Siapa?

1.9K 175 28
                                    

40+ VOTES?
10+ COMMENT?
SEMOGA NYAMPE 😂 BESOK DOUBLE

H A P P Y  R E A D I N G 💕

***

Matahari telah menyapa pagi, Iqbaal sudah siap dengan seragam sekolahnya. Seperti hari sebelumnya,ia tidak sarapan terlebih dahulu karena memang tidak ada yang menyiapkan sarapan untuknya. Terkadang setelah pulang sekolah Iqbaal hanya membeli stock roti tawa dan selai kesukaannya, coklat untuk sarapannya. Sungguh menyedihkan, ia rasanya sedang merantau dari orang tuanya yang sebenarnya masih seatap dengannya. Tapi biarkan saja, ia sudah terbiasa disakiti seperti ini. 

'Tring!'

Iqbaal baru saja hendak keluar rumah, namun ponsel sang ibu yang terletak tanpa pemilik di meja ruang tengah membuatnya memberhentikan langkahnya. Ia melihat ponsel itu sebentar lalu memperhatikan sekitar. Dimas tidak ada, Rani juga tidak ada, ia meninggalkan ponselnya begitu saja. Dipastikan Dimas sibuk terlelap sementara Rani sedang menyiram tanamannya di belakang rumah. Hanya itu yang Iqbaal hafal selama ini. Ia memberanikan diri mengambil ponselnya kemudian ia membaca pesan dari seseorang yang namanya disamar, ia tidak tahu siapa.

'Malam ini ke tempat biasa ya!'

Iqbaal mengernyit penasaran siapa orang yang mengirim pesan ini, entah pria atau wanita. Iqbaal segera meletakkan kembali ponselnya di tempat semula. Kemudian ia keluar rumah menuju sekolahnya.

***

Devano baru saja memarkirkan motornya. Kemudian (Namakamu) turun dan memberikan helmnya ketika Devano sudah menaruh helmnya.

'Cup!'

"Gue duluan!"

Devano baru saja turun dari motornya melongo dengan tingkah adiknya. Biasanya ia yang mencium adiknya dan meninggalkannya duluan. Sekarang terbalik. Terlihat (Namakamu) berjalan tepat sedikit berlari. Entah apa yang membuat (Namakamu) seperti ini. Aneh sekali, pikirnya.

"Bro!" Devano menoleh ke bekakang.

"Eh Baal" Devano menaruh helmnya di jok motor kemudian berjalan beriringan dengan Iqbaal.

"Lo harus jaga Steffi baik baik!" ucap Iqbaal dengan sedikit tegas.

Devano menoleh.

"Pasti!"

"Jangan pernah lo nyakitin dia! Sampai gue tau aja abis lo!" ancamnya membuat Devano terkekeh.

"Iya gak ada gue lecetin sedikit pun" gumamnya. Merasa Iqbaal sangat protektif. Pastinya ia akan menjaga Steffi sebaik mungkin. Ia mencintainya, sama seperti yang Iqbaal rasakan, maka ia juga akan melakukan hal yang sama.

"Lo tertarik sama adek gue?" tanya Devano mendadak membuat Iqbaal tersentak. Devano seperti mempromosikan sang adik kepada teman prianya.

"Apaan sih lo! Ya enggak lah"

"Bagus lah! Dari pada saingan temen gue nambah, gue duluan" ucap Devano langsung memasuki kelasnya karena ia berbeda kelas dengan Iqbaal. Iqbaal hanya ternganga dengan Devano.

Iqbaal merasa hatinya sedikit menolak mendengar ada yang suka dengan (Namakamu). Namun ia tidak mengerti. Toh, apa urusan dengannya kalau ada pria lain yang menyukai (Namakamu). Ia kembali melangkah menuju kelasnya.

***

(Namakamu) berhenti sejenak di ujung tangga lantai dua seraya mengatur nafasnya. Ia tadi menghindari pertemuannya dengan Iqbaal. Ia bingung ketika jantungnya hendak melompot saat melihat Iqbaal. Ia merutuki dirinya sendiri.

"Woi napa lo!" (Namakamu) tersentak menoleh mendapati Maura yang baru saja datang dari belakangnya.

"Gapapa"

One Day (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang