BAB 3

4K 334 20
                                    

NOTE:

"Laki-laki yang enggak bisa lindungi perempuan itu lebih buruk dari narapidana dan lebih kotor dari sampah."

*Alicia Pirts Mahitto*



🎨🎨🎨🎨🎨🎨🎨




Alicia bergegas pergi menuju markas kebesaran Demon's Prince. Miska yang mengetahui lokasinya, sudah mengirim alamat melalui pesan pribadi. Hanya dengan modal keberanian Alicia datang menemui mereka yang sudah mencelakai Keano.

Alicia turun dari taksi kemudian berjalan masuk ke sebuah gang sempit di jalan yang sangat sepi. Nyaris tidak ada orang yang melewati jalan yang dihampiri Alicia saat ini.

Selang beberapa meter Alicia berjalan, ia melihat sebuah rumah yang cukup besar. Ia sudah bisa menebak kalau itu adalah markas mereka. Ditambah terdapat motor-motor kendaraan anggota geng, membuat Alicia semakin yakin.

Belum sempat Alicia mendekati markas tersebut, dua cowok dengan mengenakan jaket kulit bercorak sama, keluar dari dalam kemudian menghampiri Alicia dengan wajah yang menyeramkan.

"Kau siapa? Nyalimu cukup besar berani datang ke sini," ucap salah seorang cowok yang memiliki tindik di hidungnya.

"Aku mau ketemu sama orang yang mukul Keano. Atau jangan-jangan kamu, ya? Orangnya?"

Mereka berdua tersenyum sinis. "Kalau iya, kenapa? Mau lapor polisi?" sahut rekannya yang berambut cokelat terang dan memakai anting hitam.

Alicia menggeleng polos. "Enggak. Aku cuma mau jelasin yang sebenarnya. Keano itu enggak salah!"

Cowok bertindik di hidung maju mendekati Alicia, lalu mendorong bahu Alicia dengan telunjuknya berkali-kali. "Kebenaran itu enggak ada di kamus kita. Kau hanya akan dapat kesialan paling buruk ... dengan datang ke sini."

Bugh!

Dorongan terakhir dilakukan cowok itu dengan sangat keras. Sampai membuat Alicia jatuh ke tanah. Alicia menatap geram cowok yang mendorongnya.

"Cuma orang gila yang enggak peduli tentang kebenaran!"

Pekikan Alicia menyulut emosi kedua cowok itu. Mereka cukup tercengang dengan perkataan Alicia yang menghina mereka. "Kau udah bosan hidup?"

Alicia hendak berdiri, ia ingin menjawab dalam posisi sejajar dengan mereka. Namun, belum sempat Alicia berdiri, cowok beranting hitam lebih dulu menginjak pergelangan kaki Alicia dengan sepatunya yang sangat tebal.

Argh!

Alicia meringis kesakitan sambil berusaha melepaskan kakinya. Namun, tenaga Alicia tidak cukup kuat untuk menandingi cowok yang kekuatannya jauh lebih besar.

"Le ... lepas ...." lirih Alicia.

Bukannya merasa iba, justru cowok itu semakin gencar menekan kakinya lebih kuat lagi. "Tangisan cewek enggak ada nilainya di mata kami!"

Kedua cowok itu tertawa melihat Alicia merintih kesakitan. Menyiksa orang lemah merupakan kesenangan bagi mereka. Tidak heran jika mereka dikatakan raja iblis oleh orang-orang yang tahu tentang kekejaman mereka.

"Jangan cuma injak kakinya. Bikin babak belur juga mukanya!" rekannya mengompori sambil tertawa sinis.

Alicia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengeluarkan air mata. Ia benar-benar tidak punyaa kekuatan untuk melawan mereka berdua.

Cowok yang menginjak Alicia mulai melepaskan kakinya. Namun, belum selesai. Ia menarik kera baju Alicia hingga wajah mereka saling bertatapan.

"Say good bye to your beautyful face!"

Healer Girl✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang