Pajak Jadian Dong!

1.4K 155 11
                                    

Gue sedih commentnya menurun:( ilang semangat beneran, tadinya gamau next tapi ya udah lah tangan gue gatel gue ketik aja jadinya

Pleaseeeeeer tinggalin jejak VOTE dan COMMENTnya donggggg🙏❤

Gak susah kok:") makasih banyak

HAPPY READING

***

"Dev jadi lo restu adik lo sama Iqbaal?"

"Lo pikir mereka mau nikah sekarang?" kekeh Devano.

"Ya, bukan itu maksud gue kali" ujar Aldi.

"Kalau gue sih setuju banget, mereka tuh cocok" sahut Steffi dengan ceria.

Aldi hanya bergumam tak jelas.

"Kenapa sih Al? Lo cemburu? Masa banyak cewek lain" balas Karel semakin membuat mood Aldi hancur.

"Berisik lo!"

***

(Namakamu) menatap Maura yang menemukan surat di laci kelasnya.

"Apaan itu Ra?" tanya (Namakamu).

Maura hanya mengedikkan bahu seraya membolak balikkan surat yang tidak ada identitas apapun. Kemudian ia membuka surat tersebut kemudian membacanya.

To: kamu yang lagi baca

Bingung sih nulis apa..
Gue bukan cowok yang pintar soal hal perempuan
Gue bukan cowok yang romantis seperti idaman perempuan secara umumnya.
Gue apa adanya..
Tidak berlebihan..
Tidak norak..
Hmm,gak norak kan gue pake surat begini? Haha
To the point dah, pegel gue nulisnya..
Gue cuma mau bilang, gue suka sama lo..
Lo pasti gatau gue siapa..
Kalau lo penasaran.. Tunggu gue di depan sekolah nanti..

From: pemuja rahasia

"Apaan sih? Penasaran deh, gue baca dong!" (Namakamu) merampas kertas tersebut tanpa persetujuan oleh Maura.

Maura masih diam memikirkan surat tersebut, ia memang tidak pernah mendapat surat cinta dan sejenisnya. Rasanya sangat aneh baginya dan mungkin sedikit berlebihan baginya.

"Widih! Surat Cinta!" ujar (Namakamu) tak percaya.

"Menurut lo gue harus nunggu di depan sekolah?" tanyanya.

"Ya, kalau lo penasaran.. Kalau gue jadi lo, gue bakal nunggu" Maura mengangguk ngangguk.

"Siapa ya Ra? Lo lagi deket sama cowok?" Maura menggeleng.

"Gue penasaran nih, cie... Bentar lagi udah enggak jomblo" goda (Namakamu).

"Apa sih!" Maura merampas kembali kertas yang berada di tangan (Namakamu).

(Namakamu) terkekeh melihat tingkah Maura yang salah tingkah seperti ini.

***

Seperti yang dikatakan, Maura berdiri santai di depan gerbang sekolah ditemani oleh (Namakamu).

"Kok gue yang deg degan ya?" (Namakamu) gregetan sendiri pasalnya Maura santai saja.

"Serah lo deh (Nam)" ujar Maura. Ia sama sekali tidak menanti nanti saat pengagum rahasianya, ia hanya pnasaran, tidak lebih.

One Day (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang