Hampir dua jam Devano berada di rumah Kayla. Keduanya membicarakan cara memecahkan masalah keluarga Dira. Setelah lama berunding akhirnya Devano pamit pulang.
Sesampainya di rumah, Devano segera masuk ke rumah. Ia mengernyit ketika mendapati Farhan dan Dira yang tengah duduk di sofa menonton telivisi semalam ini, tumben sekali.
Devano melewati keduanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya menatap malas pada Farhan. Ia kecewa dengan Farhan yang tega menyakiti mamanya.
"Dev salim dulu dong" ujar Dira.
"Kakak sibuk ma"
Devano dapat melihat wajah Farhan yang terlihat tegang. Ia memutar bola matanya.
"Kakak kok gitu!" gerutu Dira.
"Udah gapapa ma" keringat di pelipis Farhan tiba tiba bercucuran.
Devano segera menuju ke kamarnya. Ia lelah dan tidak ingin memikirkan apapun saat ini.
***
Matahari telah menyapa memberikan senyuman hangatnya pada bumi. Devano menggeliat di ranjangnya. Tak lama matanya terbuka, ia mengucek matanya beberapa kali. Ia sedikit kebingungan. Ia melirik jam di nakas.
Mata Devano membulat mendapati jarum jam menunjukkan pukul 06.21 WIB.
"Adek kok gak bangunin gue sih" Devano segera turun dari ranjangnya. Ia menuju kamar (Namakamu). Apa gadis itu belum bangun? Mustahil. Apa lupa membangunkannya? Tidak mungkin.
Devano membuka pintu kamar (Namakamu). Ia tersentak mendapati (Namakamu) tengah memeluk dirinya sendiri di balik selimut tebal. Ia menggigil.
"Astaga, adek" Devano inisiatif meraih remote untuk mematikan pendingin ruangan. Ia meletakkan kembali di tempatnya.
Tangan Devano terulur memegang dahi lalu turun ke leher (Namakamu).
"Ya ampun, badan lo panas dek"
"Bentar yaa" Devano buru buru ke luar kamar.
"Ma...ma... Mana sih" omelnya sendiri.
"Kenapa sih kak? Kok belum siap siap sih!" Dira berkacak pinggang ketika melihat Devano masih memakai baju tidurnya dengan rambut yang berantakan.
"Badan adek panas"
"Serius?"
"Ya serius lah ma"
"Kamu ambil kompres buat adek, mama ke kamar" Devano mengangguk kemudian menuju dapur. Sedangkan Dira menuju kamar (Namakamu). Wajahnya terlihat khawatir.
"Adekk" Dira menyentuh dahi (Namakamu) yang menghangat.
(Namakamu) hanya diam memejamkan mata dengan mulutnya yang gemetaran.
Tak lama Devano datang membawa baskom berisi air hangat dan sepotong kain bersih. Ia memberikannya pada Dira.
"Kakak sekolah aja biar mama yang jagain adek"
"Iya" Devano tahu jelas (Namakamu). Ia jatuh sakit pasti karena memikirkan kejadian semalam. Ia anak yang selalu terbawa pikiran hingga stres sendiri dan akhirnya demam seperti sekarang.
"Cepet sembuh dek" Devano mengecup sekilas dahi (Namakamu) kemudian kembali ke kamarnya. Segera mandi dan lamgsung ke sekolah karena sudah tidak sempat sarapan.
***
Devano barusan mengantar surat izin tidak masuk sekolah ke kelas (Namakamu) dan Maura menerimanya.
"Kak pulang nanti gue jenguk (Namakamu) yaa"
"Iya, nanti ikut Karel aja"
"Oke"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day (COMPLETE)
Teen FictionGimana rasanya punya kakak rasa pacar, kalau gak ada dia sehari kosong deh hidup lo dan punya idola sekolah yang kepedean banget sama lo?? Tiap hari selalu digangguin, emosi terus deh pokoknya kalau udah berhadapan dengan dia "Kita itu kaya matahari...