Hari hari terlewati begitu saja, selancar aliran sungai menuju hulu. Tidak terasa dua minggu untuk liburan sudah habis masanya. Pada siswa kembali ke sekolah dipagi hari seperti biasa dan pulang di sore hari. Aktivitas biasa mulai berjalan, dan untuk anak kelas dua belas yang sudah memasuki semester akhir akan menambah jam pelajaran di hari hari tertentu untuk memantapkan pelajaran. Sebulan kedepan mereka akan di sibukan dengan try out, ujian akhir sekolah dan ujian nasional.
Tapi berbeda dengan gadis ini yang nampak bersantai santai dan mengurusi hidup orang lain.
"Woi!" Chelsea bersidekap dada menghadang jalan (Namakamu). Kedua sahabatnya hanya sibuk mengemil tanpa memerdulikan apa yang akan Chelsea lakukan.
(Namakamu) menatap dengan malas. Baru masuk sekolah dan pagi pagi begini sudah ajak ribut. Kangen kali ya, batin (Namakamu) terkikik.
"Lo beneran pacaran sama Iqbaal?" ketusnya.
"Iya, kenapa?" ujarnya santai.
"Lo ganjen banget ya, segitunya lo pepet sampai Iqbaal mau, pasti lo pelet Iqbaal!" tuduhnya.
"Pelet pelet, lo aneh banget ya, man mungkin lah! Kak Iqbaal murni suka gue"
"Ya karna lo maksa, atau lo sampe ngancem Iqbaal?" (namakamu) elongo. Pikirann Chelsea diluar akal sehat.
"Kebanyakan nontom film lo!"
"Lo kali yang terlalu drama!" balasnya.
(Namakamu) meredam emosinya sebisa mungkin. Terlebih ini hari pertama ia dapat. Rasanya ingin marah marah terus, apalagi Chelsea memancingnya seperti ini.
"Murahan lo!"
(Namakamu) memejamkan matanya, tangannya terkepal. Ia mengatur nafas yang naik turun tak keruan.
"Mahal dikit neng!" lanjutnya. Sudah, cukup. Emosi (Namakamu) sudah tidak bisa ditahan.
'Plak!'
Tangan (Namakamu) mulus mengenai pipi Chelsea. Beberapa siswa kaget melihatnya. Ia tak peduli, masa bodoh.
Chelsea meringis memegangi pipinya. Mulutnya ternganga tak percaya. Aisyah dan Rena terkejut tidak bisa berbuat apa apa. Hanya menutup mulutnya dengan mata membulat. Chelsea kini juga mengangkat tangannya ke udara hendak membalas (Namakamu), namun tangannya tertahan seorang pria.
"Gue laporin BP tau rasa lo!" Iqbaal menghempas tangan Chelsea. Bahkan (Namakamu) tidak takut jika Chelsea membalasnya, mungkin ia akan melanjutkan baku hantamnya dengan Chelsea jika tadi Iqbaal tidak datang.
"Dia yang duluan nampar gue Baal, kok lo malah belaiin dia!" ujarnya tak terima, jelas jelas (Namakamu) yang memulai kenapa ia yang di laporkan ke BP.
"Siapa suruh ngatain gue duluan! Lo yang cari masalah dulu sama gue!"
"Udah (Nam), gak usah ladenin cewek sinting ini" Iqbaal menarik tangan (Namakamu) pergi dari hadapan ketiga gadis tersebut. Saat melewatinya (Namakamu) dengan berani melotot dan menatap tajam pada Chelsea yang kini menahan kesal setengah mati.
***
"Kak Iqbaal ngapain sih tadi datang? Kalau gak udah aku habisin dia!"
"Kamu kenapa sih? Gak kaya biasanya marah marah gini"
Keduanya tengah berada di bawa tangga sebelum (Namakamu) dan Iqbaal masuk ke kelas masing-masing.
"Kesel aja kak! Baru masuk sekolah, masih pagi, dateng dateng ngatain aku ganjen, murahan, mulut apa comberan gak di saring gitu kalau ngomong!" (Namakamu) mengoceh dengan mulutnya yang dimajukan membuat Iqbaal menahan gemas ingin menarik bibir (Namakamu) namun ia mengurungkan niatnya, ia hanya terkikik geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day (COMPLETE)
Teen FictionGimana rasanya punya kakak rasa pacar, kalau gak ada dia sehari kosong deh hidup lo dan punya idola sekolah yang kepedean banget sama lo?? Tiap hari selalu digangguin, emosi terus deh pokoknya kalau udah berhadapan dengan dia "Kita itu kaya matahari...