Part 56

3 3 0
                                    

Baru saja aku mulai membanggakan mu ke orang-orang. Tapi, kenapa kau bisa memeluk wanita lain saat aku tidak ada.
:(


Saat ini Dasya sedang berjalan ditrotoar dengan wajah menunduk. Cewek itu memakai celana jeans dengan baju rajut berwarna hitam yang membuat dirinya semakin cantik bila memakai warna hitam. Rambut yang dikucir satu itu membuatnya semakin manis dan dengan ransel imut yang berwarna ungu muda itu.

Berjalan menunduk dengan ditemani heandset yang sedang memutar lagu kesukaannya yaitu dari Hivi yang berjudul pelangi.

Dia tak ingin menanyakan foto itu ke Reynand karena waktunya belum tepat. Dia berniat untuk tidak menanyakan tapi kenapa begitu sakit bila tak menanyakan. Dasya mengambil ponsel disaku jeansnya lalu mulai mengetik sebuah pesan untuk kekasihnya.

Me
Rey.
Kamu semalam kemana aja?
Aku dengar kamu jalan sama cewek.

Send

Read

Begitu cepatnya Reynand membalas pesan Dasya.

Reynand❤

Kamu yang kemana aja?  Aku kemarin ke cafe terus nelfonin kamu gak diangkat, yaudah aku ajak aja Cici buat nemenin aku. Terus itu aku gak ngapa-ngapain kok yang. Aku tetap sayang dan cinta kamu. Jangan dengarkan apa kata orang oke (:

Btw kamu dengar dari siapa?

Reynand sudah jujur. Lalu apa poto itu yang berbohong. Ah rasanga kepala Dasya  pusing memikirkan itu semalaman.

Akhirnya Dasya singgah disebuah kafe yang sepertinya baru buka. Masih sepi belum ada pelanggan yang datang. Ia pun melangkahkan kakinya ke cafe itu. Cafe yang di desain cukup sederhana, satu lukisan yang menarik perhatian Dasya yaitu lukisan rumah pohon yang sepertinya pernah Ia datangi. Tapi dimana? Rumah pohon itu tidak terlalu tinggi dan ditangganya masih ada perempuan yang sedang naik dan dibawahnya ada seorang laki-laki yang sedang memegang tangga itu seolah takut tangga itu goyang.

"Excuse me. Hmm, sepertinya kamu orang Indonesia?"tanya seorang perempuan yang memakai seragam pelayan. Tapi seragam itu tidak terlihat seperti pelayan jika tidak membaca nama cafe disebelah kantong kanannya.

"Iyah benar."jawab Dasya sedikit tersenyum. Akuilah bahwa Dasya memang sombong jika baru mengenal orang baru pria atau pun wanita sama saja.

"Wah kamu sangat beruntung."katanya dengan memegang kedua bahu Dasya senang dan melompat kegirangan.

Dasya mengkerutkan keningnya dan bertanya dalam hati kenapa perempuan ini berkata seperti itu. "Maksudnya."

"Ahh tidak apa. Sampai jumpa lagi. Aku akan melayani orang yang disana dahulu yah."Dasya mengangguk dan mencari tempat duduk yang mengarahkan pandangannya ke area jalan yang tak terlalu ramai itu. Hanya beberapa orang yang berjalan.

Dasya sudah memesan dan masih menunggu pesanannya itu ia membuka layar ponselnya dan segera menelepon kekasihnya itu.

"Kamu dimana."

"...."

"Ohiya, kamu jangan selingkuhin aku yah."

Struggle (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant