Selingkuh Sama Kakak?

3.4K 208 3
                                    

Seorang gadis berbadan kecil ini berlari memasuki rumahnya ketika sudah sampai. Devano segera melepas helmnya dan meletakkannya di jok motor dan segera mengejar sang adik. Ia tahu pasti apa yang akan di lakukan (Namakamu).

"MAMAAAA!!!"

"MA!!" teriak (Namakamu) seraya mencari keberadaan Dira. Ia ingin memberitahu bahwa Devano melanggar perintah ibunya.

"Kenapa sih dek?"

"Baru pulang kok teriak-teriak" Dira baru saja menghampiri (Namakamu).

"Ma, kakak tadi.. Emphh!"

Devano yang baru saja masuk dengan nafas tersenggal-senggal segera membekap mulut (Namakamu) dari belakang. Hampir saja (Namakamu) mengadu kepada Dira. Bisa tidak dapat uang jajan seminggu dia. Dira tidak mengizinkan Devano untuk berpacaran terlebih dahulu, apalagi sekarang ia sudah kelas dua belas yang sebentar lagi akan dihantui ujian-ujian.

"Kakak kenapa?" Tanya Dira.

(Namakamu) hanya memukul mukul tangan Devano yang sedang menyengir kepada Dira.

"Adek kalau mau bersin suka gak di tutup ma!" Jawabnya asal. Ia segera menyeret (Namakamu) pergi dari hadapan Dira.

"Ada-ada aja kalian! Ganggu mama aja!"

Devano membawanya hingga di depan kamarnya dengan tangan yang masih menempel di mulut (Namakamu). Setelah melihat sekitad dan merasa aman tidak ada Dira, ia melepaskan tangannya.

"Hhh.." Hela (Namakamu) saat bisa menghirup oksigen lebih banyak.

"Lo mau bunuh gue kak!"

"Lo sih, kan tau mama bisa marah kalau gue tadi anterin Steffi!" Devano pernah cerita kepada Dira tentang gadis yang ia taksir, Dira pun memahami dan memaklumi namun disarankan untuk fokus sekolah dulu.

"Siapa suruh lo anterin kak Steffi! Gak tau apa gue kepanasan" Gerutunya.

"Lo gak tau aja orang jatuh cinta itu gimana" Ucap Devano sambil mengangkat kedua tangannya layaknya menikmati cinta yang begitu indah. (Namakamu) hanya bergidik geli dengan tingkah Devano.

"Eh dek jangan ngaduin ke mama lagi dong" Ekspresi Devano berubah seketika memelas kepada (Namakamu) sambil menangkupkan kedua tangannya memohon.

"Gue bilang!"

"Gue juga bisa bilang lo pacaran sama Iqbaal! Kan ada foto tuh tadi" Ujar Devano mengancam.

"Kok jadi gue sih! Siapa juga yang pacaran? Lagian udah gue buang fotonya"

"Gue foto loh" Devano mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menggoyangkan ponselnya di udara.

"Bodoh lah Kak! Mama gak akan percaya sama lo! Gue tetep bilang ke mama kalau kakak genit!!"

"Hehe.. Iya deh kakak gak bilangin ke mama, maaf ya dek.. Kakak beliin coklat deh, mau berapa?" Devano menggaruk tengkuknya dan menyengir kepada (Namakamu) yang terus mengerucutkan bibirnya.

"Gue gak mau coklat, gue mau lo janji gak ninggalin gue kek tadi lagi"

"Janji" Devano menautkan kelingkingnya pada kelingking mungil (Namakamu).

Setelah dirasa (Namakamu) tidak berbuat yang tidak tidak ia melangkah menuju kamarnya namun terhenti ketika (Namakamu) memanggilnya.

"Kak! Gue mau deh coklat, gak boleh nolah rezeki" (Namakamu) tercengir sambil mendekati Devano.

"Iyaa adekkuu!!" Devano mengacak gemas rambut (Namakamu) hingga berantkan. Ia tidak marah sama sekali melainkan tersenyum menatap Devano.

"Untungnya lo kakak gue" Ucap (Namakamu). Tangan Devano masih setia di puncak kepala (Namakamu).

One Day (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang