Chapter 17

68 22 115
                                    

Angin mendobrak jendela dengan kencangnya, membangunkan Zi Chuan dari tidur. Mendekati jendela yang berayun-ayun mengelurkan suara decitan di tiup angin. Zi Chuan samar-samar melihat bayangan seseorang sedang memperhatikan dari luar.

Apa dia orang yang menghentikanku?

Berlari keluar memastikan, tapi hanya kesunyian yang di lihat. Kota tanpa satu orangpun, hanya ada debu tanah yang terbang tertiup angin. Untuk memuaskan rasa penasaran dia berjalan ke sekitar kota. Melihat sekeliling dan tidak terlihat bayangan apapun yang mencurigakan.

Apa aku salah lihat?

Angin bertiup, Zi Chuan menutup mata dengan kedua tangan menghadang. Saat itu, kabut perlahan muncul menutupi seluruh kota. Dia berjalan perlahan menerobos kabut yang semakin tebal. Mengibaskan tangan berusaha menghilangkan kabut dari pandangannya dengan langkah kecil terus maju.

Langkahnya terhenti saat melihat bayangan gelap di hadapannya. Melangkah maju untuk mendekat namun bayangan itu menghilang. Melihat sekeliling, mencari-cari keberadaan bayangan dengan jantung yang berdebar-debar. Namun, tidak melihat apapun dan merasa seseorang sedang memperhatikan.

Ketakutan memenuhi dirinya, melangkah maju dengan tergesa-gesa menerobos kabut tanpa khawatir apa yang ada di hadapannya sambil melihat ke belakang.

BRUK!

Zi Chuan terjatuh menabrak gerobak, melihat lututnya yang tergores dengan napas terengah-engah.

"Ikutlah denganku maka kau akan terbebas dari rasa sakit di hatimu."

"Siapa kau? Kenapa kau mengikutiku?"

"Kau yang menciptakanku dari penderitaan hatimu. Sekarang aku akan membantumu melepaskan semua kesedihan itu."

Terdiam mendengar suara, pandangan Zi Chuan tampak kosong. Bayangan semakin dekat dengannya dan mengulurkan tangan.

"Kemarilah... maka kau akan melupakan semuanya."

Zi Chuan tampak terhipnotis dengan suara bayangan itu. Perlahan mengangkat tangan tampak terhipnotis sepenuhnya. Saat tangannya hampir menerima uluran bayangan, kabut beserta bayangan menghilang dari hadapannya.

"Sadarlah! Zi Chuan sadarlah!"

Zi Chuan mengedipkan mata, tampak kesadarannya mulai kembali. Bingung dengan apa yang terjadi dan terkejut melihat orang di hadapannya.

"Chen Wu...."

Tidak yakin dengan apa yang dilihat, Zi Chuan terus memandang Chen Wu yang membantunya bangun dan membawanya duduk ke tempat yang lebih nyaman.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Chen Wu.

"Apa aku sedang bermimpi? Apa kau benar Chen Wu?"

Chen Wu meletakkan tangannya di atas lutut Zi Chuan yang terluka. Seketika luka menghilang begitu saja sedangkan Zi Chuan terus saja memandang Chen Wu lalu memeluknya.

"Aku merindukanmu... kenapa baru sekarang kau datang dalam mimpiku?"

Chen Wu melepaskan pelukannya, menatap dengan serius dan menghapus air mata Zi Chuan. Sorotan mata Chen Wu dipenuhi rasa prihatin, khawatir dan bersalah.

"Apa kau lupa pesanku? Aku minta kau hidup dengan baik bukan seperti sekarang. Aku selalu mengawasimu karena itu berhentilah hidup dalam kesedihan dengan begitu aku bisa pergi dengan tenang."

"Aku ingin ikut denganmu. Bawa saja aku bersamamu." Pinta Zi Chuan.

"Bagaimana dengan orang tuamu? Apa kau ingin melihat mereka hidup dalam kesedihan seumur hidup?"

"Berhenti berpikir untuk mengakhiri hidupmu. Kau hampir saja kehilangan nyawamu jika aku tidak datang." Ujar Chen Wu lagi dengan penuh khawatir.

Zi Chuan terjatuh dalam tangisan, dadanya terasa sakit dan sesak. Merasa tidak tega melihatnya menangis, Chen Wu memeluk dengan erat dan terlihat jelas matanya yang merasa sedih akan hal yang menimpa Zi Chuan.

Mereka berdua berjalan bergandengan tangan di tengah kota tanpa satu orangpun, membawa Zi Chuan kembali ke rumahnya.

"Aku merasa mimpi ini sangat nyata sampai tidak ingin bangun. Jika kau bisa datang ke mimpiku, kenapa baru sekarang kau datang? Tidak bisakah kau sering-sering datang ke mimpiku, mungkin aku bisa hidup dengan cara yang kau inginkan." Kata Zi Chuan.

Untuk pertama kali setelah setahun berlalu, Zi Chuan tersenyum dan matanya tidak memancarkan kesedihan melainkan harapan. Terlihat seberkas cahaya menerangi hidup gelapnya selama ini.

"Baiklah, tapi aku akan menghilang jika kau masih dipenuhi kesedihan." Jawab Chen Wu.

Zi Chuan menghadap Chen Wu, menjinjitkan kakinya mencium pipi Chen Wu lalu masuk ke dalam rumah dengan wajah penuh senyuman dan melambaikan tangannya.

"Sampai jumpa lagi." Katanya dan pintu gerbang tertutup.

Sesaat, Chen Wu terdiam lalu terlihat cahaya keluar dari tubuhnya. Pakaian gelap berwarna merah dan hitam dengan rambut hitam panjang terurai, dia berbalik berubah menjadi Han Jian lalu menghilang.

In Real And Dream World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang