Selama diperjalan menuju rumah Dasya. Irsyad merasa hari makin hari sifat Dasya makin pendiam. Biasanya dia kalau diajak ke tempat yang berbaur anak-anak pasti hatinya senang. Tapi, hari ini Dasya tidak seperti biasanya. Irsyad mengajak naik baling-baling, kora-kora, dan wahana lainnya Dasya menolak. Mereka hanya berjalan mengelilingi pasar malam itu, tanpa menaiki permainan yang ada.
Malam ini Irsyad akan pergi ke suatu restaurant bersama Cici. Cici minta ditemanin untuk mewakili acara pertemuan antara bisnis papanya. Irsyad sudah menolak, namun Cici datang kerumah Irsyad. Bagaimana mungkin ia menolak wanita yang sudah membantunya. Ahh, Irsyad seperti kehilangan akal lagi. Irsyad sudah menyuruh Bayu agar menemani Cici. Namun, Bayu tidak bisa, mau tak mau iya harus menemani wanita ini.
"Kamu uda siap?"tanya Cici saat Irsyad turun kebawah. Dia hanya menggangguk dan berjalan keluar terlebih dulu. Cici hanya menggerutu dibelakang karena Irsyad tak menggandengnya.
"Irsyad tunggu dong,"teriak Cici dari dalam.
Sesampainya di restaurant. Irsyad turun dan menunggu Cici turun. Cici berjalan kearah Irsyad seraya menggandeng lengan Irsyad. Irsyad hanya diam dan langsung masuk kedalam.
Didalam sudah banyak orang-orang pembisnis. Semua berstelan jas. Cici mengajak Irsyad ke pertemuan sang tuan rumah.
"Halo om! Aku Cici."Sapa Cici ke pria paru baya yang perutnya buncit.
"Oh Cici hai, kemana papi kamu sayang."tanyanya.
"Papi lagi ada urusan diluar kota om. Jadi Cici disini sebagai pengganti papi, gpp kan om?"
"Oh tidak apa-apa sayang! Silahkan nikmati makanan yang ada. Om akan menyambut teman-teman om yang baru datang." pamitnya langsung berjalan ke arah pintu utama. Cici menjawab dengan ramah.
"Syad, kamu mau makan apa? Disitu apa yang disini."tunjuknya kehidangan.
"Aku mau duduk aja."ucap Irsyad langsung duduk disudut ruangan yang bisa melihat semua orang yang datang. Mata Irsyad terbelalak ketika ia melihat kedua orang tua Dasya juga ada di acara ini. Irsyad bingung harus mengatakan apa kalau ia bertemu nantinya.
"Syad? Aku, kesana dulu yaa."Cici pamit. Irsyad menggangguk. Ia melihat kalau orang tua Dasya menuju tempat yang ia duduki sekarang. Irsyad berdiri saat Bunda Dasya tersenyum kearahnya.
"Irsyad, kamu juga ada disini ternyata! Mana ayah kamu, kok saya tidak melihat."tanya ayah Dasya.
"Ayah, gak datang om."
"Ohyah. Lalu kamu sendirian?"
"Irsyad bareng teman om." Farhan hanya mengangguk.
"Yasudah saya sama istri saya makan dulu yaa."pamitnya.
"Alhamdulillah."gumam Irsyad mengelus dadanya.
"Syad?"panggilan Cici begitu kuat hingga beberapa tamu melirik ke arah mereka. Cici datang dengan membawa satu gelas jus jeruk. Ia langsung memberikan ke Irsyad. Irsyad meneguknya hingga habis.
"Kata om tadi,disini ada acara dansanya! Kamu mau kan jadi pasangan aku?"lanjutnya. Entah setan apa yang merasuki Irsyad hingga ia mengangguk setuju.
Acara dansa sudah dimulai. Irsyad dan Cici berada diatas panggung. Mereka begitu serasi dimata para tamu-tamu. Mata Irsyad yang seakan-akan dihipnotis kalau dihadapannya ini adalah Dasya bukan Cici.
Semua orang pada mengambil barisan dan mengajak pasangan masing-masing dan mulai berdansa. Tapi, tidak dengan orang tua Dasya. Entah mengapa melihat Irsyad berdansa dengan perempuan lain membuat hati mereka sakit. Mereka memilih pulang daripada menyaksikan kejadian yang bisa menyakitkan hati anaknya.
VOUS LISEZ
Struggle (END)
Teen FictionKita saling mencintai Tapi, saling menyakiti. Karena kemauan keluarga kita begini. Entah ini jalan menuju dewasa atau kita memang tak ditakdirkan untuk bersama. Kita saling memiliki namun tak bahagia. Sama saja kita melukai orang yang kita miliki b...