BAB 16

1.2K 123 16
                                    

****************************************

"Kenapa mereka selalu mengincarku? Apa yang akan mereka dapatkan sebenarnya?"

****************************************


Morgan keluar dari mobilnya yang berhenti tepat di depan rumah Monica. Kesadaran Morgan belum penuh, ia menekan tombol bel rumah Monica tanpa henti. Sopir pribadinya yang melihat itu merasa miris.

Hari sudah sangat larut. Mungkin saja Monica sudah tertidur. Itu sebabnya Monica tidak membuka pintu untuknya, tapi Morgan bukan orang yang gampang menyerah. Ia pun memanjat pagar rumah Monica, dan membuat sopirnya terkejut.

"Apa cinta harus membuatnya terlihat seperti maling?" gumam sopirnya iba.

Morgan berjalan sempoyongan, sampai di pintu Morgan langsung menggedor-gedor dengan keras sambil meneriaki nama Monica.

Sepertinya, keributan yang dilakukan Morgan membuahkan hasil. Monica akhirnya keluar dengan piyama tidur dan sendal bulu. Ia sangat terkejut mendapati Morgan yang tengah mabuk dan terperosot di lantai.

"Morgan!"

Monica mencoba membangunkan cowok itu, sambil menepuk-nepuk wajahnya dipangkuannya. "Hei, bangun!"

Morgan membuka kedua matanya. Terlihat wajah Monica yang polos tanpa polesan apapun. Senyumnya mengembang manis, ia memandang sesuatu yang sangat indah saat ini.

"Berhentilah mabuk! Kau bisa terluka keluar dalam keadaan mabuk seperti ini!"

"Apa kau masih mengkhawatirkanku?"

Monica menghela napas kasar. "Kau harus hidup dengan benar, Morgan. Kau tidak bisa terus-terusan seperti ini."

Morgan mengulurkan tangannya, mengusap pipi Monica dengan sangat lembut. Tatapannya juga penuh cinta, tapi ia tidak bisa menahan rasa sedihnya.

"Tidak bisakah kau kembali padaku?" lirihnya.

"Bagaimana bisa? Keluargamu tidak pernah menyukaiku karena aku miskin. Aku juga bukan pacar yang baik, aku saja bertahan hidup dengan cara yang salah. Kau harus segera melupakanku."

Morgan bangkit dari pangkuan Monica. Menatap wajah bulat menggemaskan itu dalam. "Jangan jatuh cinta padanya. Itu sangat menyakitiku. Dan, berhenti bekerja dengannya. Aku bisa meninggalkan segalanya untukmu. Setelah kau lulus, kita akan hidup bersama!"

Monica menangkap ekspresi Morgan penuh keputus-asaan. "Aku tidak bisa."

"Aku mencintaimu."

Monica membulatkan matanya tertegun mendengar kalimat itu diucapkan oleh Morgan.

"Dia tidak pernah mengatakan itu padamu, kan? Dia tidak pernah menemuimu kecuali kau yang minta, kan? Dia tidak pernah memanjat pagar rumahmu pukul dua pagi karena rindu padamu, kan?"

Morgan benar. Lucas tidak pernah melakukan itu padanya. Hanya Morgan yang memperlakukannya seperti itu. Namun, Lucas adalah sumber pendapatannya, dan sekarang Monica sudah mulai menyukainya.

"Tidak apa-apa kau pacaran dengannya demi uang. Tapi, jangan jatuh cinta padanya. Karena dia pun tidak mencintaimu."

Monica menggelengkan kepalanya setelah hampir terhanyut dalam ucapan Morgan. "Dia mencintaiku."

"Dia tidak pernah melakukan ini padamu, kan?"

Morgan memiringkan kepalanya, memajukannya dan menempelkan bibirnya dengan bibir ranum Monica. Monica tersentak karena itu terjadi begitu cepat. Ia mengepalkan tangannya, tapi tidak melawan. Ia mengikuti pergerakan Morgan.

Healer Girl✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang