Spesial my birthday double nih😂🎉
Eh mau nanya, terlalu banyak konflik gak sih? Kek bertubi tubi gitu? Kalau ada yang gak srek tlg blg yaa thankyou❤
Happy reading..
***
(Namakamu) berpikir apa yang membuat Maura marah dengannya. Detik selanjutnya matanya membulat.
"Ra..gu..gue minta maaf Ra"
"Udah tau kenapa gue marah sama lo?" tanya Maura.
(Namakamu) merasa sangat tidak enak pada Maura. Ia berjanji tidak akan menyukai Iqbaal. Sekarang keduanya malah menjalin hubungan. Menyakitkan memang untuk Maura.
"Kenapa lo gak jujur sama gue? Lo udah nusuk gue dari belakang (Nam)" (Namakamu) hanya diam mengigit bibir bawahnya.
"Kenapa? Lo gak bisa jawab kan?"
"Gue kecewa sumpah"
***
*Flashback On*
"Eh eh (Namakamu) mau ke mana?" tanya Maura pada Frendy. Frendy reflek menoleh.
"Yes..gue dapet wle" Maura menjulurkan lidahnya setelah berhasil mengambil sepotong paha ayam di piring. Frendy berdecak kesal.
"Ah anjir!"
Namun Maura kepikiran dengan Iqbaal yang membawa (Namakamu) pergi tiba tiba. Maura memutuskan untuk mengikuti keduanya.
"Lo mau kemana?"
"(Namakamu)" jawab Maura.
"Ra.. Jangan pergi..sini dulu makan tuh ayamnya dari pada gue ambil"
"Ambil aja deh" Maura melenggang pergi.
"Aduh!" Frendy mengacak rambutnya, ia segera menyusul.
Maura mencari keberadaan (Namakamu). Matanya menyapu sekitar dan jatuh di satu titik. Di mana Iqbaal memberikan bunga pada (Namakamu). Maura melotot tak percaya. Hatinya retak saat itu juga.
"Ra ayo balik" Frendy menarik lengan Maura kemudian di tepisnya.
"Lepas!" Maura beranjak pergi begitu saja. Frendy mengusap wajahnya dengan kasar.
"Mampus gue"
***
"Ra..please maafin gue, lo jangan marah sama gue Ra.."
'Tring....!'
Bel masuk berbunyi, (Namakamu) mengerucutkan bibirnya. Ia mengurungkan niat untuk terus membujuk Maura.
***
Jam istirahat telah berjalan. Maura meninggalkan (Namakamu) begitu saja seolah tidak menganggap keberadaannya.
(Namakamu) sekarang bingung harus bagaimana. Perasaan bersalahnya 9sangat kentara. Ia menuju kantin seorang diri untuk mengisi perutnya.
***
Hampir seluruh siswa menuju kantin ketika jam istirahat seperti sekarang, termasuk dua insan ini.
"Baal, gue minta maaf nih sebelumnya, lo jangan marah nih"
"Kenapa?" tanya Iqbaal.
"Kemarin.. Maura liat lo sama (Namakamu)"
"Maksudnya?" Iqbaal ambigu dengan pernyataan Frendy.
"Waktu lo nembak (Namakamu)" Iqbaal melongo.
"Kok bisa!"
"Dia tiba tiba ngikutin kalian, gue gatau, gue udah nyusul dia tapi keburu dia ngelihat" Iqbaal menepuk jidatnya. (Namakamu) pernah menceritakan pada Iqbaal jika Maura juga menyukainya, bahkan Iqbaal tahu sebelum (Namakamu) memberitahu kepadanya.
"Sekarang pasti Maura marah sama (Namakamu)"
"Tuh (Namakamu)" sahut Frendy ketik melihat (Namakamu) tengah memgantre di kantin.
"Bentar ya" Iqbaal meninggalkan Frendy yang kini mengoceh tak jelas.
"(Namakamu)"
"Hei" sapa (Namakamu).
"Aku minta maaf" kening (Namakamu) mengerut.
"Gara gara aku, Maura marah sama kamu"
"Kamu tahu dari mana kak?"
"Frendy"
"Dia tahu dari mana?"
"Udah, itu gak penting, kamu marah sama aku?"
"Kenapa harus marah?" (Namakamu) terkekeh. Aneh dengan sikap Iqbaal. Iqbaal hanya menyengir dan menggaruk tengkuk tak jelas.
"Gue janji buat bikin kamu baikan dengan Maura"
***
"Mas, kasihan Sasha, anak anak komplek gak ada yang mau deket dengannya" Rani menatap sendu Sasha yang tidur di pangkuannya.
"Semua terlanjur tahu penyakit Sasha yang keturunan ibunya" lirih Farhan seraya fokus mengendarai mobilnya
"Aku gak mau kehilangan dia"
"Jangan ngomong gitu, kita gak akan kehilangan Sasha" Farhan tak suka dengan apa yang Dira katakan. Karena ucapan itu doa.
Sasha mengidap HIV sejak lahir, merupakan turunan dari ibunya. Penyebab ibunya meninggal karena penyakitnya. Maka itu Rani sangat takut kehilangan Sasha. Karena Sasha pernah meminta agar Farhan dan Dira selalu di samping, ini alasan Farhan tidak bisa meninggalkan keduanya.
Mobil farhan berhenti di sebuah cafe. Ia turun dari mobil, kemudian memutari mobil untuk membukakan pintu buat Rani. Rani membangunkan Sasha yang terlelap.
"Sha, bangun sayang, udah sampai" Sasha mengerjap. Dengan setengah sadar ia turun dari mobil. Farhan menggandeng tangannya agar ia tidak kehilangan keseimbangan karena baru bangun dari tidurnya.
Ketiganya memasuki cafe. Mereka memilih duduk di samping jendela agar dapat menikmati pemandangan di luar. Seorang pelayan datang kemudian mencatat menu yang dipesan.
"Di tunggu yaa" ucap pelayan tersebut kemudian pergi.
Rani menyipitkan mata ke sudut ruangan.
"Mas, anakku disini" Farhan menoleh ke arah yang Rani perhatikan.
Farhan terkejut. "Itu anak kamu?"
"Iya" .
"Yang di depannya anak aku" Rani menoleh dengan dahi berkerut dalam.
"Kok mereka saling kenal?"
"Kamu gak lihat, seragamnya sama, mereka satu sekolah, dan aku udah jumpa anakmu beberapa kali" jelas Farhan.
"Apa mungkin mereka pacaran mas?"
"Aku kurang tahu, (Namakamu) gak pernah cerita, tapi aku sudah lihat mereka berduaan beberapa kali"
***
"Yuk kak pulang" (Namakamu) dan Iqbaal baru saja selesai makan di Cafe. Ia hendak berdiri namun Iqbaal tahan.
"Bentar" Iqbaal mengisyarat (Namakamu) agar tetap duduk.
"Itu papa mu (Nam)" (Namakamu) menoleh arah yang Iqbaal tunjuk.
(Namakamu) mendapati Farhan yang di hadapannya seorang wanita dan.. Sasha.
"Itu mama mu?"
"Iya" hati (Namakamu) teriris.
"Itu Sasha, adik angkatmu"
"Oh ya?"
(Namakamu) mengangguk.
"Udah jangan sedih, jangan mikirin yang enggak enggak, jalani saja" Iqbaal beranjak kemudian mengacak rambut (Namakamu) sekilas. Kemudian menarik tangan (Namakamu).
"Ayo pulang"
Bersambung..
Kok kurang srek part ini ya..
Ini alasan gue selalu next di tengah malam. Karena imajinasi lebih bebas..Maaf yaa
Oh iya gue kurang ngerti sama HIV jadi kalau ada yang salah mohon kasih tahu yaa makasih😊💙
Salam sayang,
Meliyana
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day (COMPLETE)
Novela JuvenilGimana rasanya punya kakak rasa pacar, kalau gak ada dia sehari kosong deh hidup lo dan punya idola sekolah yang kepedean banget sama lo?? Tiap hari selalu digangguin, emosi terus deh pokoknya kalau udah berhadapan dengan dia "Kita itu kaya matahari...