Part 33

12 6 0
                                    

Setelah ujian semester ganjil selesai Irsyad berencana untuk mengajak Dasya ngedate. Irsyad sudah menyiapkan apa yang ia pikirkan selama seminggu ujian berlangsung dia akan mengajak Dasya ke suatu tempat yang sangat romantis.

Malam ini mereka akan menghabiskan waktu bersama. Dasya yang sudah siap dengan gaun maroon-nya yang selutut dan dengan rambut yang di gerai membuat wajahnya makin enak dipandang oleh lawan jenis yang akan terkagum melihat penampilannya. Make up yang tak terlalu menor membuat wajahnya semakin manis.

Entah mengapa Irsyad mengambil kemeja maroon. Hatinya berkata maroon begitu manis untuk malam ini. Dia memakai dengan celana jeansnya dan dengan jas hitamnya. Kenapa dia memakai jas ini kan bukan acara pertemuan antara klien.

Irsyad berpikir sejenak. Dia menaruh kembali jas ke dalam lemari. Dia hanya menggunakan kemeja maroon itu dengan dibaluti jacket jeansnya.

Kali ini Irsyad menggunakan mobil sedan ayahnya. Mobil yang menjadi kendaraan mereka selama ada mamanya dulu.

Irsyad sampai di depan rumah Dasya dan segera mengetuk dan menemukan Dasya yang membuka pintu itu dengan sang bundanya disamping.

Irsyad kagum melihat Dasya kali ini begitu manis dan lebih dewasa tidak seperti Dasya biasanya. Irsyad berpamitan ke orang tua Dasya dan menggandeng Dasya yang gugup berjalan.

Didalam mobil tidak ada yang membuka suara. Hanya ada keheningan. Irsyad menunggu Dasya berbicara dan begitu juga Dasya yang menunggu Irsyad akan berbicara. Mereka berdua sangatlah polos. Ingin memulai pembicaraan saja saling menunggu.

Irsyad yang akhirnya mengeluarkan suara.

"Kamu hari ini sangat manis."puji Irsyad spontan memulai pembicaraan.

Dasya yang sedikit tersipu malu hanya menundukkan kepalanya dan tersenyum.

"Maroon warna kesukaan kamu?"tanya Irsyad.

"I-iya,"jawabnya gugup.

"Tapi gak terlalu suka banget sih."lanjutnya.

Irsyad hanya menganggukkan kepalanya.

"Kita mau kemana?"tanya Dasya.

"Liat aja nanti."

Mereka masuk ke dalam restoran yang terlihat dari jauh saja sudah indah, apalagi melihatnya dari dekat.

Dasya takjub melihatnya. Mereka menuju meja yang sudah dibooking Irsyad. Di meja sudah banyak lilin yang tertata rapi. Mereka dikelilingi dengan balon yang berbentuk love berada di empat sudut ruang itu.

Dasya dipersilakan Irsyad duduk. Makanan datang tanpa mereka memesan dahulu.

"Kamu uda booking tempat ini."tanya Dasya ketika pelayan itu sudah pergi meninggalkan mereka berdua.

"Jauh hari aku sudah merencanakan-nya."jawabnya santai.

"Sekarang nikmatilah dahulu hidangan ini."ujarnya.

Dasya mengerti dan segera melahap makanan yang sudah disediakan.

"Selesai."ucap Irsyad yang diangguki Dasya.

"Seperti waktu lalu sebelum kita ujian semester, aku rasa kamu tahu. Aku mau kita baikan kayak dulu lagi."ujarnya dengan lembut dan menumpukkan tangannya diatas tangan Dasya.

"Baikan?"Dasya menaikkan satu alisnya.

"Kita pacaran lagi, mau!"ungkapnya langsung.

"Gimana ya."Dasya masih menimang-nimang apa yang akan ia jawan saat ini. Jujur dia sangat menyayangi Irsyad bahkan mereka sama-sama takut kehilangan. Dasya ingin menerima tapi ada sesuatu yang mengganjal hatinya saat ini.

Struggle (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant