BAB 34

862 115 24
                                    

Keesokannya John datang ke perusahaan setelah mengumumkan jadwal rapat darurat dengan seluruh anggota penting. Emma dan Jino pun tampak sudah duduk tenang dengan ekspresi tanpa beban di wajah mereka.

John menghela napas. Sejak semalam ia tidak bisa tidur nyenyak karena masalah ini. Sudah tenang jiwanya karena Mike bisa diandalkan, tetapi berita kematiannya membuat semuanya kacau.

Rapat dibuka, dan semuanya mendengarkan dengan serius. Saat waktunya pengajuan pendapat, hampir seluruh anggota mengusulkan untuk memilih pemimpin baru.

"Lebih baik memilih pemimpin baru. Anda sudah tidak bisa lagi menjabat karena sudah harus pensiun di umur sekarang. Saya rasa Jino adalah pilihan tepat untuk menggantikan posisi Mr. Mike. Mengingat dia juga anaknya dan dia berpendidikan tinggi juga sangat kompeten."

"Benar. Dilihat dari cara kerjanya selama ini, tidak pernah ada masalah. Dia bekerja sangat baik dengan Mike selama beliau masih hidup. Tapi sayang waktunya tidak lama merasakan posisi Presiden Direktur."

John mendengarkan pendapat-pendapat mereka dengan saksama. Mencerna satu per satu apakah pendapat mereka benar bisa menguntungkan perusahaan atau tidak.

Selama ini, Lucy belum memberi tahu apa-apa tentang rencana jahat Emma dan Jino, tetapi John tidak bodoh pula mempercayai semua orang yang ada di ruangan ini. John tahu betul bahwa di ruangan ini ia dikelilingi serigala berwajah kelinci.

"Berikan aku alasan lebih tepat dan masuk akal untuk membuatnya menjadi kandidat Presiden Direktur yang baru. Karena aku pun punya calonnya," ucap John.

Mereka semua tercengang. Tidak biasanya John memilih sendiri kandidat untuk mengisi posisi Presiden Direktur di perusahaannya. Sebab, biasanya akan mengikuti aturan pemegang saham tertinggi dan grafik tahunan yang terus meningkat.

"Jino baru saja berinvestasi, menjadikannya pemegang saham tertinggi di atas Mr. Mike dan Mr. Kyle," balas sekretaris Jino yang turut hadir dalam rapat.

Di dalam hati, John tertawa.

"Sebanyak apa uang yang mereka punya? Apa mereka tidak tahu Mike selalu mengirim uang pada Lucy di atas nominal yang selalu diberikan kepadanya? Dan Mike sudah mewarisi seluruh hartanya pada Lucas. Oh, mungkin dia tidak tahu, atau mungkin Mike juga turut memainkan Emma? Lucu sekali. Aku rasa dia akan dipermainkan oleh permainannya sendiri."

"Kalau begitu ... silakan saja melakukan pemilihan lagi. Kandidatku tetap akan maju, tapi dia akan muncul saat hari itu tiba."

Ucapan tetakhir John sebelum keluar dari ruangan. Rapat pun berakhir dan ruangan kembali sepi seperti sedia kala. Emma dan Jino berjalan beriringan keluar dan tiba-tiba Emma mendapat sebuah telepon.

"Bagaimana? Kalian mendapatkan lagi bukti itu, Kan?" tanya Emma dengan suara kecil. Jino mengawasi dengan melihat sekeliling.

"Iya. Kami sekarang masih bersembunyi. Komplotan Lucy sudah bisa mengakses keberadaan kami. Akan sangat berbahaya jika kami keluar sekarang."

"Iya sudah. Tetaplah di sana sampai aku datang mengambil bukti itu. Ah ... tidak. Hancurkan saja bukti itu sekarang!"

"Baik, Mrs."

Hanya orang bodoh yang mempercayai mereka. Iya, Emma sangat bodoh. Tanpa disadarinya anak buah yang meneleponnya itu sudah disandera oleh orang yang tidak mereka kenal.

"Kerja bagus," ucap sang Penyandera bergender wanita itu. Rambutnya tidak terlihat karena di gulung ke dalam topi.

"Merusak bukti katamu? Hahaha, dia pikir aku bodoh? Mana mungkin aku membiarkan orang yang sangat berharga itu celaka karena wanita licik seperti dia?"

Healer Girl✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang