta, berbeda dengan Ryu Soo-Hyang. Dia menderita karena mencintai dan dicintai. Akankah ia menemukan...