Chapter 34

41 14 105
                                    

"Zi Chuan!"

***

Zi Chuan terdiam setelah mendengar panggilan itu, perlahan membalikkan badannya dan melihat Feng Jun yang terluka. Dia segera menghampiri lalu memeluk Feng Jun, meneteskan air mata kekhawatiran yang sudah ditahannya sejak lama.

"Maaf sudah membuatmu khawatir."

"Aku baik-baik saja jadi berhentilah menangis," ujar Feng Jun lagi sambil menepuk lembut punggung Zi Chuan.

"Terima kasih atas bantuan kalian." Kata Yun Sang.

Zi Chuan segera melepaskan pelukannya, membiarkan Feng Jun dan Yun Sang bicara lalu pergi melihat kondisi para wanita.

Saat itu, di bawah langit malam tanpa bulan dan bintang. Hanya ada angin dan awan gelap di atasnya, Zi Chuan merasa ada seseorang yang memperhatikan. Perasaan itu sudah dirasakan sekitar semingguan lalu, hanya saja tidak pernah benar-benar melihat ada seseorang yang mengikutinya.

Zi Chuan berjalan ke arah belakang rumah judi, dia merasa disitulah seseorang mengawasinya.

"Mau ke mana kau?"

"Kau mengangetkanku saja."

"Ada apa?" tanya Feng Jun.

"Aku merasa sedang diawasi." Jawab Zi Chuan.

Feng Jun memegang tangan Zi Chuan dan perlahan mendekati area yang dicurigai. Mereka menemukan dua mayat pria yang diyakini sebagai bawahan dari rumah judi. Hanya saja, kematian mereka berdua sedikit mencurigakan. Tidak terlihat luka sedikitpun di sekujur tubuh, tidak ada bekas perlawanan ataupun keracunan.

"Mereka berdua adalah orang yang diutus untuk menangkapmu." Jelas Feng Jun.

"Aku? Tapi aku tidak melakukan apa-apa pada mereka jadi bagaimana mereka bisa mati?"

"Tidak perlu dipikirkan karena semua baik-baik saja sekarang." Kata Yun Sang menambahkan.

Mereka semua meninggalkan lokasi kejadian, sementara Zi Chuan berjalan sambil melihat ke belakang memastikan untuk terakhir kalinya bahwa memang tidak ada siapapun yang mengawasinya.

Setelah merasa yakin, dia membalikkan wajahnya melihat wajah Feng Jun yang terluka dan meminta untuk ikut pulang ke rumahnya mengobati luka. Saat itulah, sosok yang selalu bersembunyi dan selalu memperhatikan Zi Chuan dari jauh keluar.

Tentu saja dia adalah Han Jian, seorang iblis dengan tatapan rindu bahkan melanggar aturan dengan membunuh manusia.

Sebulan lebih berlalu dan kau sudah hidup jauh lebih baik tapi aku semakin lama hanya semakin terluka karena sangat merindukanmu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Han Fen yang baru saja tiba.

"Dua manusia itu pantas untuk dibunuh."

"Tetap saja kau tidak seharusnya ikut campur dan berhentilah berkunjung ke dunia manusia ini." Tegas Han Fen.

"Aku tahu dan akan menerima hukumannya." Kata Han Jian kemudian menghilang.

Feng Jun dan Zi Chuan menghampiri toko obat kemudian kembali ke rumah Zi Chuan sebelum hujan turun.

"Duduklah dulu."

"Apa paman dan bibi belum pulang?" tanya Feng Jun.

"Kurasa kedai hari ini ramai pengunjung."

"Ohhh."

Zi Chuan membawa air dan handuk bersih, duduk di samping Feng Jun mengelap wajahnya sementara di luar mulai turun hujan. Dengan hati-hati dia membersihkan tanpa sadar Feng Jun terus memperhatikan dan terkadang tersenyum melihat Zi Chuan yang peduli padanya.

"Aku akan mengoles obat sekarang." Kata Zi Chuan.

"Hmmm."

Zi Chuan membuka botol obat yang ukurannya kecil, mengusapkan obat ke luka di sudut bibirnya dengan lembut dan sesekali akan meniup lukanya. Tepat Zi Chuan mengusapkan obat di luka dekat matanya, dia sadar bahwa Feng Jun terus memperhatikannya dan perlahan membuat Zi Chuan merasa gugup.

Mata mereka saling bertatapan dalam jarak dekat di rumah yang sepi tidak terdengar suara apapun selain hujan di luar. Hal itu menambah suasana semakin gugup dan Zi Chuan menjauhkan dirinya.

"Sudah selesai." Katanya sambil berdiri canggung.

"Ohhh."

"Kau pasti lapar. Tunggulah sebentar aku akan memasakkan sesuatu."

"Ohhh."

Setelah Zi Chuan pergi ke dapur, Feng Jun menghela napas sambil mengipas-ngipas wajahnya yang terasa panas sambil tersenyum menggelengkan kepalanya. Sementara Zi Chuan sibuk mencari bahan makanan untuk menghilangkan rasa gugupnya atas kejadian barusan.

Semua ini pasti karena kejadian panjang dan menegangkan hari ini jika tidak maka aku tidak akan bersikap seperti ini. Tetaplah sadar Zi Chuan! Tetaplah sadar!

Zi Chuan kemudian mencuci sayuran, membersihkan lalu memotong kemudian siap memasak lauk yang sederhana.

Tak butuh waktu lama, makanan sudah siap di atas meja dan Zi Chuan pergi menghampiri Feng Jun yang sudah jatuh tertidur dulu.

"Aku baru ingat dia belum istirahat sama sekali sejak semalam."

Zi Chuan pergi ke kamarnya membawa keluar selimut untuk menyelimuti Feng Jun dan saat itu kedua orang tuanya pulang.

"Kenapa dia di sini?"

"Ada apa dengan wajahnya?" tanya ibu lagi.

"Akan kuceritakan besok jadi kalian istirahatlah."

Sesaat Zi Chuan melihat Feng Jun yang tertidur lelap, mengelap kedua tangannya kemudian memasukkan tangannya dalam selimut.

Terima kasih sudah bersama denganku selama ini dan terima kasih sudah menyukaiku.

In Real And Dream World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang