Alicia tidak berkedip melihat sosok wanita yang saat ini berdiri di samping polisi. Wajah yang sangat dirindukannya itu kini ada di hadapannya. Wajah pucat yang selama belasan tahun terkurung di dalam penjara karena tindakan jahatnya. Sekarang telah bebas.
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Alicia, tetapi hari yang diharapan Key tidak terjadi. Sungguh bertolak belakang, tapi takdir yang menentukannya.
Amel. Wanita yang pernah berusaha dengan sangat keras menghancurkan rumah tangganya, bahkan sampai berani untuk menghabisi nyawanya. Sejujurnya Key sudah memaafkan, hanya saja belum bisa melupakan. Sepertinya pun tidak akan mungkin.
Bagaimana bisa Key melupakan kejadian yang sangat pahit itu? Meskipun Key akhirnya bisa menyelamatkan diri berkat dirinya adalah seorang putri Gangster.
Wajah licik dan penuh tipu muslihat tidak lagi terpancar. Amel tampak berubah dimulai dari rambut, tubuhnya yang semakin kurus, dan melemah.
Alicia melangkah mendekati Amel. Amel tidak merespons apa pun selain melihatnya dan membiarkan Alicia mendekatinya. Sedangkan Key di belakang membuang wajah, mencoba untuk tidak melihat pemandangan memilukan itu.
Mereka berdua saling memandang. Manik mata Alicia dan Amel sama-sama sudah berkaca-kaca. Apakah Amel juga merindukannya? Merasakan hal yang sama dengan Alicia selama ini?
"M-mama?" panggil Alicia gugup. Untuk pertama kalinya Alicia bertemu dan mengucap itu di hadapan Amel langsung.
Selama berkunjung Amel selalu melarang siapa pun untuk bertemu dengannya. Key dan Andreas juga jarang diizinkan, hanya sesekali karena Amel yang memang tidak ingin bertemu siapa pun. Kemungkinan malu dan merasa bersalah setiap kali melihat wajah orang-orang yang sudah disakitinya.
"Kau memanggilku?"
Alicia agak terkejut mendengarnya. Begitu pula dengan Bara, Miska, Lucas, Keano yang ikut bersama mereka melihat kebebasan Amel.
"Tentu saja," balas Alicia.
"Apa aku masih pantas? Key lebih pantas jadi Ibumu. Kembalilah."
Alicia mengepalkan tangannya sambil mengontrol deru napasnya. Tidak, ia tidak boleh menangis saat ini.
"Alicia ... anak mama Amel. Alicia tetap anak mama Amel," ucap Alicia lagi.
Amel mendekati Alicia. Kemudian memeluknya. Alicia tentu merasa terkejut, tetapi tetap membalas pelukan itu. Meskipun masih terasa canggung, tetapi pelukan itu yang diinginkan Alicia selama ini.
"Terima kasih ...." ucap Amel dengan lirih.
Amel melepas pelukan. Air matanya tidak dapat ia tahan dan lolos begitu saja. "Tapi aku tidak bisa mengambilmu dari Key. Dialah yang merawatmu dan membesarkanmu. Aku hanyalah orang yang berniat menghancurkan hidupnya dan hidupmu dulu. Sejujurnya aku tidak berani menampakkan wajah di depannya saat ini, tetapi aku terkejut kalian yang datang menemuiku."
Amel mengusap pipi Alicia sesaat. "Kembalilah padanya. Dia akan terpukul jika kau memilihku. Aku tidak akan melakukan itu dan menyakitinya untuk yang kedua kali," lanjut Amel membuat Alicia menangis.
"Tapi ... Alicia rindu, hiks."
Amel mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Ini lukisan darimu, kan? Aku menyimpannya satu. Ini akan kupajang di rumahku nanti. Kau tidak perlu khawatir aku akan baik-baik saja seorang diri."
Amel menghela napas panjang. "Melihatmu sehat dan tumbuh menjadi gadis cantik sudah membuatku bahagia. Aku tidak ingin egois lagi, dan jangan membuatku menjadi seperti itu. Sejak awal kau adalah milik Key."
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer Girl✔
Teen Fiction"Gadis sederhana sang penyembuh luka." Alicia tidak menyangka bisa bertemu dengan berandal seperti Lucas. Lucas juga tidak pernah membayangkan bertemu dengan cewek polos seperti Alicia. Mereka berdua sama-sama tidak sadar, kalau ketidak-inginan me...