BAB 27

1K 111 8
                                    

****************************************

"Aku harap kamu tidak tertipu dengan siapapun. Hanya aku yang mencintaimu. Hanya aku."

****************************************




Alicia segera membenarkan posisinya, kemudian memungut buku-bukunya. Gerald menelan salivanya, merasa ada getaran aneh beberapa detik yang lalu. Saat Gerald melihat ke belakang, teman-temannya sudah tidak ada.

Tiba-tiba ia tersentak dengan bentakan Alicia. "Hei!"

Gerald menaikkan sebelah alisnya.

"Kalau ada orang kesususahan itu harusnya kamu tolong! Apalagi aku perempuan. Harusnya kamu sadar!"

Gerald tercengang dengan Alicia yang tiba-tiba mengomel. Saat pertama kali Alicia ke markas juga ia bersikap sama. Berbicara tanpa takut apapun.

"Kau tidak ingat aku pernah melukaimu?" tanya Gerald.

Alicia tidak menjawab. Ia malah terpaku pada leher Gerald yang terluka. Alicia ini sepertinya memang sensitif sekali dengan luka. Di bagian manapun akan terlihat oleh mata cantiknya.

"Leher kamu luka? Kenapa dibiarin terbuka gitu? Itu lukanya dalan loh!" ngeri Alicia.

Gerald semakin bingung dibuatnya. Apa yang ia katakan dibalas dengan yang tidak berkaitan. Alicia mencoba menyentuh leher Gerald, tetapi Gerald langsung menepis tangannya.

"Jangan sentuh!" ucapnya kasar.

Alicia menghela napas kasar. Daripada takut, ia justru semakin niat untuk mengobati Gerald. Dengan cepat ia menarik tangan Gerald menuju ke ruang kesehatan. Anehnya, kali ini Gerald tidak memberikan perlawanan.

Setelah sampai di ruang kesehatan, Alicia langsung mendudukkan Gerald dan meminta suster untuk memberikannya obat-obatan dan kelengkapan penutup luka. Gerald hanya diam menyaksikan gadis yang pernah dilukainya itu sibuk.

"Kamu paham tidak efek dari infeksi? Luka kamu bisa membusuk nanti terus kalau kepala kamu diamputasi gimana? Mau kamu mati?"

Alicia mengomel sepanjang mengobati Gerald. Tangan kurusnya dengan lihai meneteskan obat dan membalutnya dengan perban. Gerald pun tampak santai dan tidak merasa terganggu dengan ocehan Alicia.

Sehebat itukah hipnotis seorang Alicia?

"Kamu dengar, ya. Ini lukanya harus dibersihkan, terus dikasi obat lagi, jangan lupa ditutup pakai perban. Harus rutin biar cepat sembuh," tutur Alicia dengan wajah serius.

Gerald tidak fokus mendengar, ia malah fokus menatap wajah Alicia. Semakin dilihat semakin terasa aura cantiknya.

"KAMU DENGAR TIDAK?" pekiknya keras.

Gerald spontan mengangguk-angguk berkali-kali. Alicia merotasi matanya dan menghela napas.

"Kenapa kau baik padaku?" Gerald mulai membuka suara.

"Aku sensitif melihat luka. Apalagi tidak diobati kayak gitu. Mama selalu bilang luka sekecil apapun harus diobati supaya tidak infeksi," jelasnya.

Healer Girl✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang