Adu Romantis

1.4K 159 29
                                    

Aldi menggoyangkan kaki kanannya yang menyilang ke kiri dengan santai. Badannya disandarkan ke dinding seraya menunggu seseorang keluar dari toilet.

"(Namakamu)" panggil Aldi.

"Eh kak, kenapa?" toleh (Namakamu)

"Ikut gue bentar ya"

"Ke mana?"

"Ikut aja" Aldi menarik tangannya.

(Namakamu) mengikuti Aldi tanpa pikir panjang. Ia mengernyit ketika Aldi membawanya ke sudut sekolah. Tempat yang sepi karena para siswa jarang melewati tempat ini kecuali ruang olahraga jika memerlukan sesuatu.

"Kak kita ngapain?" (Namakamu) was-was saat Aldi menariknya menuju gudang.

Setelah melihat sekitarnya tidak ada orang, kini Aldi menarik paksa tangan (Namakamu).

(Namakamu) sangat terkejut dengan perlakuan Aldi. Tangan Aldi mencengkram pergelangan tangannya dengan kuat.

"Kak Aldi mau ngapain?" berontak (Nanakamu) berusaha melepaskan tangan Aldi, namun gagal. Entah Aldi mendapat kunci dari mana kini pintu itu sudah ia buka.

"Kak lepasin!" (Namakamu) memberontak sekuat mungkin namun Aldi dengan mudah menariknya masuk. Ia mengunci pintu kembali.

(Namakamu) melangkah mundur saat Aldi melepaskan tangannya. (Namakamu) tidak sengaja menyenggol kursi rusak di atas meja tidak terpakai hingga terjatuh ke lantai. Wajah Aldi terlihat lebih menyeramkan ketimbang biasanya. Matanya seolah merah menyala dengan senyuman sinis.

(Namakamu) sampai tidak bisa berpikir ada apa dengan Aldi. Aldi yang ia kenal begitu baik, sabar dan ramah kini muncul bak iblis.

"Kak Aldi kenapa?" tanyanya setengah mati.

Aldi semakin melangkah maju sementara (Namakamu) melangkah mundur hingga mentok ke dinding. Nafas (Namakamu) tercekat ketika Aldi berdiri di hadapannya dengam nafas memburu.

(Namakamu) memejamkan matanya kuat dengan tangan meremas roknya ketika tangan Aldi menyentuh wajahnya. (Namakamu) panik luar biasa, ia tidak tahu apa yang Aldi lakukan sekarang dan ia harus bagaimana. Keringat mulai membanjiri pelipisnya. Tangannya berubah menjadi dingin.

"ALDI! (NAMAKAMU)!" reflek (Namakamu) membuka matanya. Ia masih bisa mendengar dengan jelas, suara itu.

"Kak Iqbaal tolong!" teriak (Namakamu) bersamaan ketika Aldi juga menoleh ke belakang.

Mendengar teriakkan (Namakamu) membuat emosi Aldi meluap.

"Diam!" Aldi memegang bahu (Namakamu) kemudian mendorongnya ke dinding sebelah.

'Dugh!'

Kepala (Namakamu) tak sengaja membentuk dinding cukup keras. (namakamu) meringis saat kepalanya berdenyut kencang dengan rasa sakit yang menjalar seolah akan pecah.

Iqbaal menggepalkan kedua tangannya, rahangnya mengeras. Ia menendang pintu dengan kencang. Hingga tendangan ketiga kalinya pintu terbuka.

(Namakamu) berusaha membuka mata dengan pandangan yang mulai kabur. Namun ia pastikan itu Iqbaal. Setelahnya semua gelap.

"BRENGSEK LO AL!"

Iqbaal langsung melayakan kepala tangannya ke pipi Aldi, namun pria itu tetap berdiri tegar.

Aldi membalasnya, satu bogeman mengenai pipi Iqbaal.

"Lo gak pantes buat dia Baal" ucapnya dengan penuh penekanan. Keduanya sama sama sedang meluapkan emosi.

Amarah Iqbaal sudah meledak kali ini ia harus segera membawa (Namakamu) ke uks. Ia sudah tergeletak di lantai tak sadarkan diri.

Iqbaal menghajarnya dengan cukup kuat hingga membuatnya jatuh tersungkur. Hidung Aldi mengeluarkan darah segar saat itu.

One Day (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang