Over

11.6K 357 15
                                    

Sepasang kaki baru saja menginjak lantai yang dingin. Pemiliknya melangkahkan kakinya menuju pintu yang menutupi ruangan ini. Tangan mungilnya membuka knop pintu. Ia menuju ruangan sebelah.

"Kak bangun!!!" Teriak gadis ini.

"Kak Devano bangun!!!!!" Teriaknya lebih kencang. Merasa aneh, karena tidak ada jawaban seperti biasanya. Ini adalah hal rutin yang dilakukannya setiap pagi.

"WOI KAK MATI YA LO??" teriaknya tak sabaran dari luar. Apa mungkin pria tersebut sudah bangun dan membersihkan dirinya di kamar mandi. Kemungkinan sulit dipercaya. Ia memutuskan untuk memutar knop pintu.

'Clek!'

"MAMAAA!!!!!" teriaknya histeris. Matanya terbelalak saat melihat Devano yang tergeletak dilantai dengan selimut yang ikut terseret.

"Kenapa sih dek?" Tanya mamanya setengah teriak, Dira. Ia memakai celemek di tubuhnya. Sepertinya sedang memasak.

"Mama lagi buat sarapan kamu malah teriak teriak" Dira menghampiri Anaknya yang tengah menunjuk sang kakak yang tergeletak dilantai. Dira menoleh ke arah yang ditunjuk.

"Halah dek, paling jatuh dari kasur!" Ujar Dira kemudian melangkah pergi. Gadis ini hanya menganga melihat reaksi mamanya yang sungguh di luar dugaan. Ia pikir akan panik, ternyata masa bodoh.

Gadis ini menghampiri Devano. Ia berlutut dihadapannya. Devano tidur, pingsan, atau mati. Kenapa tidak bangun saat ia teriak. Entahlah. Langsung saat ia menepuk pipinya.

"Kak!"

"Bangun!! Lo pingsan ya??"

"Woi!!!"

Akhirnya pria ini mengerjapkan matanya. Kemudian membuka perlahan matanya. Ia melihat sekitar dengan tatapan bingung.

"Kok gue di lantai?" Tanyanya hendak duduk. Namun ia meringis memegang kepalanya yang pastinya terbentur lantai saat ia jatuh.

"Duh..jatuh lagi gue" gumamnya.

"Yaelah kak.. Gue pikir lo pingsan.. Bikin panik aja!" Ucap gadis ini kesal.

"Ternyata lo bisa panik dek?" Tanyanya sambil menyengir.

"Cepetan mandi.. Telat ntar gara gara lo" Gadis ini kembali berdiri dan hendak kembali ke kamarnya untuk mandi, sekarang ia masih menggunakan baju tidurnya.

"(Namakamu)" Panggil Devano. (Namakamu) membalikkan badannya kembali. Dilihat Devano mengangkat tangannya, bermasuk menyuruh (Namakamu) untuk membantunya berdiri. Ia hanya menghela nafas dan menuruti kemauannya.

(Namakamu) menarik tangannya dengan susah payah. Berat sekali kakaknya ini. Devano sudah setengah berdiri namun (Namakamu) melepaskan tarikkannya begitu saja membuat Devano terhempas ke lantai. Untung saja ada selimut yang melindungi tubuhnya jadi tidak terlalu sakit.

"Aduh!!! Kualat lo dek!!" Teriak Devano saja (Namakamu) sudah berlari keluar dari kamarnya.

(Namakamu), nama lengkapnya (Namakamu) Stellary Deandra. Gadis yang cantik, cerdas, mandiri, dan dewasa. Ia adalah adik kandung dari Devano Danendra. Pria ganteng, tinggi, cerdas, namun sifatnya berbanding balik dengan sang adik, ia manja, tidak terlalu mandiri, seakan yang menjadi adik adalah Devano. Tapi Devano mempunyai pikiran yang dewasa. Dan usia mereka hanya berselang satu tahun.

(Namakamu) sudah selesai membersihkan tubuhnya dan sudah siap dengan seragam sekolahnya. Terlihat begitu cantik yang natural. Wajahnya tidak dipolesi make up berlebihan seperti kebanyakan remaja sekarang, hanya bedak saja. Rambutnya ia kucir satu seperti ekor kuda. Ia berjalan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan sebelum berangkat sekolah.

One Day (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang