BAB 5

3.7K 271 24
                                    

Gudang sekolah saat ini dipenuhi oleh geng Demons Prince. Mereka semua membolos pelajaran dan memilih merokok, bermain, dan pacaran di sana. Sudah menjadi hal yang lumrah jika mereka berbuat seperti itu.

Di tengah-tengah mereka asyik dengan aktivitas masing-masing. Tiba-tiba seseoeang mendobrak pintu dengan sangat kuat, hingga membuat mereka yang ada di dalam terlonjak kaget.

Brakk!

"WOI!" pekik Gerald, cowok tampan yang memiliki tindik di hidung.

Gerald yang tadinya hendak memberi pelajaran kepada orang yang lancang mendobrak markas mereka, seketika terdiam mematung. Ia tidak menyangka jika orang tersebut adalah ketua mereka.

Ya. Orang tersebut adalah Lucas. Lucas datang dengan ekspresi penuh amarah. Rahangnya terlihat mengeras dan wajahnya pun merah padam seperti tomat rebus. Mereka semua tidak mengerti mengapa Lucas tampak semarah itu.

"SIAPA YANG ANIAYA CEWEK YANG DATANG KE MARKAS!"

Pekikan Lucas membuat mereka semua ciut. Tidak ada yang berani mengaku karena Lucas tampaknya akan memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk orang yang melakukan itu.

"Kau kenapa? Bicaralah baik-baik," ucap Gerald mencoba menenangkan Lucas.

"Kenapa? Kau kan orangnya!"

Gerald langsung terdiam dan tidak bisa berkata apapun. Karena memang dirinya dan Virgo yang kemarin menganiaya Alicia.

Lucas yang sejak tadi sudah dirudung amarah yang menggebu-gebu, langsung memukul wajah Gerald hingga hidungnya mengeluarkan darah segar.

Bugh!

"Siapa lagi? NGAKU BANGSAT!"

Virgo yang juga melakukannya bersama Gerald pun mengaku. "Aku."

Lucas hendak melayangkan pukulan juga pada Virgo. Namun, tiba-tiba tertahan, tangannya terasa berat untuk memukul temannya itu.

Lucas menurunkan tangannya. Mencoba mengontrol emosinya sendiri. Kalau sudah begini, Lucas bisa lupa diri dan tidak ingat kalau mereka semua adalah rekan-rekannya.

"Isi kepala kalian apa? Seringan itu tanganmu mukul cewek bodoh dan lemah?" tanya Lucas tak habis pikir.

Gerald dan Virgo hanya bisa menundukkan kepalanya. Mereka sadar dengan kesalahan mereka. Namun, mau bagaimana lagi? Mereka sudah kelewat geram dengan Alicia waktu itu.

"Dia pancing emosi kita. Ya kita ...."

"Terus kau punya hak buat babak belur cewek yang nggak tau apa-apa?"

Gerald terdiam lagi.

"Brutal boleh, tapi pakai otak. Kita cuma lawan orang yang punya masalah sama kita. Di luar itu nggak usah di bawa-bawa! Nggak usah sok hebat!" tegas Lucas dengan nada menggebu-gebu.

Gerald mendongakkan kepalanya menatap Lucas. "Tapi apa harus semarah ini sama kita? Kau punya ikatan khusus sama dia sampai kita nggak boleh sentuh dia?"

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Gerald sukses membuat semua orang takjub. Terlebih lagi Lucas yang tiba-tiba dipojokkan seperti itu. Gerald memang sangat bisa membalikkan serangan untuk membuat dirinya layaknya sang korban.

"Bukannya di geng kita nggak ada kata salah?" lanjut Gerald masih berani.

Lucas tersenyum sinis. Ingin sekali Lucas membunuh Gerald sekarang juga. "Aku yang bilang atau kau? Aku yang ketua tapi kau yang memainkan peran itu. Nggak punya malu?"

Gerald mengepalkan tangannya kuat. Emosinya pun mulai terpancing saat Lucas menghina dirinya seperti itu. Tapi sebenarnya Lucas tidak salah. Ia benar. Gerald saja yang tidak pernah sadar diri sudah sering merebut posisi Lucas.

Healer Girl✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang