Iqbaal melangkah menuju kelas sebelah, mencari Karel. Ia tahu setiap pulang sekolah (Namakamu) di antar Karel dan Devano bersama Steffi. Iqbaal telah merencanakan sesuatu hari ini.
"Rel" panggil Iqbaal seraya menepuk bahu Karel yang kebetulan keluar dari kelas. Karel menoleh.
"Napa?"
"Nanti pulang sekolah lo gak usah anterin (Namakamu), pokoknya lo pulang aja secepetnya sebelum (Namakamu) nunggu di parkiran, ok?"
"Hah? Kenapa?"
"I think you know what i mean bro" ucap Iqbaal seraya menepuk bahu Karel dua kali kemudian melangkah pergi.
"Apa sih nih bocah?"
***
"Dek kakak duluan yaa" Devano menyalakan motornya.
"Iya hati hati kak"
"Duluan adik ipar gue" ucap Steffi menaiki motor Devano
"Iya kakak ipar haha" motor Devano melaju meninggalkan perkarangan sekolah.
(Namakamu) menunggu Karel yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Bodohnya ia lupa menanyakan keberadaan Karel pada Devano.
"Mana sihh???" gerutunya karena mulai kepanasan.
"(Nam) nunggu Karel?" tanya Aldi yang baru saja datang.
"Hai kak, iya"
"Karelnya udah pulang" ucap Aldi. (Namakamu) mengernyit.
"Pulang? Ini kan motornya" ucapnya sambil menepuk motor yang ia sandari.
"Coba perhatiin platnya deh"
(Namakamu) melangkah ke depan melihat plat motor belakangnya. Kemudian ia menepuk jidatnya sendiri.
"Astaga!!!" ternyata motor yang ia jadikan tempat sandaran bukan motor Karel, hanya sejenis dan warna yang sama tetapi plat nomornya bukan milik Karel.
"Ya udah pulang sama gue aja" (Namakamu) mengangguk kecil dan menggaruk tengkuknya.
"Eh eh (Namakamu) pulang sama gue!" ucap seseorang saat (Namakamu) baru saja ingin mengikuti Aldi menuju motornya. Aldi dan (Namakamu) menoleh.
"Kak Iqbaal" ucapnya reflek.
"(Namakamu) pulang sama gue" ucap Iqbaal sekali lagi.
"Loh kenapa? Sama gue aja kan searah"
"Pokoknya sama gue, ayo" Iqbaal menarik lengan (Namakamu) membuatnya tersentak.
"Ehh"
"Jangan bantah" Iqbaal menatap tajam (Namakamu) membuatnya menciut.
Iqbaal menarik tangan (Namakamu) menuju motornya. Sementara Aldi menatap Iqbaal penuh amarah. Tangannya terkepal.
***
"Kak Iqbaal apa apaan sih" ucap (Namakamu) sedikit keras agar Iqbaal mendengarnya karena keduanya sudah berada di tengah jalan yang ramai akan kendaraan lain yang menyebabkan suara berisik.
"Ikut aja" ucap Iqbaal datar. (Namakamu) mengerucutkan bibirnya.
Tak lama motor Iqbaal berhenti.
"Turun" ucap Iqbaal membuat (Namakamu) terkejut. Ia tidak sadar Iqbaal sudah mematikan mesin motornya. Ia celingak celinguk. Iqbaal tidak membawanya pulang.
"Kok bukannya anterin gue pulang?"
"Makan dulu yuk" ucap Iqbaal melembut. Hati (Namakamu) meluluh setelah sedikit kesal tadi. Ah, bisa saja Iqbaal melunakan kembali hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day (COMPLETE)
Novela JuvenilGimana rasanya punya kakak rasa pacar, kalau gak ada dia sehari kosong deh hidup lo dan punya idola sekolah yang kepedean banget sama lo?? Tiap hari selalu digangguin, emosi terus deh pokoknya kalau udah berhadapan dengan dia "Kita itu kaya matahari...