part 19

11 8 1
                                    

Foto sepasang kekasih yang sedang liburan. Dan yang terlihat laki-laki disitu yang mencium bawa bibir si perempuan. Mereka terlihat sangat bahagia. Dasya yang masih penasaran siapa yang ada difoto itu segera mengambilnya dan melihat bahwa itu adalah Irsyad dengan perempuan. Tapi siapa?  Dasya tak mengenalinya.

"Gimana cantik gak!" tanya Irsyad yang serius.

"Bangettt,"puji Dasya dengan matanya yang masi menatap foto yang ada bingkai.

Foto sepasang kekasih yang sedang liburan. Dan yang terlihat laki-laki disitu yang mencium bawa bibir si perempuan. Mereka terlihat sangat bahagia. Dasya yang masih penasaran siapa yang ada difoto itu segera mengambilnya dan melihat bahwa itu adalah Irsyad dengan perempuan. Tapi siapa?  Dasya tak mengenalinya.

"Sini fotonya. Pasti kamu ingin bertanya tentang perempuan ini siapa kan?"tanya Irsyad yang segera mengeluarkan album itu dan mengkuyak foto itu menjadi dua bagian satunya Irsyad dan satunya lagi Cici, Cici masa lalu Irsyad masih ingatkan. Yaa perempuan itu sangat cantik.

"Ini yang kamu mau tahu kan siapa perempuan itu? Ini dia, perempuan yang paling kejam didunia ini. Sampai hati dia meninggalkan seseorang tanpa alasan."lirihnya yang masih memandang foto Cici dan menjatuhkan foto itu kebawah.

Dasya mengambil foto yang tadi dijatuhkan Irsyad. Dasya mengamati foto Cici dengan saksama.

"Cantik yaa."puji Dasya yang masih menatap foto itu.

"Cantik luarnya aja, dalamnya enggak."Irsyad yang mengambil foto yang ditangan Dasya kemudian merobek foto itu menjadi 6 bagian.

"Kok dirobek?"

"Seperti hatiku yang robek, dan ini harus dirobek juga seperti dia yang telah merobek hatiku,"

"Tapi sekarang hati ini sudah utuh lagi karena kamu Micella."ucapnya dengan lembut dan senyum khasnya.

Wajah Dasya sudah seperti kepiting rebus.
Dia hanya menunduk, enggan untuk menghadap wajah Irsyad.

Irsyad memegang dagu Dasya dan kemudian menaikkan wajahnya. Sekarang Irsyad sudah sangat jelas melihat wajah Dasya yang merah merona.

"Kamu pake blush on merah banget deh, kayak tante aku."goda Irsyad yang mengusap pelan kedua pipi Dasya. Inginnya mengusap agar tak terlalu merah namun malah makin merah.

"Kok makin merah yaa?"katanya yang masih mengusap pipi Dasya.

"Ihh uda Syad, nanti pipi aku dikira orang kenapa-napa."urai Dasya yang menurunkan tangan Irsyad.

Irsyad hanya tersenyum menanggapinya.

"Kalo orang nanya, bilang aja alergi, kalo mereka nanya alergi apa kamu tinggal jawab alergi gombalan cowok ganteng."kekehnya dengan tersenyum kemenangan.

Dasya mati kutu. Tak bisa berkata apa-apa.  Dia hanya berjalan ke arah kursi goyang dan duduk.

"Di gombal dikit aja uda capek. Dasar cewek."timpal Irsyad.

"Aku dengar lo."

"Gpp biar kamu tau asli aku itu gimana."tandasnya.

Dasya menautkan kedua alisnya. Dia heran  apa sih maksudnya. Terlalu ribet.

"Asli?"beo Dasya yang menyebut kata itu.

Irsyad berjalan ke arah Dasya. Dia berlutut  didepan Dasya. Dasya yang menyadari segera berdiri, namun Irsyad mencegahnya.

"Kamu tau nggak, aku it-."ucapan Irsyad dipotong Dasya dengan menjawab dan gerakan gelengan.

"Nggak!"

"Kamu itu yaa polos banget, aku belum selesai ngomong Micella."

"Yaa aku kira tadi uda selesai, maaf yaa."sahut Dasya yang tersenyum malu.

Irsyad memegang kedua tangan Dasya dan berlutut dibawah. Irsyad masih memejamkan matanya agar dia bisa lebih santai untuk mengungkapkan isi hatinya. Semoga berhasil dan jawabannya semoga yang diinginkan.

Aminin dong.

"Micella kamu tau kan cinta dan sayang tak butuh alasan. Jadi aku mencintai tanpa alasan. Jadi mau kah kamu menjadi kekasihku! Dan aku tak akan meninggalkan kamu tanpa alasan apa pun."ungkapnya dengan tegas dan lantang. Irsyad melihat manik mata Dasya yang berkaca. Entah itu kesedihan atau kebahagiaan.

Dasya menghempaskan tangan Irsyad dengan kuat dan berbalik dan membelakangi Irsyad.

-----------------------------------------------------------------
Next👉

Struggle (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant