Part 46

8 4 0
                                    

Malam ini Irsyad akan bertunangan dengan Cici. Malam yang akan dihadiri klien, teman, dan sahabat ayahnya. Sudah pasti orang tua Dasya juga diundang. Apa yang harus Irsyad katakan nanti kepada ayah dan bunda Dasya. Irsyad yakin kalau Dasya belom memberitahu bundanya soal putusnya hubungan mereka. Karena Irsyad tau kalau Dasya tak ingin membuat orang memikirkan masalahnya.

"Syad, gak nyangka yah kita dipertemukan kembali dan tunangan hari ini."ucap Cici membuyarkan lamunan Irsyad. "Gak nyangka juga gue bakal hidup bersama orang penghianat kayak lo."balas Irsyad.

Cici terdiam. "Kamu tau kan kalau itu dulu cuman karena aku sakit."kata Cici memperingatkan Irsyad kembali.

Irsyad diam tak ingin menanggapi perkataan Cici tadi. Irsyad melihat pintu masuk. Menunggu orang yang akan datang. Apakah Dasya ikut bersama orang tuanya? Biasanya kalau acara begini mereka para pengusaha akan membawa keluarga mereka. Irsyad melihat lagi ke pintu masuk. Melihat perempuan yang mengenakan gaun Maroon yang senada dengan tasnya. Rambut yang terurai dan make up tak terlalu tebal. Irsyad sudah mengenali perempuan itu walau dari jauh.

Irsyad melihat Dasya yang datang dengan orang tuanya. Dasya bergabung dengan beberapa perempuan yang ada dimeja bundar. Ingin rasanya Irsyad menghampiri Dasya. Tapi itu hanya inginan yang tak mungkin.

"Dasya, datang. Apa dia gak tau kalau ini acara pertunangan kita. Pasti kalau dia tau pasti hatinya semakin sakit."bisik Cici ditelinga Irsyad. Irsyad hanya mengabaikan bisikan itu dan fokus melihat Dasya dari kejauhan.

"Baiklah. Selamat malam semua para hadirin yang terhormat."sapa Mc  diatas panggung.

"Langsung saja kita mulai acara yang paling ditunggu-tunggu yaitu kata sambutan bagi tuan rumah. Saya harap bapak Dinata Mahardika naik ke atas panggung."

Disisi lain Dasya sudah bosan melihat sebuah bangku istimewa disamping panggung  yang sudah diduduki Irsyad dan Cici. Dasya melihat wajah Irsyad yang tak nyaman, wajah yang terpaksa harus tersenyum senang. Ia melihat ayah Irsyad masih memberi salam dan menyebutkan banyak-banyak terimakasih.

"Diacara malam ini saya bukan hanya untuk pertemuan dan untuk menyerahkan jabatan saya ke anak saya yaitu Irsyad Mahardika. Tak hanya memberi jabatan disini saya juga membuat acara pertunangan anak saya dengan anak bapak Hariadi Cita. Semoga kalian semua yang disini selalu mendoakan untuk hubungan mereka ini. Langsung saja kita mulai yah."ucap Dinata dengan melirik ke arah keluarga Dasya yang sedang kebingungan.

Betapa terkejutnya Dasya mendengar hal itu. Ingin saja ia berlari keluar dan meninggalkan acara ini tapi, tak mungkin ia pergi dari sini begitu saja. Mata ayah dan bundanya sekarang meminta penjelasan namun Dasya hanya memberi kode dengan tangan silang.

"Uda en kalian?  Kok bisa?"tanya ayahnya heran. Dasya hanya bisa tersenyum getir lalu melihat ke depan. Acaran tukar cincin.

"Kamu bilang hari itu kan dia temannya Irsyad, Sya. Tapi kenapa sekarang dia tunangan sama Irsyad lalu kamu kenapa bisa putus sama Irsyad."ucap bundanyq heran.

"Anak saya tau mana yang terbaik buat dirinya."ucap seseorang dari belakang. Ketiga orang itu sontak melihat kebelakang mereka. Ayah Irsyad berbicara begitu dengan bangganya.

"Baguslah. Irsyad mendapatkan wanita yang terbaik."kata Farhan dengan menggenggam tangan anaknya Dasya.

"Silahkan nikmati acara ini."ucapnya lalu pergi.

"Dasar sombong."

"Bukan sombong Bun."

"Terus apa kalo bukan sombong?"

"Sok dia aja yang paling baik di dunia ini."jawab ayah Dasya lalu menarik kedua wanita yang sangat ia sayang itu keluar dari acara ini. Acara yang sangat manis namun pahit yang dirasakan anaknya.

Struggle (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant