Chapter 31

49 14 85
                                    

Mereka tiba di suatu tempat, tidak terlihat seperti rumah atau toko tapi hanya bangunan yang terlihat tua. Lokasi tempat ini juga sulit diketahui oleh kebanyakan orang karena letaknya dalam gang kecil di ujung kota yang jarang menjadi pusat perhatian.

"Tempat apa ini? Kenapa kau membawaku ke tempat aneh?"

"Sarang Judi." Jawab Feng Jun.

"Apa kau tidak takut tertangkap? Kau seorang pengawal istana?"

"Apa kau kira aku orang seperti itu?"

"Temanku di biro kejahatan meminta bantuan jadi aku hanya menerima. Jika berhasil maka aku mungkin saja dipromosikan." Ujar Feng Jun lagi.

"Kenapa tidak dia dan bawahannya yang menangkap?"

"Karena sibuk dengan kasus yang lebih penting. Selain itu, temanku memiliki posisi yang tinggi apalagi ayahnya seorang pejabat tinggi di kerajaan karena itu aku setuju dan yakin akan dipromosikan kali ini jika berhasil membantunya." Jawab Feng Jun.

"Lalu kenapa membawaku?"

"Aku hanya bisa masuk jika ada wanita bersamaku," sambil melihat ke arah pintu masuk.

"Apa? Peraturan yang sangat aneh."

"Ssstttt... ayo masuk." Ujar Feng Jun.

Berjalan mendekati pintu, kedua penjaga melihat dengan hati-hati lalu mengizinkan mereka masuk ke dalam.

Begitu banyak orang dengan suara teriakan atau sorak sorai, mereka semua berdiri mengelilingi meja sedangkan wanita berdiri di samping pria. Saat itu, seorang pria mendekat lalu membawa ke salah satu meja.

"Kurasa dia membawamu untuk bermain." Kata Zi Chuan.

"Ohhh."

Feng Jun berdiri di salah satu sisi meja yang tidak besar dengan dua orang pria di sampingnya tampak seperti pemain. Di depan terdapat satu pria yang meletakkan tangannya di atas benda yang tampak seperti wadah dadu.

"Aku akan menjelaskan cara mainnya. Dalam wadah ini terdapat dua buah dadu. Aku akan menggoyang dan tugas kalian menebak apakah angka di dalam besar atau kecil. Jika kalian menang, maka semua uang milik kalian. Kami juga menyediakan pinjaman dan kalian bisa membayarnya kapanpun dengan cara apapun. Baiklah, mari kita mulai." Jelas pria itu.

Semua orang diam melihat pria itu dan terdengar kocokan dadu dalam wadah. Setelah beberapa saat, pria berhenti mengocok dan meminta pemain untuk menebak.

Mulai terdengar suara keributan dari penonton maupun kenalan pemain.

"Bagaimana? Apa kau bisa menebak?" tanya Zi Chuan.

"Aku di sini bukan untuk berjudi." Bisik Feng Jun.

"Aku tahu tapi jika kau kalah tidakkah kau akan di usir?"

"Maka aku harus bertahan selama mungkin dan mencari informasi." Ujar Feng Jun.

"Besar!" teriak Feng Jun.

"Apa kau yakin?" tanya Zi Chuan.

"Mungkin saja."

"Kecil!" teriak pria lain.

"Besar!" teriak pria satunya lagi.

"Kalian yakin? Tidak akan mengubah?" tanya pria yang memegang wadah dadu

Para pemain berteriak tidak akan mengubah jawaban mereka disertai dengan suara teriakan dari penonton yang membuat suasana benar-benar menjadi gaduh.

"Baiklah, maka sekarang waktunya menyerahkan taruhan kalian." Kata pria itu.

Para pemain mengeluarkan uang mereka, meletakkan di atas meja sambil bersorak seolah-olah telah menjadi pemenang. Begitu juga dengan Feng Jun yang tak mau kalah. Dalam hitungan detik, wadah dadu perlahan diangkat dan semua mata tertuju pada dua buah dadu yang belum terlihat sepenuhnya dan....

"BESAR!"

"ITU BESAR!"

"AKU MENANG!" teriak pria di samping Zi Chuan.

"Kau benar-benar beruntung." Kata Zi Chuan.

"Mungkin karena kau di sini."

Permainan kedua dimulai kembali, pria mulai mengocok wadah dadu selama beberapa detik dan meminta para pemain menebak kemudian memasang taruhan mereka.

Hal itu terus berlanjut lagi dan lagi selama beberapa jam dan suasana menjadi semakin ricuh karena terlalu bersemangat baik yang kalah maupun yang menang. Sedangkan Feng Jun termasuk beruntung karena hampir setiap putaran dia akan menang tapi lainnya ceritanya dengan pria satunya yang kehilangan semua uangnya.

"Tuan, apa kau akan lanjut atau berhenti?"

"Lanjut!"

"Lanjut saja!"

"Apa yang kau takutkan? Lanjut saja!"

Semua orang bersorak agar si pria yang kehabisan uang terus lanjut sedangkan wanita yang bersamanya tampak meminta untuk berhenti dan pergi saja.

"Baiklah... aku lanjut!" teriak pria itu.

"Kami akan menyediakan uangnya tuan."

Pria pemegang wadah dadu kemudian memanggil seseorang untuk membawa sejumlah uang dengan selembar kertas tampak seperti perjanjian.

Tanpa berlama-lama, pria yang meminjam uang segera menandatangani kertas itu dengan mencap ibu jarinya dan permainan dimulai kembali.

In Real And Dream World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang