Hari ini adalah hari sabtu hari dimana Dasya sudah ada jadwal dengan kakak kelasnya si Reynand. Dia akan bertemu adek bayi disana. Dasya memang menyukai anak bayi. Katanya seperti boneka hidup.
Dan sekarang Dasya sudah menunggu digerbang. Sudah setengah jam Dasya menunggu namun Reynand belum menghampirinya. Mau ditelepon Dasya tak punya kontaknya. Jalan satu satunya adalah menunggu sebentar lagi mungkin dia lagi ada urusan.
Disaat Dasya melangkahkan kakinya dia dipanggil oleh seseorang ya dialah Reynand yang memakai sweter hitam dengan celana abu abu sekolahnya.
"Dasya? Ayo mobil gue diparkir!"ajak Reynand yang berjalan kearah parkir dan Dasya mengikutinya dari belakang.
Sekarang mereka berdua sudah berada didalam mobil. Mereka berdua diam tidak ada yang membuka suara kecuali radio yang memang hidup dimobil Reynand.
"Kak?"panggil Dasya.
"Hemm."dehamnya.
Dasya menggaruk kepalanya dan memberanikan diri untuk bertanya tentang beberapa hari yang lalu.
"Kak kemarin itu pas dikantin kakak emang gak liat aku yaa atau emang sengaja gak nyapa aku!"terus terang Dasya sambil menunduk.
"Ohh itu gue memang sengaja!"katanya santai.
"Ihh kakak aku kirain kakak marah sama aku."celetuk Dasya.
"Santai aja kalee."
Reynand memberhentikan mobilnya didepan panti asuhan. Dan keluar dan diikuti Dasya.
"Adek adek gue disini! Ayo? "ajaknya memegang tangan Dasya.
"Ohh ayo kak! Pasti banyak anak kecil yaa!"ucap Dasya dan melepaskan genggaman tangannya dan berjalan memasuki gerbang duluan.
"Kakak siapa?"ucap seorang anak yang kira-kira berumur 6 tahun.
"Ini teman kakak!"kata Reynand yang merangkul Dasya.
Dasya yang merasa risih dengan rangkulan itu berbisik kepada Reynand."Kak turunin tangan kakak."bisiknya meminta dengan wajah melas.
"Hai kak nama aku doni nama kaka siapa?"sapanya kemudian mengulurkan tangannya ke Dasya.
Dasya menyambut tangan si kecil dengan tersenyum manis. "Nama kakak Dasya,"
"Kak Dasya ketaman yuk disana banyak teman-teman aku ada juga adek bayi aku kakak mau kenalan kan sama mereka."tunjuknya kearah taman.
"Ayuk kakak mau."
Doni pun menarik pergelangan tangan Reynand dan Dasya menuju taman.
Mereka menghampiri dan Dasya mulai berkenalan dengan anak anak panti yang imut dan manis ini. Saatnya Dasya menyapa balita yang sedang menangis digendongan ibu pengasuh.
"Kak kesana yuk."tunjuk Dasya kearah bayi itu.
Reynand segera menarik Dasya dan menghampiri bayi itu dan Reynand mengambil alih menjadi menggendong bayi itu.
"Ehh nak Reynand uda lama!"ucap ibu itu.
"Enggak kok bun baru aja sampai. Ohya bun ini Dasya adik kelasnya Reynand."jawab Reynand dan memperkenalkan Dasya.
"Dasya bu." ucap Dasya.
"Panggil aja bunda kayak Reynand yaa."ucap pengasuh itu dan membelai pucuk kepala Dasya dengan lembutnya.
"Ehh iya buk eh bun maksudnya."jawab Dasya terkekeh.
"Ohiya bunda kedalam dulu yaa tolong jagain Dio dulu bunda masih banyak kerjaan didalam!"pamit bunda kedalam.
"Sini kak aku yang gendog Dio."
Reynand memberikan Dio ke gendongan Dasya. Dasya begitu senang menggendong Dio. Dasya berjalan mengelilingi taman yang ada dipanti ini.
Panti yang sangat luas. Bahkan seperti tidak tempat panti. Ini rumah Reynand yang dijadikannya sebagai tempat anak anak yang kurang mampu atau anak anak yang tidak mempunyai orang tua dan tempat tinggal.
Dasya mengelilingi dan sekarang Dasya berada dibelakang panti asuhan ini. Belakang yang masih banyak lagi anak anak yang bermain disana.
Dasya memilih duduk didekat anak anak kecil itu bermain. Dan sesekali melihat Dio yang sudah nyenyak digendongannya.
Reynand yang masih setia mengikuti Dasya berkeliling dan duduk didekat anak anak bermain. Reynand berdiri disamling Dasya seperti bodyguardnya saja.
"Kak Dio uda tidur antarkan Dio yuk kak!"tutur Dasya yang masih melihat Dio yang tidur sangat nyenyak.
"Ayo masuk sekalian gue ajak keliling didalam dirumah."ajaknya berjalan duluan tanpa menunggu Dasya.
Sekarang mereka sudah berada didalam kamar Dio. Dan meletakkan ditempat tidurnya sangat pelan setelah meletakkan Dasya mencium pipi kanan dan kiri Dio. Tak cukup dua kali Dasya menciuminya berkali-kali sehingga Dio merasa risih dan menggeliat.
"Puas banget nyiumi anak orang gak sadar apa yang disini nungguin juga!"seloroh Reynand.
"Ayo kak."
"Berasa gak ngomong tadi gue,"cetusnya.
"Aku dengar kok kak,cuman tadi malas gubris aja ahahaha,"ucap Dasya kemudian berjalan duluan.
"Dasar bocah,"cetus Reynand yang meyusul Dasya yang sudah sampai dapur dengan bunda.
"Bocah ayo biar gue kasih tahu rumah ini."tutur Reynand menarik Dasya ke tangga.
"Kak ini kayak gak panti tau gak sih,ini itu rumah siapa sih kak?"tanya Dasya.
"Ini itu rumah gue. Gue dikasih bokap dan nyokap rumah ini buat gue jadi mandiri gitu. Tapi tiba-tiba gue ingin jadiin rumah ini sebagai panti karena juga gue suka sama bocah bocah apalagi bocah kayak Dasya Micella gini."terangnya kemudian menggoda Dasya mencubit pipinya.
"Kakak suka banget yaa sama anak kecil sama kak aku juga,kalo aja bunda aku mau punya adek lagi pasti aku bakal senang banget."harap Dasya.
"Yaudah suruh aja bunda Dasya hamil lagi!"tutur Reynand yang mengusap lembut kepala Dasya.
"Ihh kakak gak semudah itu, bunda juga uda tua jadi gak bagus hamil lagi."
"Yaudah kamu sering aja main main kesini. Disini selalu menunggu kamu aplagi aku hhahha."bisiknya kemudian lari terbirit birit meninggalkan Dasya yang tersenyum lebar.
Nyambung gak sih author butuh krisar nih readers wkwk
Tolong dong gimana
Nyambung kagak
Kalo kagak tinggalkan komentar kalian okee see you zeyeng emmuach
VOUS LISEZ
Struggle (END)
Teen FictionKita saling mencintai Tapi, saling menyakiti. Karena kemauan keluarga kita begini. Entah ini jalan menuju dewasa atau kita memang tak ditakdirkan untuk bersama. Kita saling memiliki namun tak bahagia. Sama saja kita melukai orang yang kita miliki b...