Chapter 65

65 10 91
                                    

"Maka hanya ini yang bisa kulakukan agar kau tetap di sisiku dan tidak menghilang." Kata Han Jian senyum.

***

Dia menggandeng tangan Zi Chuan dan menggenggam dengan erat layaknya tidak akan terpisahkan lalu mereka berangkat menuju kota yang sangat ramai. Kota yang sangat indah dengan penuh cahaya warna warni lentera di seluruh kota. Juga beberapa pertunjukan jalanan tersaji dengan indah layaknya pertunjukan sirkus seperti memutarkan piringan besar dengan kayu kecil, berjalan di atas tali dengan melompat-lompat berbagai gaya hingga melempar dan menangkap empat botol dengan cepat dan banyak lagi.

Baru kali ini Zi Chuan merasa Kota Yi Lin sangat ramai dan hidup. Dipenuhi suara tawa dan kegembiraan hampir semua orang. Dengan banyaknya sorak sorai baik di jalanan atau kedai-kedai bahkan sampai restoran besar yang menyajikan tarian pada penontonnya dan di sanalah Han Jian dan Zi Chuan pergi menikmati makan malam serta tarian.

"Makanlah yang banyak agar tidak sakit. Apa kau tahu betapa khawatirnya ibu tiap kali melihat kau sakit?"

"Baiklah. Aku janji tidak akan sakit lagi jadi jangan khawatir." Jawab putrinya.

"Bagaimana kalau kita bersulang. Bersulang untuk selalu hidup bahagia dan bersulang atas pernikahan putriku seminggu lagi." Kata ayahnya.

"Bersulang!" teriak mereka bersama dengan penuh tawa.

Melihat dan mendengar suasana meja sebelah membuat Zi Chuan merasa sedih dan merindukan orang tuanya tanpa tahu bagaimana kondisi mereka. Hal itu membuatnya khawatir yang terlihat jelas di matanya tanpa sadar mata mulai mengeluarkan air yang Zi Chuan paksa agar tidak keluar dan membuat Han Jian bertanya-tanya.

Dia menegak beberapa cangkir arak untuk menghilangkan rasa sedih dan mulai melihat pertunjukan tari untuk mengalihkan pikiran. Sedangkan Han Jian tahu dan hanya melihat Zi Chuan yang sedih tanpa mengatakan apapun dan bertindak seolah-olah tidak tahu mengenai perasaannya sekarang.

"Ikutlah aku," ajak Han Jian mengulurkan tangannya.

Mereka bergandeng tangan keluar dari restoran. Berjalan dalam kerumunan banyak orang hingga tiba melihat pertunjukan tari pedang yang dipenuhi sorak sorai penonton karena gerakan yang sungguh indah tapi menegangkan di saat bersamaan. Sontak membuat pikiran Zi Chuan teralihkan dan ini alasan yang membuat Han Jian membawanya keluar dari restoran tadi.

"Sungguh penampilan luar biasa. Apa menurutmu orang tadi pandai bertarung?" tanya Zi Chuan.

"Penari pedang belum tentu seorang petarung karena itu dua hal yang berbeda dan yakin orang tadi hanyalah seorang penari." Jawab Han Jian.

Zi Chuan menghentikan langkahnya sesaat kemudian menarik Han Jian menghampiri tempat dengan banyaknya lentera tergantung.

"Apa nona ingin bermain?" tanya pemiliknya.

"Hadiah apa yang aku dapat jika berhasil?" tanya Zi Chuan balik.

"Nona akan mendapat lentera air yang sudah diberkati oleh para biksu yang diyakini akan mengabulkan semua doa."

"Baiklah... aku akan bermain." Jawab Zi Chuan.

Si pemilik menjelaskan cara bermainnya dengan detail dan singkat. Jadi seorang pemain akan memilih satu lentera yang tergantung lalu memberikan lentera kepada pemilik untuk dibukakan apa pertanyaan atau teka-teki yang harus dijawab oleh pemain.

"Semudah itu?"

"Maka cobahlah." Jawab pemilik.

"Aku akan membantumu." Kata Han Jian.

In Real And Dream World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang