Struggle (END)

Part 58 [END]

Lima tahun kemudian...

Lima tahun berlalu kehidupan rumah tangga Irsyad dan Dasya tidak ada perubahan. Mereka masih setia dengan perjanjian lima tahun yang lalu. Tidur dengan dihalangi guling masih berjalan, tidak ditemani pembantu dan mereka saling mandiri. Berbicara seperlunya. Tapi mereka sering merutuki diri mereka sendiri karena pagi telah tiba dan mereka saling memeluk. Irsyad yang merutuki karena dia yang sadar dahulu sebelum Dasya membuat istrinya marah langsung pergi ke dapur. Ke dapur hanya mengambil makanan karena merasa kesal dan badmood.

Irsyad tak menyangka jika Dasya tahan hingga lima tahun ini. Kenapa istrinya itu lama sekali jatuh cinta kembali. Bokap Irsyad yang selalu meminta cucu ke anaknya selalu saja ada tolakan karena terlalu cepat jawab Irsyad seadanya.

Hari ini mereka akan ke acara keluarga Irsyad. Ayahnya mengadakan sebuah pesta yang dihadiri keluarga besar Irsyad dan Dasya saja. Tak lupa juga para sahabat mereka semua. Acara dilangsungkan di sebuah gedung yang tak jauh dari rumah mereka.

Kini Dasya dan Irsyad sudah bersiap dengan pakaian couple. Dasya sengaja membuat kemeja Irsyad menjadi warna Maroon. Entah apa yang sedang direncanakan Dasya saat ini pikir Irsyad. Semoga kebaikan, dan semoga tidak hal yang buruk.

"Syad,"panggil Dasya pelan saat Irsyad lagi menyemprotkan parfum ke bajunya.

Irsyad mengernyitkan dahinya. Kenapa tumben sekali seorang Dasya memanggil dirinya. Biasanya juga memanggil seperlunya saja."Iyah kenapa?"

Dasya menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

"Kamu kenapa? Kamu mau ngomong pentingkan, yaudah ngomong aku gak marah kok." Irsyad menuntun Dasya agar duduk disofa.

Dasya menundukkan kepalanya Ia tak sanggup melihat wajah Irsyad yang sangat tampan itu. Tingkah Dasya membuat Irsyad menahan diri untuk tidak mencubit gemas istrinya itu.

"Kamu masih cinta aku gak sih. Kenapa selama lima tahun ini kamu gak mau ngapa-ngapain aku hah kenapa? Apa kamu masih cinta sama Cici. Atau kamu nikahi aku cuman hanya karena balas dendam. Kenapa kamu tega lakukan itu Syad. Kamu gak tau apa aku itu masih cinta kamu. Cinta bangettt."spontan Dasya berbicara dengan sangat cepat dan mengatakan semua kejujuran yang ada didalam hatinya saat ini. Sungguh dia menyesali ucapannya itu. Seharusnya dia tak mengatakan terlebih dahulu tentang rasa cinta dia kepada suaminya sendiri. Tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur. Biarlah hari ini akhir dari perjanjian konyol mereka.

Kata itu yang sangat ditunggu oleh seorang Irsyad Mahardika. Setelah sekian lama dia menunggu akhirnya Dasya bisa juga mengatakan  kejujuran fakta itu. Mata Irsyad berkaca dan mengelus pelan rambut panjang istrinya itu. Dia belum menjawab dia masih memandang istrinya dengan sangat takjub. Matanya seolah tak bisa berhenti menatap kecantikan  istrinya.

"Apa itu kebenaran sayang."hanya itu yang bisa Irsyad tanyakan.

Sejak melihat mata Irsyad berkaca-kaca itu membuat Dasya juga menumpahkan air matanya juga. "Maafkan aku yang telah banyak bohong. Maafkan aku yang sudah tidak memberikan kewajiban ku kepadamu. Maafkan ak...."Irsyad langsung menutup mulut Irsyad dengan jarinya.

"Ini bukan salah kamu. Jangan pernah meminta maaf kalo itu bukan salah kamu paham."

Dasya mengangguk patuh.

"Aku tanya sekali lagi, apakah yang tadi kamu ucapkan itu semuanya kebenaran?"

"Apa aku harus mengulanginya lagi?"

"Kamu tinggal menjawab iya atau tidak Micella."

"Iyah itu kebenaran yang aku simpan selama kita menikah. Setelah kita putus aku berpacaran sama Reynand disitu juga aku masih mencintai kamu. Bahkan saat pernikahan ku dengan Reynand yang ingin berlangsung disitu juga aku masih mencintai dirimu Irsyad. Aku berusaha keras melupakan mu dengan pacaran dan tunangan tapi tak bisa hatiku hanya milikmu. Aku juga berniat menikah dengan Reynand dan mencintai dirimu dalam diam tanpa sepengetahuan orang lain."Dasya tak sanggup lagi mengatakan semuanya dia langsung memeluk Irsyad dengan kuat begitu juga dengan Irsyad ia membalas pelukan istrinya itu tak kalah kuat.