BAB 19

1.1K 134 14
                                    

****************************************

"Bodoh sekali. Aku tidak tahu apa-apa. Bahkan ketika aku berada di kandang musuh sendiri."

****************************************






"Lucas tolong dengarkan aku!"

Monica berteriak sambil berlari mengejar Lucas yang nyaris menutup pintu. Dengan cepat Monica menahannya.

"Apa?" Ekspresi Lucas tampak sangat malas.

"Kenapa kamu jauhin aku? Semalam kamu di mana? Aku di sini nunggui kamu pulang. Ponsel kamu aktif tapi kamu mengabaikan panggilan dan pesanku. Apa maksudmu?"

Lucas menyengir kekeh. Monica benar-benar tidak bisa membaca situasi dan tidak bisa sadar diri.

"Kau masih menanyakan maksudku?"

Lucas memasukkan tangannya ke saku celana. Berdiri pongah di depan Monica. "Kita selesai. Kembalilah dengan Morgan."

Rasanya seperti disambar petir. Monica takjub dengan Lucas yang sangat santai mengatakan hubungan mereka berakhir.

"Apa katamu? Aku tidak mau!" tolaknya.

Lucas mengangkat bahunya acuh. "Iya itu urusanmu. Yang jelas aku sudah bilang hubungan kita berakhir."

Bola mata Monica mulai berkaca-kaca, tangannya mengepal kuat, sesak sekali perasaannya sekarang.

"Pasti karena cewek itu, kan?"

Monica mulai mengada-ngada. Hal yang paling dibenci Lucas adalah menyalahkan orang lain dalam masalah mereka. Padahal semua itu terjadi karena salah Monica sendiri.

"Kau sadar tidak hubungan ini itu toxic? Aku menyakitimu dan kau juga begitu. Aku juga tahu kau ada hubungannya dengan ibu tiriku, tapi aku sengaja untuk tidak mencari tahu agar aku tidak semakin membencimu."

Monica membelalakkan matanya yang sudah berlinang air mata. "Apa?"

Lucas menepuk pundak Monica dua kali. "Sudah, pulanglah."

"Aku tidak mau putus denganmu, Lucas. Tolong mengertilah!"

"Tolong juga untuk mengerti aku tidak lagi mencintaimu!"

Suara Lucas melengking tinggi hingga pekerja di rumahnya terkejut. Mereka tahu apa yang sedang terjadi karena memang sejak semalam Monica terus datang dan menunggu Lucas pulang.

Monica terpaku di tempat. Bentakan hebat Lucas itu menciutkan nyalinya. Ia menundukkan kepala takut, tidak menyangka Lucas akan sangat marah dengannya.

"Aku katakan pulang sekarang. Jangan membuatku untuk lebih kasar lagi."

Monica mengangkat kepalanya perlahan, memberanikan diri menatap cowok yang membuatnya gelisah sepanjang hari karena takut semua terbongkar, dan mereka akan berpisah. Hari ini semua kegelisahaannya menjadi kenyataan untuk yang kedua kali.

"B-baik, aku pulang. Tapi aku akan pastikan kau kembali padaku nanti."


🎨🎨🎨🎨🎨🎨🎨🎨🎨


Ketika rumah sakit mengabarkan bahwa Bara sudah siuman, Lucas langsung pergi dengan kecepatan seribu bayangan. Kabar baik itu membuatnya bahagia. Pasalnya Lucas uring-uringan selama tiga hari karena Bara tidak kunjung sadar.

Lucas sampai bersamaan dengan teman-teman se-gengnya. Mereka masuk dan melihat kondisi Bara yang sudah pulih. Tampak ia sudah bisa berbicara, dan tertawa.

Healer Girl✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang