Part 55

4 1 0
                                    

"Sayang kamu lagi ngapain?"tanya Reynand yang melihat Dasya tak menampilkan wajahnya. Hanya ada kursi yang dia lihat.

Mereka berdua lagi video call. Reynand yang semakin posesif karena ldr-an. Dasya menyukai hal itu, karena Reynand akan selalu mendampingi dirinya ya walau tak secara langsung.

Baru satu bulan mereka berpisah itu membuat Reynand tersiksa.

"Sayang."panggil Reynand lagi.

"Maaf yah, tadi ada tamu salah orang."

"Salah orang gimana?"

"Tadi tuh sebenarnya dia mau ke Apartemen sebelah tapi dia salah gitu. Kamu lagi ngapain?"

"Aku lagi mikir mau pindah ke universitas dekat kampus kamu disana."

Dasya tak percaya jika tunangannya itu ingin pindah universitas di negeri orang. Dasya saja mau melanjutkan mimpinya dinegaranya sendiri. Tapi, apa boleh buat jika itu rezeki dirinya.

"Jangan gitu dong. Aku bukannya gak mau kamu pindah kesini, kamu kan uda satu tahun kuliah disana masa iya mau pindah hanya karena supaya ketemu sama aku. Kalau tujuan kamu cuman agar bisa jumpa sama aku, nanti kamu susah mau capai cita-cita kamu itu."jelas Dasya panjang lebar. Sedangkan Reynand hanya menatapnya dengan wajah sedihnya.

"Intinya kamu gak ngasih aku kan. Satu lagi, itu bukan cita-cita aku sayang. Jangan buat aku mood aku rusak hanya ucapan itu lagi yah."

"Maafin aku yah, aku gak bermaksud sayang."

"Cium dulu."

"Emmuachh."Dasya memajukan mulutnya dan mengecup ponsel itu yang sedang menampilkan pipi Reynand.

"Makasih sayang."

.
.
.

Satu bulan itu cukup membuat rambut seorang Irsyad panjang sebahu. Entah dia memakai sesuatu agar rambutnya cukup lebat atau tidak. Yang pastinya tidak. Rambut panjang itu memang tumbuh dengan sendirinya dan atas kemauannya sendiri. Dia memutuskan untuk melanjutkan mimpinya ke negeri orang dan meninggalkan tunangannya yang cukup butuh perhatian seorang laki-laki karena meninggalnya ayahnya bulan lalu.

Irsyad memang tak mempunyai hati bila dia meninggalkan perempuan yang selalu ada disampingnya itu. Apa kalian tidak tahu kalau Hati Irsyad seorang Irsyad telah menjadi batu dan tak bisa digunakannya lagi. Dia sengaja tinggal bersama temannya Smanya itu. Dio. Apakah kalian masih mengingat Dio. Pasti ingat lah yah.

Dio yang sengaja tidak memberitahu kalau kamarnya bersebelahan dengan Dasya. Ia tak mau jika Irsyad menolak karena Dasya masih berada didekatnya.

Dasya, Irsyad, dan Dio mereka bertiga berangkat kenegara orang dengan meninggalkan kekasih mereka diBandung. Mereka bertiga harus Ldr-an. Dasya yang menyukai Ldr-an, sedangkan Irsyad dia merasa tenang dan aman karena bisa jauh dari tunangannya itu, dan Dio sungguh menyesal memberitahu keinginan dimasa depan kepada Aliyah. Aliyah menyuruhnya pergi hanya karena agar keinginannya tercapai tidak ada maksud yang lain.

"Syad, gue keluar bentar. Lo, istirahat aja dulu."kata Dio yang seraya membuka pintu dan keluar.

Diluar Dio menelepon seseorang dengan sangat serius sedikit membicarakan yang sangat penting.

"Kok cepat banget lo baliknya."heran Irsyad yang melihat Dio masuk dengan wajah sumriang.

Irsyad menyipitkan matanya sedangkan Dio santai seolah-olah tak masalah.

"Bulan lalu lo masuk kampus mana?"

"Gue masuk dikampus Reynand juga. Malas gue kalo dia mulu yang gue temuin. Dari smp seolah-olah gue harus mengikuti jejak dia bokap nyuruh begitu. Padahal pintaran gue. Heran punya orang tua bukannya bangga akan hasil anaknya malah hasil anak orang."Irsyad tersenyum kecut. Dio merasa bersalah karena pertanyaan itu tadi.

Struggle (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant