BAB 22

1.1K 130 14
                                    

****************************************

"143; I Love You."

****************************************


Lucas mematikan ponselnya dan mengacak-acak rambutnya. Perasaannya campur aduk. Antara senang, malu, dan gugup. Tidak disangka Lucas memiliki niat untuk menyatakan perasaan pada Alicia malam ini.

"Aku pasti sudah gila," gumamnya dengan tatapan kosong.

Asisten rumahnya masuk ke kamar Lucas untuk membersihkan kamarnya. Ia wanita dewasa yang belum menikah, tetapi masih proses berkencan dengan pacarnya.

"K-kau ...."

Asisten itu menghentikan pekerjaannya dan menghadap Lucas. "Ada apa, Tuan?"

"Saat pacarmu menyatakan cinta, apa yang diberikannya padamu?"

"Eh?"

Tentu saja ia terkejut. Bagaimana mungkin Lucas bertanya karena seperti yang sudah diketahui Lucas pernah berpacaran dengan Monica.

"Bunga, dan cincin. Tapi, bukannya Tuan sudah pernah berpacaran dengan Monica?"

Lucas bergeming. "Beda. Aku menembaknya di telepon, dan aku tidak pernah membelikannya hadiah dari inisiatifku sendiri. Dia yang selalu minta."

Asisten itu mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia hendak berbicara lagi, tetapi Lucas lebih dulu bangkit dan mrnyanbar jaket dan kunci mobilnya. Lalu, keluar tanpa sepatah kata.

"Aku pikir dia benar-benar mencintai yang satu ini. Pria tampan dan dingin itu sudah mulai berubah sedikit hangat."

Lucas saat ini hendak pergi ke Mal untuk mencari hadiah. Ia ingin memberikan hadiah yang benar untuk Alicia. Sekaligus sebagai tanda ungkapan perasaannya.

Lucas tidak berbohong kalau sekarang ia gugup. Bukan pertama kalinya memang, tetapi dirinya tetap gelisah untuk mengungkapkan perasaannya nanti pada Alicia.

Lucas tidak tahu ini terlalu cepat atau waktunya sudah tepat. Ia hanya merasa kalau ia harus mengatakannya segera. Mungkin takut Alicia dimiliki orang lain?

Setelah sampai di Mal, Lucas langsung menuju ke toko perhiasan. Lucas memilih liontin berlian berbentuk hati. Warnanya biru langit, tenang, seperti Alicia.

Awalnya Lucas hendak membeli cincin, tetapi ia urungkan dan berencana membeli itu nanti saat waktunya tiba untuk melamar. Tidak akan terasa spesial lagi nanti jika Lucas memberikannya sekarang.

Lucas beranjak dari toko perhiasan menuju ke toko bunga. Lucas akan memberikan bunga juga.

"Bunganya untuk pacar?"

Lucas terbengong. "I-iya ... tapi belum."

Penjual bunga itu tampak berpikir. "Dia orang yang seperti apa? Atau kamu tahu tanggal lahirnya?"

"Semalam. Dia pelukis dan dia orang yang tenang, menggemaskan."

Penjual bunga itu langsung tersenyum dan merangkai bunganya. Ia merangkai bunga Daisy putih dan Mawar merah. Daisy putih bermakna cinta setia dan kepolosan. Secara umum bunga Daisy bermakna cinta, kerendahan, dan kepolosan. sedangkan Mawar merah bermakna cinta yang romantis.

"Karena dia pelukis, dia pasti tahu makna bunga yang kamu berikan. Pasti tidak akan ditolak," ucapnya sambil tersenyum.

Lucas menganggukkan kepala saja tanpa tersenyum. Sebenarnya ia sudah merasa malu, tetapi ia menahan diri agar tidak terlihat salah tingkah.

Healer Girl✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang