Chapter 41

74 13 118
                                    

Kenapa aku bisa kemari lagi?

***

"Karena aku yang memanggilmu," kata Chen Wu yang masuk dalam kamarnya.

"Bukankah hubungan kita berakhir? Lalu untuk apa kau memanggilku?"

"Itu benar tapi aku tidak sanggup melihatmu menikah dengan pria itu!" teriaknya.

"Tidak sanggup? Apa kau tahu betapa konyolnya perkataanmu barusan?"

"Hari itu di rumah hiburan. Itu semua hanya rekayasa yang kubuat agar kau marah dan meninggalkanku. Tapi sekarang aku ingin tetap bersamamu jadi kumohon jangan tinggalkan aku." Kata Chen Wu.

Zi Chuan berdiri tidak menyangka dengan perkataan Chen Wu. Setelah menyakiti hatinya dan sekarang memohon untuk tetap bersamanya.

"Hari di mana kau menyakitiku adalah hari di mana aku memutuskan untuk meninggalkan semuanya. Karena itu berhenti menggangguku dan berhenti masuk dalam mimpiku."

Seketika Chen Wu menghampiri dan memegang erat kedua pundak Zi Chuan. Menatap kedua matanya untuk mencari jawaban.

"Apa benar kau tidak peduli padaku lagi? Apa benar hatimu sudah melupakanku sepenuhnya? Apa benar hatimu sekarang hanya ada pria itu!"

"Hmmm," jawab Zi Chuan sambil melepaskan kedua tangannya.

"Karena itu aku ingin kembali ke duniaku," ujar Zi Chuan lagi kemudian keluar dari kamar.

"Kau bohong bukan? Aku tahu kau hanya marah karena itu mari bicara baik-baik." Pinta Chen Wu.

"Kau pikir..."

TOKK TOKK TOKKK

"APA ADA ORANG DI DALAM!?" teriak seseorang dari luar

TTOKK TOKK TTOOK

"APA ADA ORANG?!" teriaknya lagi.

"Siapa itu? Kenapa terdengar sangat marah?"

"Tunggulah di sini." Kata Chen Wu.

Baru saja beberapa langkah Chen Wu maju, pintu terbuka dengan dobrakan kencang dari luar dan beberapa prajurit istana masuk mengelilingi Chen Wu. Segera Zi Chuan mendekat untuk melihat apa yang terjadi dengan khawatir.

"Apa Anda bernama Chen Wu dan seorang tabib?" tanya seorang pria.

"Itu benar. Ada apa sampai membuat prajurit istana masuk dengan cara seperti ini?" tanya Chen Wu.

"Bawa dia!" perintah seorang pria pada anak buahnya.

"Kenapa kalian membawaku tanpa alasan?" tanya Chen Wu yang kedua tangannya diikat.

"Apa yang terjadi? Kenapa kalian membawanya?" tanya Zi Chuan.

"Ini perintah kerajaan. Beberapa hari lalu putra mahkota terluka di luar istana dan diselamatkan oleh tabib dari luar istana tapi sekarang kondisinya semakin parah. Karena itu kami diperintahkan untuk menangkap seluruh tabib di kota dan membunuh mereka yang mencurigakan. BAWA DIA!"

"Tunggu dulu, kalian tidak bisa membawanya seperti ini." Kata Zi Chuan panik.

"Tunggu! Lepaskan dia! Dia tidak bersalah!" teriak Zi Chuan sambil mengikuti prajurit yang membawa pergi Chen Wu.

"Chen wu! CHEN WU! CHEN WU!"

"Kembalilah ke rumah! Tunggu aku kembali dan jangan melakukan apa-apa! Jika sudah waktunya kau kembali ke dunia nyata maka kembalilah! Aku akan menemuimu nanti!" teriak Chen Wu yang semakin jauh.

Zi Chuan terjatuh lemas, tidak tahu apa yang terjadi dan hanya menangis melihat Chen Wu yang pergi. Bukan hanya Chen Wu, tapi seluruh kota dalam kondisi kacau dan dipenuhi prajurit dengan membawa paksa tabib yang disertai suara tangis keluarga dan anak-anak.

Dengan napas terengah-engah, Zi Chuan berusaha menenangkan diri kemudian perlahan bangun dan menuju istana bersama anggota keluarga tabib lainnya. Mereka semua berbondong-bondong berkumpul di depan gerbang istana, memohon dan menangis untuk melepaskan kerabat mereka yang tidak bersalah hingga beberapa jam berlalu dan Zi Chuan tidak punya banyak waktu lagi sebelum harus kembali ke dunia nyata.

Saat itulah, Zi Chuan meyakinkan dirinya untuk tidak akan kembali ke dunia nyata jika belum melihat Chen Wu keluar. Dia melepaskan gelang dan menyimpan di sakunya, saat ini yang dia harapkan hanya satu yaitu melihat Chen Wu keluar dengan keadaan baik-baik saja tanpa memikirkan pernikahannya dengan Feng Jun yang akan terjadi beberapa saat lagi di dunia nyata.

***

Feng Jun sibuk menyiapkan diri dengan wajah bahagianya. Mengenakan pakaiannya dan mempersiapkan hal lainnya untuk segera berangkat ke rumah Zi Chuan. Sementara, kedua orang tua Zi Chuan panik karena putri mereka tidak kunjung bangun.

"Aku akan panggil tabib." Kata ayah.

"Cepatlah." Jawab ibu.

Dengan panik ayah mencari tabib di kota tapi tabib tidak tahu sakit apa yang di derita Zi Chuan. Hal itu membuat kedua orang tuanya semakin panik dan ayah akhirnya memanggil beberapa tabib terbaik di kota tapi jawaban mereka semua sama dan hanya menyerah.

"Bagaimana mungkin kalian tidak tahu sakit apa dia? Apa kalian benar-benar tabib?" tanya ibu menangis.

"Tolonglah, lihat sekali lagi." Pinta ayah.

In Real And Dream World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang