BAB 6

2.8K 219 23
                                    

Berkat mulut ember Miska, kini Keano tertahan oleh Alicia. Mobil dan ATMnya sementara disita, membuat rencana yang sudah disusunnya dengan baik hancur. Miska benar-benar membuatnya bermasalah saja.

Keano bisa menebak bagaimana Miska tahu mengingat abang kandungnya, Chiko adalah pemilik bar yang akan didatanginya. Keano sudah memesan ruangan khusus untuknya dan teman-temannya. Namun, mereka tidak bisa menjaga rahasia.

Saat bel pulang berbunyi tadi, Alicia sudah berdiri tegap di depan pintu kelasnya. Teman-temannya yang tahu bahwa Alicia adalah kakaknya meledek Keano, dianggap seperti anak kecil yang masih dijemput kakaknya.

Namun, apa yang bisa cowok jangkung beriris mata cokelat itu lakukan? Membantah Alicia saat ini bukanlah hal yang bagus. Bisa-bisa Keano berakhir di hadapan Andreas yang tidak akan segan menghukumnya lebih parah.

"Masuk, ganti baju, makan, kerjain PR, terus tidur."

Kepala Keano seakan dihantam batu karang besar. Tuntutan Alicia barusan tidak biasa ia lakukan. Biasanya, sepulang sekolah Keano akan kabur dan bermain dengan temannya. Sekarang, bagaimana caranya ia kabur? Kunci mobilnya ada pada kakaknya yang menyeramkan itu. Jika meminta tumpangan, akan hancur image seorang Keano yang merupakan seorang anak pengusaha sukses.

"Kak ...." rengek Keano sambil menekan-nekan lengan Alicia dengan telunjuknya. "Ke rumah Jimmy dong, ya? Beneran nggak ke bar."

"Tidak," tolak Alicia keras. Masih kukuh untuk menghukum Keano yang semakin nakal.

"Kamu kalau ngelawan kakak aduin ke Papa. Mau? Biar fasilitas kamu dicabut semuanya. Masih untung kakak cuma ambil mobil sama ATM kamu!"

Untung apanya? Keano malah merasa tersiksa dua fasilitas berharganya itu disita. Tidak bisa ke mana-mana dan melakukan apapun.

"Masa dikurung di rumah, sih? Nggak ganteng dong cowok diem di rumah."

Mendengar itu Alicia langsung menatap Keano tajam sambil berkacak pinggang. "Cowok ganteng itu rajin belajar, kalem, nggak suka berantem, apalagi suka dugem!"

Keano mencebik kesal. Alicia sama sekali tidak termakan dengan rayuannya. Kalau begini, Keano akan bosan setengah mati di kamarnya.

"Jahat banget, sih!" gerutunya kesal. Kemudian beranjak naik ke kamar meninggalkan Alicia yang masih berada di tempatnya berdiri.

Cewek dengan rambut dikuncir satu itu menghela napas panjang. Tidak bermaksud mengekang Keano. Namun, pergi ke bar dan mabuk-mabukan bukanlah hal yang baik. Apalagi Keano baru saja mendapat masalah dengan geng yang mengerikan. Alicia terpaksa mengurungnya agar Keano baik-baik saja.

Kaki jenjangnya mulai melangkah pincang mendekati tangga. Belum sembuh juga, Alicia hanya berharap kakinya sudah sembuh saat Andreas dan Key pulang. Bahkan akan lebih baik jika sembuh lebih cepat. Ia tidak ingin membohongi mereka ketika ditanya pasal kakinya yang terluka.

Namun, sepertinya takdir memang menginginkan Alicia untuk berbohong. Sebab, sepasang suami-istri yang seharusnya pulang tiga hari lagi itu telah menampakkan batang hidungnya. Key yang tadinya masih tertawa bersama Andreas mendadak terkejut saat melihat Alicia berjalan pincang.

"Alicia!"

Yang mempunyai nama tersentak. Begitu mengejutkan ketika ketahuan dengan Key sekarang. Dirinya kalang kabut, entah bagaimana ia menjelaskan dengan mereka.

Key menyentuh bahu Alicia, membantunya berbalik badan dan menatapnya. "Kaki kamu kenapa, Nak?" tanya Key dengan ekspresi cemas.

Alicia mengerjap. Kegugupan menguasai dirinya. "Oh ... ini ... itu semalam Alicia jatuh dari tangga," bohong Alicia yang terdengar masuk akal.

"Ya ampun ... kok bisa, sayang? Di tangga sekolah atau tangga rumah? Parah nggak sakitnya? Apa perlu kita ke rumah sakit sekarang biar diperiksa dokter?"

Hatinya begitu tersentuh kala wanita yang masih terlihat cantik meski umurnya tidak lagi muda itu khawatir padanya. Rasa bersalah kini menyelimuti dirinya. Bisa-bisanya ia membohongi sosok ibu yang sangat peduli dan perhatian padanya.

Alicia memaksakan senyumnya agar Key yakin. "Alicia baik-baik aja, Ma. Udah nggak sakit."

"Serius?"

Alicia menggangguk. Pikirannya sekarang beralih ke Keano. Takut jika mereka tahu Keano juga terluka karena perkelahiannya waktu itu.

"Besok kita ke dokter. Luka kecil bisa menjadi besar jika disepelekan. Besok papa urus surat izin kamu."

Suara berat dan tegas itu seketika membuat Alicia bergetar. Andreas tidak akan bisa ditolak. Kekhawatirannya semakin membesar kalau kebohongannya akan terbongkar. Sebeb dokter pasti tahu patah karena jatuh berbeda dengan disengaja.

"Iya, Pa."

🎨🎨🎨🎨🎨🎨

Lucas menutup pintu kulkas setelah mengambil sebotol minuman dingin. Ia menarik kursi kecil dan duduk di pantri. Sensasi dingin dari minuman yang ditengguknya sedikit meluruskan pikirannya yang sejak semalam semerawut.

"Tuan muda mau dibikinkan teh?"

Tuan muda itu seketika melirik asisten rumah tangganya sinis. "Nggak liat uda ada minuman?" sahutnya dingin.

Asisten itu meminta maaf, membungkukkan tubuhnya, kemudian bergegas pergi dari hadapan Lucas. Namun, Lucas mencegahnya dengan cepat. "Berhenti."

Wanita muda berambut bob itu menegang dengan mata memelotot. Tiba-tiba ia diserang rasa takut. "Ada apa, Tuan?" tanyanya dengan cemas.

"Pernah patah kaki?"

Wanita itu mengangguk cepat.

"Biar cepat sembuh pakai apa?"

Kedua alisnya terangkat bingung. Tidak mengerti mengapa Lucas bertanya seperti itu. Yang ia tahu, Lucas saat ini baik-baik saja.

"Tapi, tuan muda baik-baik saja saya lihat."

"Jawab aja bisa nggak?"

Langsung menciut. Lucas memang jagonya membuat orang lain mati kutu. "Saya dulu dipakaikan ibu obat kayak salep. Kata dokter saya akan sembuh sekitar 4 bulan. Tapi, karena salep yang ibu kasih jadi lebih cepat satu bulan. Mau saya tanya obatnya?"

Lucas menggelengkan kepala. "Nggak patah. Cuma bengkak aja karena ketimpa benda berat."

Wanita itu nyaris mengeluarkan kata-kata kasar. Namun, ia masih mengingat Lucas adalah majikannya. "Di apotik banyak, Tuan. Tinggal bilang saja apa yang sakit," balasnya dengan memaksakan senyum di bibir.

"Males banget," ucap Lucas tanpa merasa bersalah. Lalu, pergi begitu saja dari hadapan asistennya.

"Ya Tuhan ... untung ganteng."







Minggo comeback semuanya. Maaf banget lama balik ke sini. Karena ya .. kegiatan padet bgt.

Terima kasih sudah setia menunggu. Terima kasih untuk tidak pernah bosan.

💜💜

Healer Girl✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang