(Namakamu) keluar dari kelasnya beberapa saat setelah bell berbunyi. Namun langkahnya terhenti saat Maura bergelayut di lengannya. Ia menatap Maura dengan jijik.
"(Nam) kenalin gue sama kak Iqbaal dong! Lo kan sahabat gue, ya please!!!" ujarnya dengan puppy eyes.
"Ogah" gumamnya. Ia berusaha melepaskan tangan Maura.
"Gue gamau lepas kalau lo gamau kenalin gue!" ancamnya.
"Ih males gue! Lo kenalan sendiri aja"
"Lo tau kan kalau kak Iqbaal risih sama cewek cewek, ya kan lo deket sama kak Iqbaal, jadi yaa kenalin gue, kan gue sahabat lo"
(Namakamu) memutat bola matanya malas.
"Kalau kak Iqbaal gak risih sama cewek cewek, kenapa dia malah pengen gue juga ngefans sama dia? Malah gue yang risih!"
"Omegatt!! Omegatt!! Jangan bilang kak Iqbaal suka lo (Nam)!!! Huaaa gue gak rela!! Titik!!" ujarnya sambil memperagakan jari telunjuknya seolah membuat tanda titik di udara.
"Dih apaan sih lo?"
"Ya udah makanya kenalin ayo!!" Maura menarik dengan sekuat tenaga membuat (Namakamu) hanya bisa pasrah dengan tarikannya.
Keduanya menuju kelas Iqbaal, berhenti di dekat pintu kelasnya. Kebetulan Iqbaal dan Frendy keluar dari kelas dan mendapati kedua manusia dihadapannya.
"Kenapa fans?"
"Nih yang ngefans!" (Namakamu) menyenggol Maura agar sedikit maju. Ia tersenyum kikuk.
"Oh lo temen (Namakamu) yang kemarin kasih gue coklat di kantin kan?"
"Kak iqbaal ingat? Wah..." salutnya. Hatinya berbunga bunga saat tahu Iqbaal masih mengingatnya.
"Gue belum pikun" ujarnya.
"Lo gak mau kenalan sama gue?" tawar Frendy.
"Enggak, gue cuma setia sama kakak Iqbaal" ujarnya membuat (Namakamu) hampir mengeluarkan isi perutnya. Geli mendengar Maura berbicara.
"Nyesel lo nanti!" ucap frendy. Iqbaal menghela nafas kemudian melangkah meninggalkan mereka bertiga.
"Tuh kan kak Iqbaal pergi, gara gara lo nih!" protes Maura. Ia berlari menyusul Iqbaal membuat (Namakamu) hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
***
Aldi tengah menonton adegan romantis gratis di hadapannya. Devano dan Steffi asyik berduaan, canda, tawa, dan saling menggoda. Sedangkan Aldi hanya menopang dagu sambil meratapi kejombloannya.
"Pong, aaa" Devano melayangkan suapan bakso pada Steffi yang menerimanya dengan senang hati.
Aldi hanya menatap sendu keduanya. Ia menyendoki bakso dan ia masukkan sendiri ke dalam mulutnya. Mengunyah dengan acuh tak acuh.
Steffi mencubit gemas pipi Devano membuatnya meringis. Aldi hanya menepuk nepuk pipi kanannya dengan tangan yang ia topangkan di dagu.
Disisi lain. Iqbaal baru saja masuk ke kantin, ia terkejut melihat Steffi yang menyuapi Devano. Keduanya bermesraan di kantin. Iqbaal melotot terdiam. Pikirannya berkecamuk.
"Kak Iqbaal!" seru Maura ketika datang dari belakang.
"Hah?"
"Tungguin dong, makan bareng yuk" ajak Maura malu malu.
"Eh itu pacarnya Steffi?" tanya Iqbaal. Mungkin Maura kenal.
"Iyaa mereka pacaran kak, kenapa? Cemburu ya?" Maura tahu, Iqbaal menyukai Steffi dan kemarin baru saja menembaknya namun sayangnya ditolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day (COMPLETE)
Fiksi RemajaGimana rasanya punya kakak rasa pacar, kalau gak ada dia sehari kosong deh hidup lo dan punya idola sekolah yang kepedean banget sama lo?? Tiap hari selalu digangguin, emosi terus deh pokoknya kalau udah berhadapan dengan dia "Kita itu kaya matahari...