"Aku ada di depan bukan di samping."
"Sini lihat aku."
Alicia gugup setengah mati. Matanya tidak berhenti berkedip dan tidak berani pula menatap Lucas. Setelah permasalahan selesai, Alicia masih harus berhadapan dengan Lucas yang terkejut dengan kehadirannya.
Lucas membawa Alicia ke rumah John. Sedangkan Lucy ditemani Key dan Miska ke rumah sakit. Luka di wajahnya harus segera di jahit karena cukup dalam.
Lucas tidak henti menatap lekat gadis yang nekad terjun ke dalam bahaya untuk membantunya. "Satu," ucapnya menghitung mundur.
"A-aku ... ."
Mata Alicia tiba-tiba memanas. Bukan tanpa alasan ia bertindak sampai sejauh ini. Sejujurnya ia juga takut, tetapi ia tidak bisa tinggal diam saat orang yang dicintainya dalam bahaya.
"Aku takut kamu kenapa-kenapa," lirih Alicia. Masih belum bisa menatap Lucas.
Lucas tersentuh, tetapi juga kesal. "Kalau justru kamu yang celaka gimana?"
"Aku cuma mau bantu kamu!" pekik Alicia sambil menatap Lucas tajam. "Kamu selalu sembunyiin masalah kamu, tidak pernah mau cerita. Apa kamu pikir aku bisa tidur waktu tahu nyawa kamu terancam? Aku ... ."
Belum sempat Alicia menyelesaikan bicaranya, Lucas dengan cepat merengkuh Alicia. Tubuhnya seketika bergetar hebat, Alicia menumpahkan air matanya. Ketakutan dan kekhawatirannya selama ini membuatnya tertekan.
"Aku juga takut kamu kenapa-kenapa. Itu sebabnya aku tidak pernah memberitahu kamu," ujar Lucas lembut sambil membelai kepala Alicia penuh sayang.
"Terima kasih, sudah dengan berani membantuku dan mama. Kamu hebat, aku sayang kamu."
Alicia semakin menangis dibuat Lucas. Bayangan-bayangan mengerikan yang selalu bersarang di pikirannya enggan menghilang bahkan saat Lucas sudah baik-baik saja.
Alicia melepaskan pelukan. "Jangan pernah menyimpan semuanya sendiri! Aku ada di samping kamu, selalu, dalam bahagia, bahaya, sedih. Aku mau jadi bagian dari kehidupan kamu tanpa terkecuali."
Lucas mencubit hidung Alicia gemas. "Iya. Tapi belum tahu kapan, aku belum punya pekerjaan."
"Apanya?" tanya Alicia bingung, sedikit terisak.
Lucas mengusap air mata yang membasahi pipi Alicia. "Kata kamu mau jadi bagian hidup aku, kan? Berarti aku harus nikahin kamu. Jadi, aku jawab belum tahu. Kita juga baru lulus sekolah."
"Lukisan aku banyak, kita lelang aja. Nanti uangnya buat resepsi," balas Alicia polos.
Lucas menutup matanya dengan telapak tangan. Kemudian tertawa. "Mana bisa begitu, hahaha."
"Kenapa? Lukisan itu mahal tahu!"
"Polos sekali. Menikah untuk bersama seumur hidup. Terus kalau uangnya dari hasil jual lukisan kamu, nanti kita hidup pakai apa? Memangnya kamu bisa makan rumput?"
Alicia mendorong bahu Lucas kesal. "Mana bisa!"
"Ya sudah. Aku akan wujudkan mimpi kita, tapi kamu harus menunggu. Kamu mau, kan?"
Alicia menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku tidak mau cuma menunggu. Aku akan berjuang sama kamu. Kita itu berdua, aku dan kamu."
Lucas tersenyum, dibalas Alicia yang tersenyum tak kalah manis pula. Suasana yang tadinya dingin mulai menghangat. Yang keluar dari mulut Lucas bukanlah lelucon.
Jika Lucas bilang dia cinta, maka benar cinta. Jika Lucas bilang akan menikah, ya cuma dengan Alicia.
"I love you, Alicia."
![](https://img.wattpad.com/cover/176569325-288-k739755.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer Girl✔
Teen Fiction"Gadis sederhana sang penyembuh luka." Alicia tidak menyangka bisa bertemu dengan berandal seperti Lucas. Lucas juga tidak pernah membayangkan bertemu dengan cewek polos seperti Alicia. Mereka berdua sama-sama tidak sadar, kalau ketidak-inginan me...