BAB 24

1.1K 117 17
                                    

****************************************

"Bagaimana caraku menghadapi ini? Aku sangat rindu padamu. Pulanglah."

****************************************








"Karena aku suka padamu."

Miska terdiam, mencoba mencerna ucapan Keano barusan.

Apa katanya?

Dia suka pada Miska?

Bagaimana bisa?

Miska tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Selama ini, Miska hanya menganggap Keano sebagai temannya, adik dari Alicia sahabatnya. Memang mereka sering bermain bersama, tetapi Miska tidak mempunyai perasaan lebih. Miska hanya menyukai Bara.

Lantas sekarang bagaimana? Apa Miska akan menghancurkan hati Keano karena pengakuannya? Atau Miska harus berpura-pura?

Keano membalikkan posisinya ke semula. Mulai menjalankan mobilnya lagi. Ketegangan tadi sedikit mereda, tetapi suasana menjadi canggung. Miska tidak dapat berkata apa-apa lagi.

"Tidak usah dijawab ataupun dibalas. Aku tahu siapa yang kau sukai. Jadi, aku tidak memaksamu."

Keano menambah kecepatan lajunya agar cepat sampai di rumah Miska. Saat sudah di depan gerbang rumah mewah itu, Keani berhenti dan berbicara tanpa melihat Miska.

"Sorry, udah bikin suasana jadi canggung. Tapi aku benar-benar hanya mengutarakannya saja. Sesak jika ditahan terus."

Miska mengangguk mengerti. Setelah itu, ia keluar dari dalam mobil tanpa sepatah kata. Bibirnya benar-benar kelu dan kaku. Jantungnya seperti akan meledak sekarang.

Keano memutar mobilnya dan pergi dari area rumah Miska. Sedangkan Miska berlari masuk sambil berteriak, sampai Morgan mengira Miska dikejar-kejar oleh penjahat.

"Kau kenapa?!"

Miska ngos-ngosan, membuat Morgan semakin bingung. "Bicaralah! Kenapa?"

Miska mengontrol deru napasnya yang menggebu-gebu. Kemudian, menatap Morgan dengan ekspresi putus asa. "Apa aku cantik?"

Morgan semakin mengerutkan wajah. "Eh?"

Miska mondar-mandir sambil mengacak-acak rambutnya. "Aku tidak cantik tapi kenapa dia suka padaku?!"

Morgan tersedak mendengarnya. Adik kecilnya itu ternyata sedang risau karena cinta.

"Adik kecilku sudah pintar sekarang? Perasaan dulu masih main robot-robotan?" kekeh Morgan.

Miska mengerucutkan bibirnya kesal. "Itu dia! Kenapa dia suka cewek sejenis aku? Padahal yang suka padanya itu banyak!"

Morgan menarik tubuh Miska, kemudian merangkulnya, mengajaknya berjalan naik ke kamarnya. "Rambut sama hitam, hati siapa yang tahu?"

"Rambutku coklat, btw."

Morgan membuka pintu kamar Miska. "Kau tidak bisa menebak pikiran seseorang, sama dengan kau tidak akan tahu perasaannya. Kalau dia suka, itu haknya."

"Terus aku harus bagaimana? Aku kan menyukai orang lain!"

"Jadi, kenapa kau bingung? Kalau sudah tahu siapa yang kau suka, seharusnya kau bisa menghiraukan dia," lanjut Morgan.

Miska menghela napas panjang. "Tidak bisa."

"Loh?"

"Dia baik sekali padaku. Meskipun setiap hari kami bertengkar, tapi dia selalu menjagaku. Sedangkan cowok yang kusukai, dia tahu perasaanku saja tidak," ungkap Miska dengan ekspresi sedu.

Healer Girl✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang