Hari yang ditunggu tunggu sebagian siswa telah tiba. Beberapa siswa ada yang memasang wajah tegang, ceria, maupun biasa saja. Hari ini pembagian rapor semester ganjil, seluruh siswa telah berkumpul dilapangan untuk mendengar pengumuman juara tiga besar setiap kelasnya.
(Namakamu) sedari tadi meremas roknya sendiri. Sebentar lagi giliran kelasnya.
"Enggak biasanya lo gregetan gini (Nam)" Maura melirik (Namakamu) dari ekor matanya.
"Iya Ra enggak ngerti gue"
"Selanjutnya kelas unggulan nih sebelas MIA 1" seru guru kesiswaan di atas podium.
(Namakamu) menghirup udara sebanyak mungkin. Jantungnya berdebaran tak karuan. Dilihatnya beberapa anak kelas sepuluh yang mendapatkan peringkat pertama hingga ketiga sudah berada di atas podium bersiap menerima piala dan hadiah.
"Kira kira siapa nih juaranya?"
"Ya elah ibu banyak bacot" gumam (Namakamu).
"Ya udah langsung aja, dari juara tiga yaa.. Hmm.."
"Juara tiga jatuh kepada... Herman Devando!" (Namakamu) memejamkan matanya. Ia berharap namanya yang dipanggil namun tidak. Suara tepuk tangan terdengar riuh di lapangan.
(Namakamu) menatap Herman yang maju dengan bangganya ke podium. Setahu (Namakamu) Herma biasanya hanya masuk sepuluh besar.
"Juara dua jatuh kepada.."
"Gue pleasee..." batin (Namakamu).
"Natasha!" (Namakamu) menghela nafas berat. Sudah tidak ada harapan. Hatinya terasa sesak. Matanya mulai perih.
"Nah juara satunya..."
"(Namakamu) Stellary!" suara tepuk tangan menggema di angkasa.
"Wah! Gila lo (Nam)!" Maura menyenggol tangan (Namakamu). Gadis itu hanya diam menunduk.
"(Nam)!"
"Woi!"
"Apa Ra?" (Namakamu) mengangkat wajahnya dengan berat.
"Maju (Nam) lo juara satu!"
(Namakamu) mengernyit. "Lo ngerjain gue Ra?"
"Untuk (Namakamu) silahkan ke podium" ulang bu Henra.
(Namakamu) mengangkat sempurna wajahnya. Matanya menatap tak percaya. Apa iya tidak salah dengar? Ini jauh diluar dugaannya.
"Apa (Namakamu) tidak hadir?" (Namakamu) bergegas berlari ke depan.
"Selamat yaa untuk tiga besar sebelah MIA 1, emang selalu berubah yaa posisinya tiap semester haha" tawa bu Henra.
(Namakamu) mencari keberadaan Devano dan Karel yang kini mengacungkan kedua jempolnya. (Namakamu) tersenyum senang. Setelah itu, tatapannya jatuh pada Iqbaal yang berdiri tidak jauh, pria itu mengerlingkan matanya membuat (Namakamu) mengalihkan pandangannya. Apa apaan laki laki itu?
Pengumuman tiga besar kelas demi kelas berlanjut hingga kini pengumuman kelas dua belas.
"Dua belas MIA 1, hmm posisi juara tiga kegeser ternyata! Juara tiga jatuh pada Karel Susanteo!"
"Keren lo bro!" Karel dan Devano bertos tosan sebelum ke depan.
"Juara dua nya cewek cantik nih, Steffi Zamora!"
"Duh pacar!" gumam Devano pelan, Steffi mendengarnya dan tersenyum. Ia segera ke podium
"Kalau juara satu di kelas dua belas MIA 1 emang selalu sama dari dulu yaa orangnya.. Selamat kepada Devano!" Devano memang dari kelas sepuluh selalu meraih juara pertama dikelasnya hingga sekarang. Siapa yang tidak bangga padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day (COMPLETE)
JugendliteraturGimana rasanya punya kakak rasa pacar, kalau gak ada dia sehari kosong deh hidup lo dan punya idola sekolah yang kepedean banget sama lo?? Tiap hari selalu digangguin, emosi terus deh pokoknya kalau udah berhadapan dengan dia "Kita itu kaya matahari...